Keputusan mengunjungi mal ini adalah kebetulan bagi Renjun. Chenle, temannya, mendadak kehilangan selera untuk makan sushi di rumah makan langganannya, yang sebenarnya sudah jadi tempat bertemu kesepakatan mereka. Sekarang, Chenle malah ingin makan di restoran ramen terbaru yang sedang jadi tren.
Restoran itu ada di lantai dua, jadi mereka harus menyusuri pintu masuk hingga ke eskalator terdekat. Di antaranya terdapat berbagai cabang waralaba kuliner terkenal, mulai dari ayam goreng, teh boba, hingga es krim. Kedua mata Renjun cuma menyapu area itu asal-asalan, hingga akhirnya satu obyek telak menarik perhatiannya.
Di dalam restoran waralaba ayam goreng bernuansa kuning, ada dirimu, tanpa sepengetahuannya. Bersama seseorang. Laki-laki, tidak Renjun kenal.
Renjun menghentikan langkahnya, mengamati. Tempat Renjun mematung sekarang berada dalam jarak aman yang tidak membuat kamu merasa tepergok, tetapi Renjun bisa mengamati jelas. Kamu dan laki-laki itu sedang mengobrol seru, lalu sesekali tertawa.
Renjun tidak pernah membatasi atau mewanti-wanti dengan siapa saja kamu boleh berinteraksi. Laki-laki kenalanmu pun sering masuk dalam radarnya, dan Renjun sangat santai menanggapinya. Kali ini, Renjun menangkap hal yang lain. Seharusnya, kalian tidak sedekat itu. Tidak semesra itu.
Renjun menelengkan kepala. Ia pasti salah lihat. Ia pasti salah sangka.
Ketika masih menimbang kenyataan itu, Chenle menarik lengan Renjun menjauh.
***
"Namanya Guanheng, setahun lebih tua darimu. Aku kenal dia dari klub akting."
Informasi itu muncul tiba-tiba dari Chenle, tetapi Renjun tidak terkejut. Sedari tadi, ia sibuk berkutat dengan akun Instagram-mu, mencari satu wajah yang tidak mungkin terlupakan dalam waktu singkat. Dari sebaris panjang akun yang kamu ikuti, yang juga mengikuti akunmu balik, muncullah wajah itu. Ketika sudah ketemu, Renjun tahu, wajah itu bernama Huang Guanheng.
Seperti modus operandi pada umumnya, tidak ada unggahan yang jelas memuat hubungan kalian. Namun, di sisi lain, laki-laki ini cukup sering mengunggah foto, sehingga Renjun bisa mengamati seluk beluknya lebih terperinci. Tubuhnya sedang, alias tidak tinggi pun tidak pendek, tetapi proporsinya pas dan menjadi kanvas bagus untuk padu padan berbusana. Wajahnya tegas dan bersudut runcing, macam hasil pahatan pematung ternama Eropa. Sinar matanya memiliki perpaduan kehangatan dan ketajaman yang memesona.
Daya tarik Huang Guanheng ini rupanya bukan hanya penilaian Renjun saja, yang tampak dari jumlah pengikut yang mencapai angka dua ribu dan jumlah tanda suka di setiap unggahan. Ia pun menghadapi perhatian ekstra itu dengan baik, ditandai oleh seringnya muncul komentar balasan bernada rendah hati jika ada seseorang yang memujinya.
Kamu adalah salah satu pengikut dan penyuka itu. Nama akunmu terpampang di bawah setiap unggahan Guanheng, pertanda betapa foto-foto Guanheng selalu terlihat menarik bagimu. Ketika Renjun mengecek beberapa komentar yang kamu tinggalkan di sana, Guanheng terlihat sering meninggalkan balasan ke komentarmu. Intinya tidak jauh berbeda dengan balasan Guanheng kepada komentar lainnya, tetapi Renjun tidak tahan untuk tidak berimajinasi.
Apakah ini alasan munculnya senyum sumringah yang kerap kali muncul belakangan? Setiap kali kamu bersama Renjun, ia kira kegembiraan itu berasal dari video lucu di ponsel yang memenuhi algoritmamu. Apalagi tidak mungkin kalian bertukar kabar lewat komentar Instagram saja. Pasti ada media lainnya, yang sekarang belum Renjun ketahui isinya. Namun, jika bisa menilai dari interaksi kalian yang baru saja Renjun saksikan, apa pun yang Guanheng lakukan pasti berharga bagimu.
Renjun menghela napas kasar kala menyadari, bahwa bisa jadi, semua senyum yang muncul di wajahmu selama bersamanya bersumber dari Huang Guanheng seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengandaian: NCT | [NCT Imagines!]
FanfictionKamu bisa jadi apa saja; termasuk jadi apa pun yang kamu inginkan bersama anggota NCT. Cukup dengan berandai-andai. Ini, adalah pengandaianku. Silakan ambil bagian di dalamnya.