Karin baru saja melewati gerbang sekolah saat dia melihat sosok berambut gondrong itu. Enda segera saja menyadari kehadiran Karin. Dia berhenti berjalan dan tersenyum dengan ramah.
"Pagi." Sapanya.
Langkah Karin terhenti, tak menduga sapaan itu. Mereka belum bertemu lagi sejak kejadian hari itu, dan ini jadi canggung baginya. Padahal Enda nampak bersikap biasa saja.
"Pagi." Jawab seseorang merangkul Karin sambil melambaikan tangan pada Enda.
Enda membalas lambaian tangan Eky lalu berbalik dan kembali berjalan. Karin baru ingat kalau mereka berdua, Eky dan Enda memang saling kenal.
"Apa yang Kau lakukan?" Kata Karin melepaskan rangkulan itu dari lehernya dan Kembali berjalan.
"Kau ini kenapa? Orang pacaran kan memang seperti ini." Kata Eky kembali merangkulnya.
"Masih terlalu pagi untuk pacaran."
"He??" Eky menyadari ada yang aneh.
"Oh benar juga, Kau kan suka sama Enda." Katanya melepaskan rangkulannya.
-terlambat-
"Ja-jangan seenaknya saja menyimpulkan."
"Eh? Salah? Jadi hari itu Kau mencium Enda bukan karena Kau menyukainya tapi karena Kau memang bisa mencium siapa saja 😱." Eky histeris dengan kesimpulan yang dibuatnya sendiri.
Karin berhenti berjalan mengatur nafasnya yang jadi berat karena menahan kekesalan dalam hatinya.
"Ada apa?" Tanya Eky ikut berhenti.
"Kau ini benar-benar menyebalkan 😫." Teriak Karin agak keras lalu berlari.
"Apa Aku mengatakan hal yang salah?" Tanya Eky pada dirinya sendiri.
*
Jam istirahat Karin masih saja terpikirkan kejadian singkat tadi pagi. Karin tak sempat memikirkan Enda saat menerima kesepakatan dengan Eky kemarin. Dan baru saja Enda melihat Eky merangkulnya. Apa yang Enda pikirkan tentang dirinya sekarang?. Sehabis mencium satu cowok lalu jadian dengan cowok lain.
"Itu benar-benar tidak seperti diriku." Keluh Karin meratapi dirinya sendiri.
"Karin Kau kenapa?" Tanya Bela menepuk pundaknya, bingung.
Karin baru menyadari kalau mengatakannya dengan suara keras. Dan segera saja merasa malu.
"Hehe... Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja." Jawab Karin tersenyum dengan bodohnya.
"Telingamu itu berfungsi apa tidak sih..." Kata Eky geram tiba-tiba mengunci leher karin dengan lengannya.
"Ap-apa? Apa salahku?" Kata Karin berusaha melepaskan diri.
"Eky dari tadi memanggilmu." Jawab Bela menjelaskan.
"Cepaat... Aku lapar." Kata Eky menarik Karin untuk berjalan.
"Bela, Aku duluan." Teriak Karin masih sempat berpamitan.
Diluar kelas, Rio dan David juga sedang menunggu mereka.
"Yha... Bukannya Kau terlalu kasar pada pacarmu?" Tanya David mengkhawatirkan Karin.
"Itu karena Dia sedang lapar." Kata Rio menertawakan.
"Apa dia memang seperti ini kalau lapar?" Tanya Karin yang akhirnya dilepaskan.
David dan Rio mengangguk dengan kompak.
"Kalau begitu jangan buat dirimu terlalu lapar." Kata Karin meninju pinggang Eky pelan.
"Bukannya itu salahmu?" Kata Eky kembali mengunci leher Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Girlfriend [END]
Ficção Adolescente- Cerita pertama saya di wattpad - Karin tiba-tiba didatangi oleh Eky cowok paling populer di sekolah yang memintanya untuk jadi pacar. Karin yang sejak awal tak tertarik langsung menolaknya. Tapi Eky punya rahasia yang membuat Karin tak punya pilih...