BAB 28

2.5K 205 24
                                    

Assalamu'alaikum, Bucinnestar!
Semangat terus ya. Sehat juga kalian.

Siap-siap overthinking guys!

****

Di Atas Meja––Payung Teduh

***

“Yang jatuh cinta di dunia fana.”

***

“Alsa ada Reynand.” Suara Umi menembus ke telinga Alsa yang sedang fokus membaca.

“Iya Umi sebentar.” Alsa bergegas mengenakan hijabnya dengan rapi.

Alsa keluar dari kamar dan menghampiri Reynand yang tengah duduk bersandar di kursi. Wajah Lelaki itu pucat, matanya pun terlihat sayu. Alih-alih Alsa berjalan dengan pikiran yang tidak tenang. Bersahabat sejak usia lima tahun dan berpisah selama lima tahun tidak membuat rasa peduli sesama menjadi beda. Alsa begitu khawatir dengan keadaan sahabat kecil yang kini ada di depannya.

Reynand menyadari kedatangan Alsa dan menyambutnya dengan senyuman. Senyum yang dulu selalu membuat Alsa bahagia jika melihatnya.

“Rey, gimana keadaan kamu?” tanya Alsa merasa khawatir pada Reynand.

“Maunya gimana?” Bukannya menjawab Reynand malah balik bertanya.

“Sehat, dong.” Alsa mengulas senyum. Ia menjawab dengan penuh harapan.

“Alhamdulillah, sehat Alsa.”

Mendengar jawaban dari Reynand, Alsa menggeleng tidak percaya. Terlihat jelas kalau Reynand sedang menahan sakit sekarang.

“Aku tahu kamu lagi bohong. Wajah kamu pucat,” tukas Alsa. Sangat tidak suka jika Reynand berbohong tentang keadaannya.

Reynand tertawa. Setelah melihat Alsa memajukan bibir, cemberut. Reynand berhenti tertawa. “Beneran sehat, Al. Udahan cemberutnya, jelek,” ejek Reynand melihat Alsa yang masih cemberut.

“Iya deh.” Alsa mencoba tersenyum untuk menghibur Reynand. “Kamu mau ngapain ke sini?” tanya Alsa penasaran.

"Kangen."

Alsa sontak terkaget. Sungguh jawaban Reynand diluar dugaan.

"Mukanya biasa aja," ujar Reynand yang menyadari keterkejutan Alsa.

Alsa berdecak kesal. "Lagian kamu sih," ucapan Alsa terpotong karena Reynand.

"Apa?" Reynand mengangkat dagunya. Terlihat seperti orang songong yang menjengkelkan bagi Alsa.

"Ngomongnya ngawur." Alsa memutar bola mata malas.

"Marah ..." goda Reynand tidak ada habisnya. Memang sedari dulu hobinya menggoda Alsa, dan tidak akna pernah berubah meski sempat berpisah lama.

"Sebel," ujar Alsa kesal.

"Kamu udah jadi ukhti-ukhti masih aja suka marah," ujar Reynand. "Nanti dapat jodohnya lama." Reynand memperlihatkan wajah kocaknya untuk Alsa. Hal yang dulu selalu dia lakukan saat sahabatnya marah.

"Rey sok tau." Alsa membalas Reynand dengan wajah kocaknya juga.

Reynand tertawa. Dia senang bisa membuat suasana persahabatannya kembali seperti dulu. Tidak ada kecanggungan, namun saling menjaga batasan.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang