Bab 3 - Mall

338 45 15
                                    

Kathryn berjalan di sebelah Daniel. Meski weekend, seharusnya Daniel bekerja. Namun, sepertinya, dia harus libur untuk hari ini. Daniel yang bergaya casual berjalan dengan perempuan yang bercelana sobek, memakai kaos yang sedikit kotor, dan rambut yang hanya di kuncir kuda serta agak berantakan itu, merasa cuek. Daniel tidak menanggapi ocehan orang-orang di sekitarnya.

Kathryn yang mendengar bisikan-bisikan yang tidak enak di dengar pun menjadi risih. Kathryn menyenggol lengan Daniel, "Daniel! Ssttt, Daniel!"

"Apa?!" ucap Daniel dengan keras.

"Kita harus berjalan berapa lama lagi untuk sampai di toko baju? Kakiku sudah pegal. Dan apa kau tidak dengar kalau banyak yang mengataiku gadis aneh karena pakaianku yang kotor?" ucap Kathryn panjang lebar.

"Kita harus menaiki ini dulu!" ucap Daniel sambil menunjuk eskalator. Kathryn melihat ke arah yang di tunjuk Daniel. Kathryn tidak mengerti, mengapa tangga yang ada di depannya itu, bisa berjalan naik.

"Wahhh!! Tempat ini sangat hebat. Tempat ini sangat besar, punya banyak ruko, dan lihat! Di sini juga punya tangga yang bisa berjalan naik. Di rumah temanku, Kristel, tidak punya seperti ini. Padahal dia sangat kaya," ucap Kathryn yang kagum dengan apa yang baru di lihatnya. Daniel hanya bisa mengangguk saja.

Daniel menarik lengan kiri Kathryn agar dia cepat naik ke eskalator. Kathryn hanya diam mengagumi apa yang dia dan Daniel lakukan, "Wow! Aku hanya diam dan aku bisa sampai naik ke atas. Aku sangat senang," ucap Kathryn melompat-lompat. Orang-orang yang ada di atas dan di bawah Daniel melihat Kathryn dengan tatapan aneh.

"Diam! Kau membuatku malu," ucap Daniel, kesal.

Kathryn berhenti melompat, setelah mendengar ucapan Daniel. Sesampainya di atas, Kathryn melompat lagi. Dia sangat senang setelah bisa naik ke eskalator.

"Ayo!" ajak Daniel sambil menarik lengan Kathryn. Kathryn hanya diam dengan perlakuan Daniel.

Daniel dan Kathryn sekarang berada di depan salon kecantikan. Daniel ingin rambut Kathryn menjadi lebih terawa, "Sekarang, kau akan di perbaiki oleh tante Lydia. Dia adalah teman mamanya Nadine. Yang perlu kau lakukan adalah, diam. Mengerti?" ucap Daniel setelah Kathryn duduk.

Kathryn menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti. Daniel berjalan keluar dari salon itu. Dia akan mencarikan baju untuk Grae. Sedangkan baju untuk Kathryn, Kathryn yang akan memilih sendiri. Setelah sampai di salah satu toko baju, Daniel masuk dengan melihat ke arah kanan dan kiri.

"Kak Daniel?" ucap remaja yang memiliki lesung pipi di ujung toko. Daniel yang mendengar namanya di sebut langsung menoleh ke sumber suara.

"Brace?" ucap Daniel terkejut. "Bisa gawat kalau dia tahu aku dan Kathryn ada di sini," gumam Daniel.

Brace menghampiri Daniel yang sedang bergumam. Brace menghampiri Daniel sambil membawa tiga baju dan dua celana.

"Katanya gak mau di ajak ke mall..." ejek Brace.

"Heh, bocah ingusan. Emang salah, kalau aku ke mall? Lagian mall ini kan bukan punyamu," ucap Daniel yang menyembunyikan ekspresi takutnya. Takut kalau adik satu-satunya itu bertanya tentang Kathryn.

"Pasti ke sini sama pacarnya ya...? Eak, eak, eak. Mana sih pacarnya?" goda Brace sambil menyenggol lengan Daniel. Daniel merasa risih dengan kelakuan adiknya yang selalu aneh menurutnya. Sikap Brace dan Daniel memang bertolak belakang. Daniel yang cuek dengan apa pun, sedangkan Brace sangat ceria dan suka kepo.

"Aku ke sini sendirian. Minggir! Aku mah cari baju buat Grar," ucap Daniel sambil menyingkirkan Brace dari hadapannya.

"Grae? Siapa Grae? Jangan-jangan anak kalian ya?" tanya Brace polos.

Don't Trust LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang