Bab 24 - Rumit

193 24 18
                                    

"Kita pulang sekarang?" tanya Grae malas.

"Eh? Bukankah kau bilang di sini membosankan?" balas Kathryn dengan menaik-turunkan alisnya.

"Kakak..." rengek Grae yang kesal mendapatkan godaan dari kakaknya.

"Daniel, apa kau tahu, adikku ini sudah mengalami cinta monyet. Hahahaha," ujar Kathryn yang membuat Grae merajuk.

"Wah, benarkah? Siapa gadis beruntung itu?" balas Daniel tak mau kalah. Dia juga ingin menggoda Grae.

"Itu dia. Ada di sana. Bagaimana menurutmu? Cantik?" ucap Kathryn menunjuk Luluk yang sedang mengobrol dengan mamanya.

"Hm, tapi kau lebih cantik," gumam Daniel.

Grae berada di samping Daniel, sedangkan Kathryn ada di depan mereka. Kathryn tersenyum sambil menunjuk gadis pujaan Grae. Dia tak menyangka adiknya akan mengalami jatuh cinta secepat ini.

"Luluk tidak kalah cantik dari Kak Kathryn kok," kata Grae sombong. Dia melipat dua tangannya di depan dada.

"Eh? Kau benar, Grae," jawab Daniel salah tingkah.

"Kita harus pulang, Grae. Ibu sedang sakit. Kita tidak bisa meninggalkannya sendirian terlalu lama," ujar Kathryn memberi nasihat.

"Baiklah. Lagian, aku juga sudah kekenyangan. Oh ya, Brace pasti akan memarahimu, Kak. Kakak sih, gak ngebolehin dia ikut. Kalau dia ikut kan aku ada temennya," ucap Grae sambil memukul pelan lengan kanan Daniel.

"Mana aku tahu kalau kau juga ikut ke sini. Kalian ini, adik dan kakak sama aja. Suka mukul. Dikira gak sakit apa," rengek Daniel sambil mengusap lengan kanannya.

Grae terkekeh, "Namanya juga adik-kakak. Tapi, Brace kok beda ya sama Kak Daniel?"

"Bukan adik kandungku kali..." jawab Daniel asal. Lalu dia berjalan keluar menuju tempat mobilnya berada.

"Hei, tunggu, Kak!" Grae mengejar Daniel dengan berlari kecil. Langkah Daniel begitu panjang.

Kathryn hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Daniel dan Grae. Dia tidak menyangka adiknya bisa akrab dengan Daniel. Daniel begitu baik pada keluarganya. Membayarkan biaya rumah sakit Grae, memberikan tempat tinggal, menyekolahkan Grae, dan memberikan pekerjaan padanya. Kathryn sangat bersyukur bertemu dengan Daniel.

—o0o—

Seorang perempuan paruh baya sedang menyesali perbuatannya. Dia ingin mengembalikan semuanya, tapi terlambat. Dia menangis. Penyelesaian sedang menghantuinya. Dia tidak menyangka, dampak dari perbuatannya akan serumit ini.

Perusahaan Padilla's Family memang sedang diambang kebangkrutan. Jika tidak segera ditangani dengan baik, perusahaan di kota selain Amsterdam akan menerima akibatnya.

Menangis. Hanya itu yang bisa dia lakukan. Mencoba menebus hutang dengan cara keji sebenarnya tidak ingin dia lakukan. Namun, keadaan yang mendesaknya untuk berbuat seperti itu.

—o0o—

Biskuit kelapa hancur dalam mulut Brace. Rayuan Mark memang manjur. Dia memberikan Brace biskuit kelapa sebagai cemilan malam. Akhir-akhir ini, Brace suka menonton drama dari negeri ginseng.

"Gak bosen apa nontonin begituan mulu? Mending nonton girlgroup yang lagi nge-top. Itu, si Black Pink. Ganti deh, Brace. Aku bosen nih!" ucap Mark sambil mengambil alih laptop Brace.

"Hei, boleh juga sih. Aku suka dance sih. Mark, jangan yang girlgroup deh. Aku gak terlalu suka sama tarian mereka. Bukannya aku gak normal, tapi terlalu fulgar. Pilihin yang boygroup!" ucap Brace.

Don't Trust LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang