Dua tahun kemudian
Suara jepretan memenuhi ruangan itu. Kilatan cahaya tidak membuat sang model risih. Hal itu sudah ditekuninya hampir dua tahun ini. Memilih pergi dengan segala beban yang digendongnya, membuat gadis bersurai cokelat itu lelah. Sekarang dia mungkin bisa bernapas lega karena segala kebutuhannya tercukupi. Bahkan dia sudah dapat membeli rumah mewah untuk keluarganya.
Seorang fotografer menghampiri sang model yang tengah menata rambutnya. Senyum merekah di antara keduanya. Sambil membawa kamera di tangan kirinya, sang fotografer melangkah dengan mengancungkan jempol kanannya.
"Kerja bagus untuk hari ini," puji sang fotografer.
Sang model membungkukkan tubuhnya. Setelah berterimakasih atas pujian yang didapatinya, sang model pergi menuju manajernya untuk sekedar menghilangkan dahaga. Dia duduk di sebelah manajernya dan mengeluh haus. Sang manajer yang mengerti langsung memberikan minuman dingin untuk anak asuhnya.
"Bagaimana? Apa rumor itu menghilang?" tanya Kathryn setelah meneguk air minumnya.
"Tenang saja. Masyarakat tidak akan menggubris berita itu. Semuanya sudah aku urus dengan baik. Jangan memikirkan berita itu! Itu bisa membuatmu down." Manajer Hang berdiri meninggalkan Kathryn yang sedang melamun.
Tanpa sadar, Kathryn menggumamkan kata 'maaf'. Nada dering ponsel membuyarkan acara lamunannya. Ada nama adiknya di sana. Kathryn langsung menggeser layar ponselnya dan tersenyum senang.
"Hei, brother!" sapa Kathryn setelah meletakkan benda tipis miliknya ke telinga. "Bagaimana London? Apa kau sedang bersama kekasihmu, eoh?"
"Kakak lupa tujuanku ke London?"
Kathryn diam. Bohong jika dia tidak mengetahui tujuan adiknya berkuliah di London. Dia tidak mengacuhkan panggilan staf yang menyuruhnya untuk segera berganti pakaian. Bahkan Grae yang sedari tadi berceloteh mengenai peristiwa yang baru saja dialami, tidak digubris oleh Kathryn.
"Em, Grae. Kakak akan menghubungimu lagi nanti. Kakak sedang sibuk sekarang. Sampai nanti."
Kathryn kembali menyunggingkan bibirnya ketika manajer keturunan Korea-Jepang itu memanggilnya. Manajer menghampirinya dan menyuruhnya untuk segera berganti pakaian dan membersihkan polesan make up yang melekat di wajahnya.
"Tunggu, Kathryn! Siapa yang menghubungimu tadi? Kenapa kau terlihat kaget?"
Pertanyaan dari sang manajer membuat Kathryn menghentikan langkahnya. Kathtyn kebingungan mendengar pertanyaan manajernya. Ah, Grae. Adiknya bisa menjadi alasan yang bagus.
"Oh, itu tadi Grae. Grae bilang, gitarnya hilang. Baiklah, aku akan ke ruang ganti," jawab Kathryn mencoba setenang mungkin.
"Kita sudah kenal cukup lama, Kath. Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu dariku," gumam Manager Hang yang tidak akan terdengar oleh Kathryn. Gadis itu sudah melangkah jauh. Apakah kisah cintanya juga akan melangkah semakin jauh?
-o0o-
Seoul, South Korea
"Hyung!" teriak Jisung-teman satu grup Mark-yang khawatir dengan keadaan hyung-nya. "Ada apa denganmu, hyung? Aku amati dari kemarin, kau tampak gelisah. Apa ada masalah? Kau bisa cerita padaku, hyung. Tenang saja, aku bisa jaga rahasia, kok. Rahasiamu akan aman di genggamanku."
Tawaran dari Jisung sepertinya menarik. Apa salahnya membagi cerita pada rekan satu grupnya? Namun, apa Jisung orang yang tepat untuk diajak bicara sekarang? Mark memilih tersenyum dan mengatakan kalau dia baik-baik saja. Dia memutuskan untuk tidak ingin membebani Jisung dengan masalah yang dia dan sepupunya hadapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Trust Love
RomansaHighest : 1 - #lizquen [21 Agustus 2018] 1 - #danielpadilla [23 Agustus 2018] 1 - #kathrynbernardo [23 Agustus 2018] 1 - #kathryn [23 Agustus 2018] 1 - #dj [4 September 2018] 1 - #kathniel [8 September 2018] 1 - #lizasoberano [8 September 2018] Dani...