Rasa yang Berubah

8.9K 827 11
                                    

Kini Karin yang mengalihkan pandangannya. Enda kelihatan serius, tapi Karin tidak berani mempercayainya.

"Aku juga.." kata Enda pelan.
"Benar-benar cemburu saat melihatmu di rumah Eky waktu itu." Lanjutnya.

Dada Karin terasa semakin sesak. Enda kelihatan makin serius. Karin jadi ingat hari itu, satu hari setelah ia menjenguk Eky. Enda menariknya ke gudang dan merajuk disana. Karin menarik nafas dalam berusaha membuang jauh-jauh kenangan itu.

Kini mencoba untuk mengingat-ingat wajah ceria Eky saja. Senyumnya, juga tatapan lembutnya ketika mencoba menenangkan dirinya disaat yang paling menyakitkan. Berusaha untuk tidak goyah gara-gara perasaan Enda yang entah bisa dipercaya atau tidak.

Karin berdehem, meloloskan tenggorokannya yang tiba-tiba terasa serak.
"Aku... Memaafkanmu." Kata Karin.

Terukir senyum di bibir Enda. Ia menatap Karin bahagia, tak menyangka Karin akan mengatakannya.

"Tapi perasaan mu itu." Lanjut Karin.
Balas tersenyum menatapnya.
"Aku tidak bisa lagi membalasnya." Kata Karin.

Senyuman di wajah Enda meredup.

"Aku benar-benar... Memilih Eky kali ini." Tambah Karin mengangguk yakin.

Enda tersenyum kecut. Lalu mengangguk mengerti. Jadi disini lah Akhir-nya.
Ia kemudian tertawa pelan.
"Tak ku sangka, ini benar-benar menyakitkan." Gumamnya seolah tak percaya bahwa dirinya pun bisa merasakan sakit hati.

Karin tak lagi mengatakan apapun. Terus menyematkan Eky dalam kepalanya. Menguatkan hatinya agar tidak terhanyut dalam kenangan lain bersama Enda.

Sebentar kemudian Eky muncul dari pintu kelas bersama David. Terkejut mendapati Karin sedang duduk bersama Enda disana. Karin tersenyum, benar-benar lega melihat ia akhirnya muncul. Senyuman lega itu juga melegakan Eky dan David yang tadinya sempat khawatir.

Eky mendekati mereka. Dengan masih duduk, Karin melingkarkan kedua tangannya di pinggang Eky yang berhenti tepat di depannya. Cepat saja merasa tenang berada disana.

Eky menunduk menatap Karin heran. Tak biasanya Karin bersikap manja. Tapi ia menyukai itu juga. Ia Mengelus rambut Karin dan tersenyum.
"Kau sangat merindukanku?" Tanyanya.

Karin mendongak menatapnya. Ia lalu tersenyum dan mengangguk.

Eky tersenyum senang, karena sangat jarang Karin bersikap semanis ini dengannya. Dan David benar-benar lega melihat itu.

Enda berdiri menyodorkan kunci pada Eky.
"Ibu menitipkannya padaku." Katanya.

Eky tertawa. Itu adalah kunci rumahnya.

"Maaf jadi merepotkan." Kata Eky menerimanya.
"Padahal tidak apa. Aku bisa main ke rumahmu atau ke rumah David dulu." Lanjutnya.

Enda tersenyum saja.
"Aku duluan." Katanya berpamitan.

Eky mengangguk.
"Terimakasih." Katanya.

Enda melambaikan tangan tanpa melihatnya.

Setelah Enda pergi, barulah David menghampiri Karin dan Eky. Eky kembali menunduk, tersenyum menatap Karin yang masih merangkulnya.

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Eky.

Karin mendongak balas menatap Eky. Mengangguk.
"Dia minta maaf padaku." Jawab Karin.

Eky mulai khawatir. Karena ini berarti cukup serius.

"Dia bilang dia sudah berubah. Dan katanya, dia benar-benar menyukaiku." Lanjutnya.

Eky dan David saling pandang, sama terkejutnya mengetahui itu.

Eky kembali menatap Karin.
"La-lalu?" Tanya Eky penasaran juga ketakutan. Takut Karin akan kembali lagi pada Enda.

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang