Bab 1 - Bertemu sahabat lama

480 58 25
                                    

Kathryn mengamati tempat di mana dia akan bekerja di sana. Kafe itu bergaya klasik, tapi terkesan kekinian karena terdapat tempat untuk para anak muda ber-selfi.

Kathryn berjalan tepat di belakang Daniel, tapi jaraknya agak jauh karena Kathryn masih memandang kafe itu. Sepertinya dia sangat kagum dengan gaya kafe itu.

"Sore, Tante," sapa Daniel pada pemilik kafe yang merupakan mama dari Nadine, Myraquel Paguia Lustre. Daniel menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan mamanya Nadine. Mama Nadine menarik bahu Daniel dan menempelkan pipinya dengan pipi Daniel. Daniel hanya tersenyum dengan kelakuan calon mertua temannya itu.

"Oh, siapa yang di belakangmu itu?" tanya mama Nadine.

Bola mata Kathryn masih menuntunnya untuk melihat kafe milik mama Nadine. Kafe itu cukup besar. Pasti saat baru di buka, kafe itu sangat ramai di kunjungi oleh anak muda.

"Dia? Em, sebenarnya, aku membawanya karena dia sedang mencari pekerjaan. Ayahnya sudah meninggal, ibunya meninggalkannya begitu saja, dan adiknya sedang sakit," cerita Daniel di buat terlalu drama agar mama Nadine luluh. Daniel memang dapat memikat hati wanita mana pun dengan wajahnya. Entah itu nenek-nenek, ibu-ibu, perempuan seumurannya, remaja, dan bahkan anak-anak. Daniel yang memandang Kathryn saat bercerita, kini mengalihkan pandangannya ke mama Nadine, "Apakah di sini masih butuh pelayan?" tanyanya.

"Oh tentu saja. Aku sangat kasihan dengannya. Apakah kau bisa memanggilnya ke sini? Dari tadi dia hanya melihat kafe ini saja."

"Kathryn!" teriak Daniel. Anak muda yang sedang berada di kafe menolehkan kepalanya ke sumber suara. Daniel hanya menampilkan senyum dan berkata maaf kepada pengunjung yang ada di sana. Nadine dan James yang awalnya tidak tahu dengan kedatangan Daniel, langsung menghampiri Daniel.

Kathryn berjalan santai ke arah Daniel. Dia masih belum melihat ke arah mama Nadine karena tubuh mama Nadine tertutup oleh tubuh Daniel.

"Kathryn, kenalkan, ini tante Myraquel Paguia Lustre. Kau boleh memanggilnya Tante Myra atau nyonya Lustre," ucap Daniel sambil membalikkan tubuhnya agar Kathryn dapat melihat wajah mama Nadine.

"Tante Myra?" ucap Kathryn terkejut.

"Kathryn?" ucap mama Nadine yang juga terkejut melihat Kathryn ada di depannya. Mama Nadine langsung membawa tubuh Kathryn ke dalam pelukannya, "Kathryn, lama kita tidak berjumpa. Tante dan Nadine begitu merindukanmu. Maaf tante gak pernah hubungin kamu karena nomer dan ponsel tante udah ganti, Nadine juga."

"Iya, tante, gak apa-apa. Jadi, tante yang punya kafe ini? Wah... bagus banget, tante," ucap Kathryn setelah melepaskan pelukannya. Dia memandang sekeliling, "Di mana Nadine?" tanya Kathryn.

"Aku di sini, Kathryn!!" teriak Nadine dari belakang mamanya. Dia berlari ke arah Kathryn dan memeluknya, "Kenapa kau tidak bilang, kalau kau akan ke sini? Aku sangat merindukanmu. Sudah tujuh tahun kita tidak bertemu," ucap Nadine dengan penuh kebahagiaan. Dia merengganggkan pelukannya, "Aku sangat merindukanmu!!" ucapnya dan memeluk Kathryn lagi.

"Sudah-sudah. Lihat Kathryn! Dia sulit bernapas," ucap mama Nadine sambil menarik bahu anaknya.

James yang melihat kekasihnya berpelukan dengan teman lamanya itu hanya tersenyum senang. Nadine selalu menceritakan teman lamanya pada James. Berbeda dengan Daniel yang menunjukkan wajah bingung. Pengunjung sebenarnya agak risih dengan adegan itu, tapi mereka tidak mau ikut campur. Para pengunjung sibuk dengan pesanan dan berfoto.

"Kalian saling mengenal?" tanya Daniel bingung.

"Dia sahabat lamaku yang aku ceritakan tadi, Daniel," ucap Kathryn pada Daniel. Daniel hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

Don't Trust LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang