Masalah Serius

9.2K 825 7
                                    


"Hey.. ini tidak lucu! Aku pernah merasakannya juga, ini tidak semenyenangkan kelihatannya." Kata Eky
"Puluhan chat dari gadis tak kukenal masuk setiap malam. Terlalu sungkan untuk mengabaikannya ataupun memblokir nomornya. Tapi terlalu melelahkan jika harus membalasnya satu persatu." Jelas Eky.

David mengangguk menyetujui. Kemudian mendasarkan lengan dan dagunya di meja kantin.

"Sekarang aku tahu kenapa dulu kau kelihatan bahagia saat bersama Karin walaupun tidak benar-benar pacaran dengannya." Gumamnya.

"Apa maksudmu?" Tanya Lisa heran.

"Tidak benar-benar pacaran?" Tanya Jani juga terkejut menatap David.
Lalu menatap Karin dan Eky bergantian berharap mereka juga mau menjawab pertanyaannya.

David baru sadar telah keceplosan. Menatap Eky penuh penyesalan. Eky memejamkan matanya kesal tapi mau tak mau memaafkannya karena sudah terlanjur.

"Apa maksud mereka?" Tanya Lisa menatap Rio.

Rio menggeleng, dia memang tidak tahu apapun tentang ini. Setahunya Eky waktu itu ingin punya pacar. Tapi tidak tahu kalau mereka tidak benar-benar pacaran.

"Sebenarnya, dulu aku dan Eky tidak benar-benar pacaran." Kata Karin menatap Lisa dan Jani bergantian.

"Se-serius?" Tanya Jani benar-benar terkejut.

Karin mengangguk.

"Jangan-jangan waktu kami memukulimu waktu itu...." Lisa tak melanjutkan pertanyaannya karena Karin sudah menjawabnya dengan anggukan.

Eky tertawa mengingat kejadian itu.
"Makanya waktu itu aku tidak percaya padamu waktu kau bilang Karin yang mencari-cari masalah." Kata Eky.
"Dia sebenarnya bukan pacarku, jadi dia tidak peduli jika aku didekati gadis lain atau sebagainya. Makanya tidak mungkin Karin yang menyulut api waktu itu." Jelas Eky.

Lisa manggut-manggut paham.
"Dan ternyata itu Teman-nya Karin." Kata Lisa sungguh muak saat menyebut Bela sebagai Temannya Karin.

"Aku merasa semakin bersalah sudah memukuli Karin." Gumam Jani masih menunjukan raut terkejut di wajahnya.

Lisa mengangguk menyetujui.
"Dia bahkan bukan pacar sungguhan. Dan kita memukulinya." Tambahnya yang kemudian tertawa.

Karin tersenyum merasa lucu juga.
"Tidak apa. Lagi pula setelah itu kita justru jadi teman dekat." Kata Karin.

Lisa dan Jani tersenyum mengangguk menyetujuinya juga.

"Setelah ku ingat-ingat lagi. Sekarang semuanya jadi masuk akal." Gumam Lisa.
"Pantas saja saat Eky sakit waktu itu Karin kelihatannya tidak begitu khawatir. Juga waktu Eky bersama Dinda, Karin tidak kelihatan cemburu. Waaah benar-benar masuk akal sekarang." Kata Lisa menerawang.

Karin tersenyum juga kalau mengingatnya kembali. Walaupun sebenarnya tidak benar juga kalau disebut tidak cemburu saat Eky bersama Dinda.

"Dan kalian meninggalkanku sendirian waktu kalian bilang mau menjenguk Eky bersama-sama." Kata Karin kembali kesal mengingatnya.

"Apa? Jadi waktu itu kau sebenarnya tidak datang sendirian?" Tanya Eky terkejut menatap Karin.

"Tentu saja tidak. Mana mungkin aku tahu rumahmu." Jawab Karin menyenggol lengannya pelan.

Lisa tertawa.
"Terus apa yang kalian lakukan setelah itu?" Tanyanya.

"Tentu saja tidak melakukan apa-apa." Jawab Karin.

"Aku merasa tertipu." Gumam Rio.
"Kenapa kau cuma memberitahu David. Tidak memberitahuku juga?" Protesnya kemudian memukul lengan Eky.

Eky mencoba menghindarinya.
"David tahu sendiri. Dia sudah lama curiga. Sejak awal dia tidak yakin kalau aku dan Karin benar-benar pacaran. Ya wajar saja kalau akhirnya dia tahu yang sebenarnya." Jawabnya.

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang