BAB 27

2.6K 214 37
                                    

Assalamu'alaikum, Bucinnestar!
Semoga harimu menyenangkan.
Sudah siap liat kebucinan Rian?

Bantu share ♥️ votmen ya.
Aku butuh support sistem xixi.

Selamat ber-overthinking!

****

Halu – Feby Putri

***

Jika mencintaimu melanggar takdir Tuhan, lantas bagaimana aku bisa memilikimu?

– Tentang Kita –

"Lo ganggu waktu gue," ujar Rian penuh tekanan. Malas sekali berurusan dengan gadis berkacamata di depannya –– siapa lagi kalau bukan Disya Atmaja.

"Sorry Kak kalo Disya ganggu. Disya cuma mau bilang kalo Disya balikan sama James." Disya menundukkan kepalanya dengan perasaan cemas. Takut jika Rian akan memarahinya.

"Lo gila?!" Mata Rian menyalang tajam. Tidak habis pikir dengan Disya yang mengambil keputusan sefatal itu.

"Gara-gara James lo hampir mati Dis," lanjut Rian marah. Sebenarnya ia malas mengingat hal bodoh itu. Sama sekali tidak berguna.

Dua tahun lalu saat Rian pulang dari basecamp, ia tak sengaja bertemu dengan Disya yang hendak bunuh diri di jembatan, sungguh. Karena panik Rian pun mencegah aksi Gadis itu di tengah gelapnya malam. Disya meronta dan menangis, ia memeluk Rian tanpa permisi. Rian pun merasa prihatin dan berusaha menenangkan Disya saat itu. Kemudian mengantar Disya pulang ke rumah.

Sejak saat itu Disya dan Rian menjadi dekat. Bukan, bukan Rian yang mendekati, melainkan Disya yang terus mengganggu hidupnya. Keluarga Disya terus memaksa Rian untuk menjaga Disya, sampai-sampai Disya dimasukkan ke sekolah yang sama dengan Rian. Karena insiden bunuh diri yang urung terjadi itu membuat Rian menjadi terikat dengan keluarga Disya. Rian sama sekali tidak menyesal telah menolong Disya, namun Rian tidak mau jika terus dipaksa untuk menjaganya. Bahkan Nenek Disya terus saja menjodohkan Rian dengan cucunya. Rian hanya mencintai Alsa, selalu.

"Ini semua gara-gara Kak Rian. Kak Rian udah nolak cinta Disya." Akhirnya Disya menatap Rian dengan lekat. Wajah putihnya berubah merah padam.

"Gue? Lo bilang gue yang salah?" Nada bicara Rian merendah dari sebelumnya. Ia mati-matian menahan emosi di depan gadis yang membuatnya bingung.

"Perlu berapa kali gue bilang kalo gue enggak suka sama lo? Lo lupa Dis?" tanya Rian menggebu-gebu.

"Disya salah apa sama Kakak? Semenjak kenal Alsa, Kak Rian berubah." Disya tak lagi diam. Gadis itu mengeluarkan keluhannya yang terpendam selama ini.

Rian menggeleng tak habis pikir. "Jangan bawa-bawa Alsa, lo sama dia beda," ujar Rian tak suka jika Alsa dibawa-bawa.

"Kak Rian sama Alsa itu beda agama. Disya yakin kalian enggak bisa bersama," tukas Disya tidak mau kalah, selalu begitu. Tidak pernah berubah.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang