Enda membawa Karin ke tempat biasanya. Tempat sepi di belakang gudang.
"A-ada apa?" Tanya Karin saat Enda sudah berhenti berjalan.
Enda berbalik menatapnya. Tak mengatakan apapun. Mereka hanya diam dan saling menatap beberapa saat.
Enda menghela nafas pendek. Kelihatannya sedang meredakan kekesalan. Kemudian menarik kepala Karin dengan kedua tangannya. Mengulum bibirnya.
Itu cukup mengejutkan bagi Karin. Apa Enda menariknya kesini untuk ini? Ini terasa sedikit menegangkan. Rasanya seperti ia sedang selingkuh. Padahal dia dan Eky tidak benar-benar pacaran.
Dengan masih menciumnya, Enda mendorong Karin hingga tersandar dinding gudang. Sesaat kemudian melepaskan bibirnya. Karin menatapnya dengan sedikit bingung, karena Enda belum mengatakan apapun dari tadi.
"Aku merasa lebih baik sekarang." Kata Enda mengelus leher Karin. Dengan mata menatap ke arah yang sama.
Karin masih tak mengerti maksudnya. Ia diam saja memandangi wajah Enda yang kini memang kelihatan lebih baik dari sebelumnya. Tatapan matanya kelihatan lebih tenang sekarang.
"Rasanya kesal sekali kalau ingat yang kemarin." Jelas Enda merajuk. Masih memandangi tangannya sendiri yang kini bermain dengan rambut Karin.
Kini Karin mengerti. Ini soal Eky yang menciumnya kemarin, tapi ia tak tahu harus berkata apa tentang itu. Itu bahkan bukan keinginannya. Hanya keusilan Eky yang menjengkelkan lainnya. Meski begitu harusnya itu terlihat wajar bagi Enda.
"Tapi Eky memang pacarku." Jawab Karin.
Enda menatap mata Karin. Kini kelihatan kembali kesal.
"Itu tidak membuatku merasa lebih baik." Katanya.Karin mengalihkan pandangannya tak mau menatap Enda. Ia sedang berusaha untuk tidak tersenyum. Senang mengetahui Enda cemburu.
"Kenapa malah tersenyum begitu?" Tanya Enda.
Sepertinya Karin baru saja gagal menyembunyikan kegembiraannya.
Karin menggelengkan kepala.
Melihat Karin berusaha menahan senyumnya itu, Enda jadi ikut merasa lucu.
"Apa? Katakan padaku! apa yang lucu?" Tanyanya setengah tertawa.
Karin kembali menggelengkan kepalanya.
"Kenapa? Kau senang melihat aku cemburu?" Tanya Enda lagi.
Karin tersenyum tidak menjawab.
Enda menghela nafas, lalu duduk di bangku biasanya.
"Padahal aku benar-benar kesal." Gerutunya.
Karin tersenyum menatap Enda. Wajah Enda benar-benar imut saat ia kesal.
Lalu ikut duduk di sebelahnya."Menjadi orang kedua benar-benar menjengkelkan." Keluh Enda.
"Kapan kau akan putus dengan Eky?" Tanya Enda menatap Karin.
Karin mengangkat kedua pundaknya bersamaan.
"Hubungan kalian bahkan kelihatan baik-baik saja." Keluh Enda, lagi-lagi menghela nafas. kembali menatap ke depan.
Karin memandangi wajah Enda. Dia kelihatannya benar-benar kesal. Mungkin dia benar-benar cemburu. Semoga itu artinya sekarang Enda telah berubah. tidak lagi bermain-main dengan banyak perempuan Seperti yang David katakan.
Karin menarik kerah baju seragam Enda, kemudian mencium pipinya. Enda tersenyum, dengan mata masih melihat ke depan ia berkata.
"Baiklah... Itu berhasil memperbaiki moodku."
![](https://img.wattpad.com/cover/154460190-288-k392714.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Girlfriend [END]
Teen Fiction- Cerita pertama saya di wattpad - Karin tiba-tiba didatangi oleh Eky cowok paling populer di sekolah yang memintanya untuk jadi pacar. Karin yang sejak awal tak tertarik langsung menolaknya. Tapi Eky punya rahasia yang membuat Karin tak punya pilih...