Terancam 'Bahaya'

18.9K 1.6K 75
                                    


"Kenapa lesu begitu? Kau lapar?" Tanya David duduk di sebelah Eky.

Temannya itu nampak tak seceria dan seberisik biasanya. Dan kemungkinanya hanya ada dua, sedang ada masalah atau sedang lapar. Kemungkinan kedua lebih sering jadi penyebabnya.

"Hm.. Aku sedang terancam bahaya." Jawab Eky lemas, dengan dagu menempel meja menatap kosong ke arah ponsel yang dipegangnya.

"Terancam bahaya? Apa yang terjadi?" Tanya Rio duduk di depan meja Eky, ia nampak khawatir.

Eky diam sejenak menatap Rio di depannya. Sebentar kemudian bangkit dengan menggebrak meja.

"Ini salahmu." Katanya menunjuk Rio.

David memegangi dada saking kagetnya.

"A-apa salahku?" Tanya Rio jadi takut.

"Kau ingat Lisa kan? Gadis yang kau kenalkan padaku tempo hari?" Tanya Eky.

Rio mengangguk masih ketakutan. Takut Dirinya punya salah yang tidak Ia sadari.

"Dia membuat hidupku tak tenang." Lanjut Eky.
"Aku merasa, seperti aku ini akan dinodai olehnya." Curhat Eky dengan dramatis, yang kemudian menelungkup lesu di mejanya.

"Apa? Hahahaha..." David dan Rio tertawa mendengarnya.
Mereka pikir sesuatu berbahaya yang dimaksud Eky mungkin ancaman, teror, atau penganiayaan lainnya.

"Jangan tertawa! pasti Kau yang memberikan nomor ku padanya kan?" Kata Eky menepuk lengan Rio. Kemudian menunjuk-nunjuk batang hidungnya.

"Iya, memangnya kenapa?" Jawab Rio percaya diri. Merasa tak masalah dengan itu.

"Teganya.." kata Eky singkat dengan kesalnya. Membuat teman-temannya tak kuasa untuk kembali tertawa.

"Memangnya apa yang Dia lakukan padamu sampai Kau begini bahagianya?" Tanya David berusaha memahami keresahan sahabatnya itu.

"Iya, Kau ini kenapa? Dia kan cantik, Dia juga Hot. Harusnya kau senang ku kenalkan dengan Dia." Kata Rio menambahi.

"Senang apanya, Dia terlalu Hot buatku." Keluh Eky.

"Dia mengirim pesan nakal padaku setiap hari, dan pada jam-jam malam saat aku sudah malas menanggapi pesannya ia akan mengirim...." Eky berhenti sejenak, nampak ragu, dan nampak sedang mencari kata yang tepat.
"Foto." Kata Eky sedikit berbisik, seolah 'foto' itu hal tabu untuk dibicarakan.

"Apa? Foto?" Tanya David tidak begitu paham dengan ketabuan kata tersebut.

"Ck... Jangan buat aku memperjelas itu." Kata Eky tidak ingin membahasnya lebih detil.

David dan Rio saling pandang dan berfikir lebih keras.

"Apa maksudmu adalah Foto 'itu'?" Tanya Rio mengayunkan dua jarinya saat mengatakan 'itu'.

Eky mengangguk sedih.

"Coba lihat! Kirimkan padaku!!" Kata Rio dengan antusias merebut ponsel ditangan Eky.

Karena Rio melakukannya dengan tiba-tiba, Butuh beberapa saat bagi Eky untuk menyadari situasinya. Dan kemudian.

"Tentu saja aku sudah menghapusnya, dasar bodoh!!" Kata Eky merebut kembali ponselnya.

"Apa? Menghapusnya? Sayang sekali." Kata Rio kecewa.
"Kenapa Kau malah sedih dengan itu? Kau harusnya senang." Protesnya kemudian.

"Tidak semua orang punya pikiran se-mesum dirimu." Kata Eky dengan geram memukul kepala temannya itu.

Rio mengeluh kesakitan sembari mengusap kepalanya. Diakuinya memang Dia lebih mesum dari teman-temannya yang lain.

"Dan tiap kali berpapasan dengannya, tatapan matanya padaku seolah-olah ingin memelanjangiku di tempat." Cerita Eky.

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang