Putar musiknya ditempat yang aku tandai ya
Dan harus diputar karena musiknya jadi bagian dari cerita
.
.
.
.
.
.
.
.Jihoon merasa terusik karena sedari tadi ia merasa ada yang terus memperhatikan nya. Ia pun segera mengakhiri percakapannya dengan Yerim.
Jihoon meletakkan ponsel bunda di atas meja di sebelah tempat tidurnya, kemudian ia membuka pengunci kursi roda dan segera memutar arah kursi roda itu pada orang yang tadi terus memperhatikannya. Jihoon mencubit pinggangnya hingga orang itu meringis kesakitan. " auww sakit sayang " iya Woojin mengalihkan pandangan nya dengan berpura-pura tidur saat Jihoon mengetahui aktivitasnya.
" Woojin nakal " Jihoon terus memukuli Woojin karena terlalu gemas. Yang dipukuli bukannya kesakitan tapi ia malah senyum-senyum seperti orang bodoh.
" Hehehe maaf ya sayang "
Jihoon meraju dan memajukan bibirnya, tapi itu malah membuat Woojin semakin gemas pada kekasihnya itu.
" Woojin " suara itu seketika memecah aktivitas berbicara antara Woojin dan Jihoon.
Woojin menoleh kesumber suara " iya eomma "
" Eomma dan appa akan pindah kehotel hari ini, apa kamu mau ikut " ucap eomma sambil mengusak poni anaknya.
Woojin terlihat berpikir, apakah ia memilih ikut orang tuanya atau tetap di sini menemani kekasihnya. Tapi kembali lagi pada tujuan awalnya kesini untuk apa. Woojin meraih kedua tangan mulus eomma " emm sebelumnya Woojin minta maaf pada eomma dan appa, bukanya Woojin tidak mau berkumpul dengan orang tua Woojin, tapi saat ini Jihoon sangat membutuhkan kehadiran Woojin eomma, jadi Woojin harap eomma bisa mengerti "
Eomma tersenyum hangat pada anak kebanggaannya sambil mengelus dagunya " iya sayang eomma mengerti, kau tetaplah disini untuk menemani Jihoon, karena Jihoon sangat membutuhkanmu " eomma berdiri " eomma bangga pada mu sayang " setelah itu eomma mencium puncak kepala Woojin dalam dan berpamitan pada semua orang, terutama Jihoon. " Jihoon sayang, eomma mohon pamit ya, kau jaga kesehatan, jangan terlalu lelah "
Jihoon tersenyum lalu mengangguk kan kepalanya.
Setelah eomma dan appa sudah tak terlihat lagi, Woojin berdiri dan meraih kursi roda Jihoon, Woojin membawa Jihoon kebalkon untuk menikmati udara. Sesampainya di balkon Woojin meraih kursi dan meletakkannya di samping kursi roda Jihoon dan mendudukinya. Kini obsidian mereka bertemu satu sama lain, saling memandang lekat pada mata mereka, seolah tengah menyalurkan kekuatan cinta mereka. Sedetik kemudian Woojin memutus pandang mereka terlebih dahulu dan meraih kedua tangan nan mungil kekasihnya. " Jihoon " sangat nampak raut wajah serius Woojin yang tengah memandang tajam kearah Jihoon. Jihoon terlihat berusaha menyembunyikan rasa malunya karena di pandang Woojin seintens itu.
Terlebih dahulu Woojin mencium punggung tangan Jihoon dan kemudian melanjutkan kalimat nya " Park Jihoon, will you merry me "
Jihoon terkejut, bahkan sangat terkejut karena tiba-tiba Woojin mengucapkan kalimat romantis itu.
Woojin mengerti bahwa Jihoon menuntut penjelasan mengenai kalimat yang ia utarakan itu. " aku tau kau sangat terkejut mendengar kalimat yang kuucapkan tadi. Tapi itu memang murni keluar dari dalam hatiku, aku merasa kaulah takdirku, kau lah cinta terakhirku, dan kau lah orang yang selama ini ku cari. Setelah kau kembali kekorea aku akan membicara kan ini pada orang tuamu dan meminta izin mereka untuk mengambil alih tanggung jawab untuk menjagamu. Jadi maukah kau menikah dengan ku Park Jihoon ? "
Jihoon sudah tak tau lagi akan mengucapkan apa, ia sudah terlampau bahagia bahkan ia merasa sudah terbang mengarungi langit biru, hati nya berdesir sangat kuat, ia tak menyangka Woojin akan melamarnya secepat ini dan bahkan mereka pun belum lulus dari SMA.
Sejenak Jihoon hanya terdiam seribu kata dan sedetik kemudian ia mengangguk dengan pastinya tanda ia menerima lamaran Woojin.
Woojin tak percaya bahwa Jihoon menerimanya " apa aku sedang bermimpi . . . Apa ini dialam mimpi . . . Kau benar-benar menerima lamaran ku sayang "
Jihoon tersenyum " iya aku menerima lamaran mu Park Woojin "
" Terimakasih sayang . . . Terimakasih banyak, aku sangat bahagia " kini Woojin sudah menghamburkan cium nya di setiap sudut wajah Jihoon mulai dari kening, hidung, mata, pipi, sampai bibir.
.
.
.Matahari kini telah berganti menjadi rembulan. Alam pun ikut bersaksi membawa bahagia yang tiada tara. Sinarnya yang memancar terang, menerangi seluruh langit bersama taburan bintang bagaikan pecahan kristal.
Kini mereka berdua dibalkon lagi, tempat ini sudah menjadi tempat favorit keduanya untuk menghabiskan waktu dan membuang rasa bosan.
" Woojin " Woojin menoleh pada Jihoon
" Iya sayang "
" Aku rindu kau bernyanyi . . . Maukah kau bernyanyi untukku "
Woojin tersenyum malu, sudah lama ia tak bernyanyi dan sekarang ia malah merasa kaku untuk mengeluarkan suaranya.
" Woojin, mau ya ku mohon "
" Baiklah aku akan bernyanyi demi kau calon istriku " ucap Woojin sambil mengelus pipi mulus Jihoon.
Jihoon tak tahan untuk tidak tersenyum karena perkataan manis Woojin.
Terlebih dahulu Woojin meraih tengkuk Jihoon dan kemudian mencium bibir Jihoon singkat namun sukses membuat pipi Jihoon memanas.
Woojin bersiap untuk bernyanyi dan menarik nafasnya.
(Putar musiknya)
Memenangkan hatiku bukanlah
satu hal yang mudah
Kau berhasil membuat ku tak bisa
hidup tanpamu
Menjaga cinta itu bukanlah
Satu hal yang mudah
Namun sedetik pun tak pernah
kau berpaling dariku
Beruntungnya aku dimiliki kamu°°°°°°°°°°°
Kamu adalah bukti
Dari cantiknya paras dan hati
Kau jadi harmoni saat ku bernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup ini
Kaulah bentuk terindah
Dari baiknya Tuhan padaku
Waktu tak mengusaikan cantikmu
Kau wanita terhebat bagikuTolong kamu camkan itu !!!!!
Meruntuhkan egoku bukanlah
Satu hal yang mudah
Dengan kasih lembut kau pecahkan
kerasnya hatiku
Beruntungnya aku dimiliki kamu(Back to °°°°°°°°°)
Tolong kamu camkan itu
Jihoon terdiam menyaksikan betapa lembutnya suara Woojin, suara yang seakan membelai hatinya dengan lemah gemulai. Derai airmata membahasi ceruk di pipi nya. Bukan airmata sedih tapi airmata bahagia. siapa saja pasti akan tersentuh tatkala mendapati seorang lelaki seperti Woojin. Orang yang biasa, orang yang tidak sempurna, orang yang hanya bisa mengandalkan cinta dan sayang saja untuk mengungkapkan betapa ia sangat mencintai wanita yang kini berada di samping nya. Namun bagi Jihoon itu lah sisi terbaik dari seorang Park Woojin, ia bisa mengungkapkan rasa cinta dengan caranya sendiri. Sungguh itulah yang membangun sebuah kesempurnaan diri Woojin yang hanya bisa terlihat di mata indah Jihoon.
Mereka sudah membangun sebuah pondasi yang sangat kuat yang dinamakan cinta. Dari pondasi itu mereka bisa mengokohkan dinding-dinding kehidupan mereka dan menaunginya dengan atap kasih dan sayang. Bahkan terpaan demi terpaan masalah tak bisa menghancurkan singgasana cinta mereka.
Janji demi janji yang telah terutarakan dari mulut Woojin selalu dapat ia laksanakan.
Untuk saat ini kebahagiaan Jihoon adalah nomor satu, hanya dia yang sangat penting di hidupnya bahkan dapat melebihi dirinya sendiri.
Akhirnya Woojin melamar Jihoon yuhuuuu.
Salamsayang
Nunnasikembar 😘😘😘😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Good Bye -- 2park ➡ Love Struggle
FanfictionPark jihoon adalah seorang gadis cantik yang sangat periang dan murah senyum, setiap hari dia selalu menebarkan kebahagiaan layaknya sebuah bunga yang selalu menebarkan bau harum nya di pagi hari. Banyak orang yang menyukainya karena kepribadiannya...