Season 1: Johnny

10.9K 522 20
                                    

Kamu berjalan masuk ke dalam toko musik favoritmu. Di sana, kamu berencana membeli album terbaru dari Red Velvet, grup kesayanganmu. Kamu menemukan album itu dengan mudah, mengingat hari itu adalah minggu pertama sejak album itu dirilis. Bahkan, kamu tidak perlu berebut dengan penggemar lain.

Setelah mendapatkan albummu, kamu akhirnya memutuskan untuk berkeliling toko musik itu. Sudah lama sejak terakhir kali kamu berkeliling. Biasanya, kamu hanya akan membeli sebuah album terbaru, lalu pulang, sedangkan album terbaru biasa dipajang di daerah depan toko. Di bagian tengah sampai belakang, tersusun berbagai album dan merchandise dari grup-grup ternama, dengan waktu perilisan yang sudah lama. Dan secara kebetulan, di satu sudut, kamu menemukan sebuah album Red Velvet yang belum kamu miliki. Untuk melengkapi koleksi albummu, akhirnya kamu memutuskan untuk membelinya.

Album itu ada di rak teratas, yang akan sulit kamu raih mengingat badanmu yang tidak tinggi. Kamu ingin memanggil petugas toko, namun tidak ada seorang pun ada di dekatmu. Akhirnya, kamu berjinjit untuk mengambil album itu. Well, seperti yang bisa ditebak, kamu tidak sampai. Kamu mencoba berjinjit lagi, sedikit lagi ...

"Perlu bantuan?"

Kamu menoleh pada sumber suara di sampingmu. Si pemilik suara itu ternyata amat sangat tinggi, sehingga kamu perlu mendongak untuk melihat wajahnya. Kamu terdiam sejenak sambil menurunkan tanganmu yang terangkat. Sejujurnya, kamu belum pernah bertemu dengan seseorang setinggi dan setampan itu. Rambut cokelat terangnya juga membuat wajahnya lebih bersinar.

"Um, ya," kamu berdeham sedikit karena suaramu mendadak serak, "ya. Tolong album yang itu, terima kasih," katamu sambil menunjuk album Red Velvet yang kamu maksud.

Ia berjalan mendekati rak dan mengambil album itu tanpa kesusahan. Setelah itu, ia langsung memberikannya padamu. "Ini dia."

Kamu menerimanya sambil membungkuk dan mengucapkan terima kasih. Ia juga membungkuk dengan senyum dan melangkah pergi menjauhimu.

Matamu mengikuti langkahnya yang menjauh. Kamu tersenyum kecil. Dalam hati, kamu berharap untuk bisa bertemu dengannya lagi.

***

Kali ini, kamu berada di sebuah restoran. Kamu datang ke sana untuk membeli makanan pesanan ibumu yang sedang ngidam. Sebenarnya, kamu malas untuk datang ke sana, mengingat suasananya yang tidak pernah sepi. Tapi, karena ibumu yang meminta, kamu tidak punya pilihan lain.

Kamu menunggu di sebuah meja sambil memandang antrian pesanan dengan bosan. Antrian pelanggan sangat panjang, karena ada lebih dari sepuluh orang di sana. Kemudian, kamu membeku. Pada orang terakhir di antrian itu, matamu menemukan orang itu lagi. Orang yang kamu paling ingin temui setelah membantumu di toko musik kemarin.

Kamu tetap memandanginya sampai sepertinya ia sadar kalau sedang diperhatikan. Ia menemukan matamu, dan kamu dengan salah tingkah mengalihkan pandangan ke jendela. "Kenapa kamu bodoh sekali?" rutukmu pada diri sendiri. Kamu mempertahankan pandanganmu ke jendela, namun kamu tidak bisa menahan perasaan untuk memandanginya lagi. Akhirnya, kamu melihatnya lagi, dan sialnya, dia sedang memandangimu juga. Lengkap dengan senyumnya.

Kamu tidak bisa mengalihkan pandanganmu darinya lagi, ketika dia datang mendekat ke mejamu, dan duduk di seberang kursimu. Ia masih mempertahankan senyum yang sama ketika berkata, "Sepertinya, kita pernah bertemu. Benar, kan?"

"Um," jantungmu mendadak berdetak lebih cepat, membuatmu salah tingkah, "y-ya. Um, tidak, maksudku, ya, kita pernah bertemu. Kamu membantuku di toko musik kemarin."

Kedua alisnya terangkat. "Oh! Aku ingat sekarang. Jadi, apakah kamu sudah mendengarkan album itu?"

Nadanya yang ceria membuatmu tersenyum kecil. "Y-ya. Aku suka semua lagunya," jawabmu.

"Oh, benarkah? Tapi aku sangat suka lagu Rookie. Rookie memberiku semangat yang besar," katanya sambil tertawa kecil. "Lagipula, di musik videonya, Irene terlihat sangat cantik dan imut."

Kamu membulatkan mulut. Ternyata, laki-laki setampan ini juga seorang fanboy. "Kamu fans Red Velvet juga?"

"Tentu saja! Siapa yang tidak suka mereka? Mereka semua sangat cantik, lagu-lagu mereka keren, suara mereka juga bagus. Aku cinta mereka," jawabnya sambil tertawa lagi.

"Wah, keren! Sebenarnya, aku tidak pernah bertemu dengan seorang fanboy seperti kamu."

"Well, aku juga belum pernah bertemu dengan perempuan seimut kamu."

Selain fanboy, ternyata dia juga pembual besar. Tapi kamu tetap merasakan pipimu yang memanas. Baru saja kamu bilang kalau Irene imut. Apalah aku dibandingkan Irene?

Dia tertawa sekali lagi, lalu bertanya sambil menatap matamu, "Jadi, siapa namamu?"

Kamu tersenyum kecil dan menyebutkan namamu. "Dan kamu?"

"Aku Johnny. Namamu indah, omong-omong," jawabnya sambil mengedipkan sebelah mata. Dalam keadaan lain, mungkin kamu sudah mual. Tapi karena ini Johnny, kedipan sebelah matanya membuatmu semakin salah tingkah.

Johnny menyorongkan tangannya untuk mengajakmu bersalaman. Kamu menjabat tangannya, dan mendengar dia berkata, "Senang berkenalan denganmu, babe."

Kamu memutar mata, tapi tidak bisa tidak tersenyum. Selain itu, di telapak tanganmu, terasa sesuatu yang janggal. Kamu melihatnya, dan tertera kertas kecil yang disisipkan Johnny saat kalian bersalaman barusan. Kamu menatap Johnny untuk bertanya apa itu, dan dia hanya menjawab dengan jarinya yang mengisyaratkan 'call me baby' sambil tersenyum miring.

Kamu tertawa keras, dan saat itu juga namamu dipanggil untuk mengambil pesananmu. Kamu berdiri dari kursi dan berkata, "Aku pergi dulu. Dah!"

"Dah! Jangan lupa meneleponku! Atau kirim pesan juga tidak apa-apa! Kutunggu!" jawab Johnny sambil tersenyum lebar.

Kamu mengangguk kecil dan mengambil pesananmu. Dalam perjalananmu keluar restoran, senyum bodohmu tidak bisa hilang dari wajahmu yang merona. Dasar Johnny Fanboy. Dalam lima menit obrolan saja kamu sudah jatuh untuknya, bagaimana nanti?

Mungkin kamu akan mati.

heyhoow! ini pertama kalinya aku nyoba nulis imagines, wokwokwokwow.
ku tidak tahu apakah ini terlalu drama, tapi bodo amat.
anyway, makasih banyak buat yang udah bacaa🙈

Pengandaian: NCT | [NCT Imagines!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang