"Kau tidak punya pilihan." Kata Eky tersenyum licik, memperlihatkan sesuatu yang ada dalam ponselnya.Mata Karin membesar melihatnya, dan seketika tubuhnya gemetar.
Baru saja Karin ingin mengambil ponsel di hadapannya itu, sebelum Eky telah lebih dulu menjauhkan ponsel itu dari jangkauannya. Kartu As telah dikeluarkan Eky. Dan Dia sudah dipastikan memenangkan permainan ini.
"Menurutku video ini cukup menarik." Kata Eky mengantongi kembali ponselnya.
"Mengingat Aku ini cukup populer. Kurasa ini akan dengan cepat menjadi viral di sekolah." Lanjutnya.
"Tapi sebelumnya, ada yang ingin kutanyakan padamu." Kata Eky mendekatkan wajahnya.
"Apa Kau punya kebiasaan untuk mencium cowok yang tidur di depanmu?" Tanyanya tersenyum menggoda.
"Apa kalau Aku tidur di depanmu, Kau juga akan menciumku?" Tanyanya lagi, membuat Karin merasa direndahkan.
"Apa mau mu sebenarnya?" Tanya Karin kesal.
"Sudah kubilang, Aku ingin kita pacaran. Jadilah pacarku dan aibmu akan aman." Kata Eky.
Menurut Karin Eky memang benar. Ia tidak punya pilihan. Video itu memang aib baginya. Dan jika membayangkan video itu benar-benar tersebar. Pasti akan banyak orang di sekolah ini yang membully Dirinya. Lebih mengerikan cowok-cowok nakal di sekolah akan memperlakukannya selayaknya cewek murahan. Kini Dia benar-benar menyesali apa yang telah Ia lakukan kemarin.
"Apa sudah ada orang lain yang melihat video itu?" Tanya Karin perlahan.
Eky menggeleng.
"Hanya Kita berdua." Katanya."Dan begitu pun hubungan Kita nantinya." Lanjut Eky.
"Apa maksudmu?"
"Kau hanya perlu bersikap seperti pacarku ketika di sekolah, atau hanya ketika ada orang yang melihat saja." Terangnya.
Karin justru khawatir. Kenapa juga seorang Eky cowok keren nan populer ini membutuhkan seorang pacar bohongan. Sepertinya dia bisa saja dengan mudah mendapatkan pacar sungguhan. Apa jangan-jangan dia ini sebenarnya gay?
"Itu artinya kita tidak benar-benar pacaran kan?" Tanya Karin memastikan.
Eky diam sebentar, berpikir. Lalu mengangguk.
Menjadi pacar bohongan nampaknya tidak akan begitu buruk, Karin pikir ia nantinya bisa mencuri-curi kesempatan untuk menghapus video itu dari ponsel cowok ini saat sedang bersamanya.
"Berapa lama aku harus melakukannya?" Tanya Karin.
"Hm... Berapa lama ya..." Kata Eky belum sempat memikirkannya sampai disitu.
"Sampai aku bilang Kau sudah boleh berhenti." Jawab Eky tersenyum tanpa rasa berdosa.
"Mana bisa begitu, berikan batas waktu yang jelas." Protes Karin.
Senyuman di bibir Eky meredup.
"Apa Kau tidak memahami situasimu? Sudah ku bilang kan? Kau tidak punya pilihan."jawab Eky.Cowok ini benar-benar tidak semanis wajahnya. Dia kelihatannya ramah dan ceria, tak di duga ada sifat jahat seperti ini di dirinya. Memang benar kata orang kalau tidak ada manusia yang sempurna. Dan benar juga pepatah mengatakan untuk tidak menilai buku dari sampulnya.
"Kau akan menghapus video itu setelah kulakukan tugasku?" Tanya Karin.
Eky mengangguk dengan yakin.
"Yah kurasa itu cukup adil." Kata Eky."Apa jaminannya bahwa Kau tidak akan berbohong?" Tanya Karin lagi.
"Hm..." Eky nampak berpikir sejenak, meletakkan ibu jari dan jari telunjuk di dagunya sembari mondar-mandir. Sebentar kemudian dia berhenti berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Girlfriend [END]
Teen Fiction- Cerita pertama saya di wattpad - Karin tiba-tiba didatangi oleh Eky cowok paling populer di sekolah yang memintanya untuk jadi pacar. Karin yang sejak awal tak tertarik langsung menolaknya. Tapi Eky punya rahasia yang membuat Karin tak punya pilih...