Kebohongan

9.4K 844 14
                                    


Laki-laki itu mengambil tangannya dari menapak pada dinding. Menatap David dari atas sampai bawah.

"Kau siapa?" Tanya laki-laki itu tampak kesal kesenangannya diusik.

"Kenapa? Kau ingin berkenalan denganku? Apa kau itu gay atau semacamnya? Yang benar saja. Aku masih normal. Aku tidak tertarik padamu." Jawab David berhenti tepat di depannya.

"Kau ini bicara apa?" Tanya laki-laki itu bingung, jadi makin kesal.

"Apa? Memangnya aku bicara apa?" Kata David justru balik bertanya.

Laki-laki itu semakin tak mengerti. Menurutnya David bersikap tidak seperti manusia(?) Pada umumnya.

"Pergilah." Seru laki-laki itu mendorong David kasar. Sudah kehilangan kesabaran.

David tersenyum sengit.
"Kau tidak akan suka dengan apa yang akan aku lakukan jika pergi sekarang." Gumamnya percaya diri.

Laki-laki itu menatap David penuh tanya.

"Menurutku, apa yang kau lakukan itu termasuk pelecehan seksual." Kata David.
"Kau bisa dipenjara selama 7 tahun. kau tahu?" Lanjut David.

Laki-laki itu tertawa dengan ocehan tak jelas David.

"Aku sudah merekam apa yang kau coba lakukan padanya." Kata David. Sedang menyesal karena tidak benar-benar melakukan itu tadi.

Tapi mata Laki-laki itu terbelalak mendengarnya. Sepertinya mempercayai David. Dia mendekati David nampak sangat kesal. Hampir saja meninju David  saat sudah lebih dulu David menahan dadanya dan berkata.

"Kau sebaiknya menjaga sikapmu." Kata David tersenyum. Berusaha tetap terlihat percaya diri walaupun sebenarnya sedang amat goyah.

Untungnya benar-benar berhasil menakutinya. Laki-laki itu diam, mengurungkan niatnya untuk memukul David.

David mengulurkan tangannya ke arah Jani. Berharap Jani mau meraihnya. Jani masih tak menyangka David ada disini menolongnya. Ia menatap uluran tangan itu sesaat. Melirik laki-laki itu sekelebat lalu meraih tangan David secepat yang ia bisa.

"Jangan ganggu dia lagi kalau tidak ingin berada dalam kesulitan." Kata David kemudian cepat-cepat membawa Jani pergi dari sana.
Sudah tidak tahan berpura-pura percaya diri sedangkan sebenarnya ia pun ketakutan.

"Kau..." Kata David saat mereka sudah cukup jauh.
"Apa baik-baik saja?" Tanya David menatap Jani khawatir.

Jani nampak tidak baik. Tapi ia mengangguk.
"Terima kasih." Katanya.

David mengangguk, cukup lega dengan jawaban Jani.
"Apa dia sering melakukannya?" Tanya David kemudian.

Jani terdiam, kelihatan ragu untuk menjawab.

"Aku serius. Menurutku itu tadi termasuk pelecehan seksual. Jangan menyimpan ini sendirian. Laporkan saja!!" Kata David kembali khawatir.

Jani menatapnya. Baginya ini tidak semudah itu.

"Apa dia mengancammu atau semacamnya?" Tanya David penuh selidik.

Jani tersenyum masam.
"Tidak apa. Aku yakin dia tidak akan berani menggangguku lagi. Selama kau punya Video itu, kurasa aku aman." Kata Jani.

David tertegun mendengarnya. Dia menelan ludah.
"Mm.. maaf harus mengatakan ini." Kata David perlahan.
"Aku tidak ingin berbohong padamu." Lanjutnya.
"Tapi Video itu, tidak ada." Jelas David.

Jani menatap David amat terkejut.

"Aku tidak merekamnya. Aku tidak menyangka situasinya akan jadi seperti itu. Tadinya ku pikir kalian memang punya hubungan asmara atau semacamnya." Jelas David turut menyesal.

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang