Lucas

933 111 10
                                    

Petang ini sedikit berbeda bagi Lucas. Ia terbangun dari tidur siangnya bukan karena alarm ponsel sesuai yang diduganya, melainkan karena serangkaian percakapan padat di antara kawan-kawan satu flat-nya. Sejenak setelah membuka mata, ia ingin sekali menyuruh mereka diam, tapi ketika Lucas teringat bahwa hari ini mereka punya rencana, niat itu terurungkan.

Keributan itu bukannya tanpa alasan. Karena sore ini tidak ada yang sibuk sama sekali, seisi flat tempat tinggal Lucas sepakat untuk pergi ke pantai, menikmati matahari terbenam.

Semuanya setuju, termasuk Lucas. Asal tahu saja, itu adalah keajaiban. Tidur siang hingga petang bagi Lucas sama penting dengan tidur malam ala manusia normal, kecuali Lucas memang tidak tidur saat malam. Karena sekarang adalah masa libur kuliah, Lucas mengubah gaya hidupnya macam kelelawar: untuk main DOTA atau apa pun yang seru di malam hingga pagi, lalu mengalami mimpi di siang hingga sore hari.

Lucas bahkan bertekad untuk memasang alarm ponsel. Namun, mendadak ia merasa sangat ingin berada di rumah saja, apalagi dia juga masih mengantuk parah. Ia belum tidur sejak kemarin. Rasanya malas sekali untuk menempuh perjalanan panjang, karena jarak dari pusat kota tempat tinggal Lucas dan pantai lumayan jauh.

"Heh, Lucas, belum bersiap?"

Itu Xiaojun, penghuni flat selain Lucas dan Yangyang, orang satu lagi. Menyadari penampakannya di pintu, Lucas meregangkan tangannya ke atas dan menguap. "Aku malas betul," katanya kemudian.

"Mau ditinggal sendirian di sini?"

"Terserahlah, aku malas," kata Lucas lagi, lalu merebahkan diri dengan muka terbenam pada bantal.

"Ayolah." Xiaojun menghela napas keras-keras.

Suara Lucas tersamar bantal, "Malas, ah."

Xiaojun berdecak dan mulai beraksi. Kedua kaki panjang Lucas ia tarik paksa dari ujung kasurnya, seperti scene ikonik dari Paranormal Activity. Tubuh Xiaojun memang jauh lebih mini dibanding Lucas yang tinggi dan berisi, tapi baru-baru ini ia rajin angkat beban, sampai Lucas bukan apa-apa baginya.

Lucas yang sedang tengkurap tentu tidak memprediksi tubuhnya yang tertarik tiba-tiba. "Eh, EH!"

Xiaojun melepaskan tarikannya sekaligus, sehingga kaki panjang Lucas terbanting begitu saja ke lantai. Uh, sakitnya lumayan.

"Kamu hanya masih mengantuk, oke? Kamu kan bisa tidur lagi di jalan. Aku tahu, kamu pasti bakal menyesal kalau tidak ikut. Akhirnya, siapa juga yang kena omelanmu kalau begitu? Aku! Aku terus yang bakal kamu salahkan," cerocos Xiaojun.

"Sialan," Lucas mengumpat sambil mengusap dua ibu jari kakinya yang nyeri. "Ya, ya, ya, aku siap-siap dulu," katanya menyerah.

"Ya, sudah, cepat," ujar Xiaojun, cuek. "Kami sudah mau berangkat."

Persiapan Lucas hanya sebatas sikat gigi dan cuci muka. Ia tidak merasa perlu mandi, karena badannya tidak bau aneh-aneh. Ia tidak peduli soal barang bawaan selain ponsel, power bank, dan dompet, yang tinggal dicomot dari meja belajarnya. Urusan yang lain-lain sudah ditangani oleh teman flat-nya, jadi Lucas tidak perlu repot-repot menyiapkan apa pun lagi.

Siaplah Lucas dalam lima menit, dan menyusullah ia ke dalam mini van milik Yangyang. Lucas duduk di bangku penumpang, karena jok depan telah terisi oleh Xiaojun dan Yangyang sebagai supir.

Lucas benar-benar masih mengantuk, tapi karena ia pengidap motion sickness, ia tak bisa tidur. Efek samping dari Lucas yang mengantuk tapi tak bisa tidur adalah mengomel. Jadilah macam-macam omelan yang harus memenuhi mobil itu.

"Kenapa sekarang jadi silau sekali? Yangyang, kamu tidak jadi pasang film di kaca mobil?"

"Astaga, kenapa aku jadi lapar? Tidak ada makanan, ya?"

Pengandaian: NCT | [NCT Imagines!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang