무슨 일이 있었는지

741 84 33
                                    

Seharian ini Woojin terlihat selalu melamun, wajahnya pucat, matanya terlihat sayu, dan bahkan ia tak banyak bicara seperti biasanya seakan tak mempunyai sedikit pun tenaga. Dia tak ingin pulang kerumahnya. entah kenapa. Raut wajahnya terlihat seperti orang yang banyak pikiran, membuat semua orang yang ada di kediaman Jihoon bingung, bahkan kakak nya sendiri si Mingyu yang biasanya selalu kesal dengan adiknya itu kini terlihat sangat khawatir.

" Sayang kau sebenarnya kenapa, tidak biasanya kau murung seperti ini " ucap Jihoon yang entah sejak kapan sudah ada di samping Woojin. Tapi Woojin tetap tidak menghiraukan pertanyaan Jihoon.

Sebenarnya Jihoon tidak tega melihat kekasihnya seperti ini tapi bagaimana ia mau menghibur. Woojin saja tidak menghiraukannya.

Terbesit satu ingatan di pikiran Jihoon.

" Apa mungkin ia memikirkan tentang mimpinya malam tadi, tapi mimpi macam apa yang sebenarnya di alami Woojin " benaknya.

Ia tahu bahwa Woojin sedang memimpikannya malam itu tapi dia sama sekali tidak mengerti mimpi seperti apa karena ia hanya bisa mendengar setiap ucapan yang Woojin sebut tapi tidak bisa melihat visual mimpinya.

" Aku tau kau memikirkan mimpi mu tadi malam "

Refleks Woojin memalingkan wajahnya menghadap Jihoon masih dengan wajah datarnya. Jihoon pun ikut memalingkan wajahnya memandang wajah pucat kekasihnya

" Bagaimana kau bisa tau " ucapnya datar

" Malam tadi kau selalu mengigau dan kau selalu mengucapkan nama ku " balas Jihoon yang tak kalah datarnya

Wajah Woojin langsung berubah seketika saat Jihoon membalas ucapanya. Pikiran nya semakin berkecamuk entah kenapa ia sangat memikirkan mimpinya tadi malam. Ia bingung apa yang harus ia utarakan untuk membalas ucapan Jihoon, di satu sisi ia ingin membuang semua keluh kesah nya tapi di sisi lain ia tidak ingin menambah pikiran Jihoon.

" Woojin aku ini kekasihmu, aku siap mendengarkan semua keluh kesahmu apapun bentuknya, karena fungsi seorang kekasih adalah dia harus bisa menjadi tempat ternyaman saat kekasihnya merasa sedih "

Mengalir lah satu butir air bening di pipi Woojin, bagaimana bisa ia siap untuk kehilangan orang yang sangat baik seperti Jihoon, walaupun kemungkinannya sangat kecil untuk Jihoon bisa bertahan hidup.

Hatinya serasa di hujam oleh sembilu. Perih namun tak ada goresan luka.

Sekalipun Jihoon tak pernah melukainya tapi kenapa terasa sangat perih.

Senyum, canda tawa, dan sedihnya seakan terus menghujam jantung.

" Aku siap melebarkan tanganku untuk menerima pelukan mu sayang " ucap Jihoon dengan wajah tersenyum

Perlahan Woojin mendekat pada Jihoon menyandarkan kepalanya yang terasa sakit di atas dada Jihoon dan tangan nya melingkar pada pinggang ramping gadis itu.

DUG

DUG

DUG

Suara detak jantung itu seakan menjadi irama di telinga Woojin dan dapat menuntun Woojin untuk memejamkan mata sipitnya, ia menghias detakan itu dengan senyuman. Senyuman penuh luka.

" Kau tau sayang 17 tahun hidup yang ku jalani semua terasa sangat singkat, aku merasa baru kemarin dilahirkan tapi sekarang aku sudah besar " Jihoon menghela nafas " sedikit pun aku tak pernah merasa kecewa dengan takdir yang ku jalani, aku tidak marah dengan Tuhan, karena aku tau Tuhan tidak memberikan semua ini tanpa alasan. " Jihoon menyunggingkan satu senyuman. Entah senyuman bahagia atau sedih.

Good Bye -- 2park ➡ Love StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang