BAB 19 - Masalah

183 18 11
                                    

Cinta tidak mengenal usia, fisik, maupun derajat. Cinta hanya mengenal kebiasaan. Sebab pada dasarnya, cinta timbul karena terbiasa.

ㅡo0oㅡ

Mata Daniel membulat sempurna, telapak tangan kanannya menutup mulut, dan tangan kirinya mencengkram erat kemudi. Berbeda dengan Daniel, Kathryn justru menutup kedua matanya.

"Apa yang terjadi? Apa dia meninggal?" tanya Kathryn yang masih menutup erat matanya.

"Aaakku tidak tahu," jawabnya terbata-bata.

"Kita harus turun untuk memeriksanya," saran Kathryn.

Daniel dan Kathryn turun dari mobil. Daniel sudah mencoba untuk tenang, tapi sepertinya dia tidak bisa. Kathryn memberanikan diri untuk mendekati orang yang duduk pada dinginnya jalan.

"Permisi, apa kau baik-baik saja?" tanya Kathryn.

Tubuh wanita yang tertabrak itu menegak. Kemudian dia berdiri dan memutar tubuhnya dengan perlahan. Tas yang dia bawa bahkan tidak dia hiraukan.

Kathryn meneguk salivanya. Dia mendekat dan memeluk tubuh wanita paruh baya di hadapannya. Mencari kehangatan yang selama ini dia rindukan. Kathryn menangis haru dalam dekapan wanita itu.

"Aaapppa ibu baik-baik saja?" tanya Kathryn merenggangkan pelukannya.

Wanita yang Kathryn panggil ibu itu mengangguk. Dia menarik rambut Kathryn ke belakang. Dia juga menangis seperti Kathryn. Dia kembali memeluk Kathryn dan membisikkan sesuatu.

"Maafkan ibu telah meninggalkanmu. Ibu percaya kalau kau bisa menjaga adikmu. Ibu harus pergi," bisik wanita itu yang mampu membuat Kathryn menangis histeris.

Kathryn melepas pelukannya. Napasnya mulai tidak teratur, "Ibu tidak tahu bagaimana susahnya aku mencari uang!"

"Aku pergi ke kota untuk mencari uang lebih! Tapi, apa yang aku dapat, Bu? Aku dan Grae tidur di kolong jembatan! Grae sakit, Bu! Dan Ibu seenaknya meninggalkanku dengan Grae! Apa Ibu tidak sayang pada kamu?! Hiks, hiks, hiks," ucap Kathryn kesal.

"Kenapa Ibu meninggalkan aku dan Grae setelah kematian ayah?!" tanya Kathryn mencoba untuk menahan tangisnya.

"Kaaau akan tahu nanti, sayang. Ibu tidak bisa menjelaskan sekarang. Ibu butuh tempat tinggal sekarang. Di sini sangat dingin," balas ibu Kathryn sambil memeluk dirinya sendiri.

Kathryn menghampiri ibunya untuk menuntun masuk mobil. Daniel yang sedari tadi diam membukakan pintu mobil belakang untuk ibu Kathryn.

"Tas Ibu masih ada di sana, sayang," ujar ibu Kathryn.

Daniel yang mengerti langsung mengambil tas yang ada di depan mobilnya dan memberikan kepada ibu Kathryn.

ㅡo0oㅡ

Mentari mulai menunjukkan pesonanya pada jutaan makhluk hidup. Terlihat jelas, bahwa dia sangat malu. Liza terbangun karena cahaya sang mentari masuk ke kamarnya. Dia mengerjapkan matanya berkali-kali.

Liza terduduk dan udara seperti masuk ke dalam mulut besarnya. Dia menguap begitu lebar. Mentari sangat nakal karena mengganggu tidurnya kali ini. Liza merentangkan kedua tangannya dan menghempaskan tubuhnya kembali pada tempat ternyaman. Matanya perlahan bergerak tertutup.

Pintu kamar terbuka dan menampilkan pria bertubuh jangkung dengan pakaian casual yang mampu membuat para gadis terpesona.

Pintu kamar terbuka dan menampilkan pria bertubuh jangkung dengan pakaian casual yang mampu membuat para gadis terpesona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Don't Trust LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang