23. Ulang Tahun Franda

10.4K 316 20
                                    

Kalian pasti bisa membayangkanlah semeriah apa acara sweet seventeen yang diadakan di kawasan Jalan Sunda, Bandung itu. Semua orang yang hadir di sana wajib mengenakan dress code berwarna ungu bagi perempuan dan hitam bagi laki-laki. Tidak boleh ada yang memakai pakaian pink, karena hanya Franda-lah satu-satunya orang yang boleh memakai gaun berwarna pink.

Aku datang ke pesta itu memakai gaun bekas Mama yang sudah tidak terpakai. Tanpa lengan, dan panjangnya kira-kira sampai lutut. Gaun itu memperlihatkan setiap inci lekuk tubuhku dengan menampakkan seluruh kulit punggungku. Aku tidak malu, malah semenjak remaja aku selalu bangga dengan bentuk tubuh yang di anugerahi Tuhan. Katanya sih banyak perempuan di luar sana yang amat iri padaku.

Tinggiku 167 sentimeter dengan bentuk ninety-sixty-ninety. Cantik walau tanpa polesan make up. Wajahku itu 90% turunan Mama, dan 10% mengikut ke almarhum Papa.

Acara dimulai pukul 19.00, dan aku tiba tepat waktu. Untung ada Alona yang senantiasa menjemputku ke pesta nan jauh letaknya itu.

Setibanya di sana, aku dan Alona menyerahkan undangan berbentuk hati yang nantinya ditukarkan dengan souvenir imut. Franda pasti menghabiskan uang banyak untuk ini.

Di dalam sudah menjadi lautan manusia. Lagu Selamat Ulang Tahun-nya Jamrud santer terdengar. Mataku mencari-cari keberadaan Franda yang ditelan kerumunan orang. Tapi ujungnya tidak susah juga karena Franda si cewek yang memakai gaun pink satu-satunya, jadi kami langsung bergerak dan mendekatinya.

"Selamat ulang tahuuun, My Lovely Birthday Girl!" Aku mencium dua pipinya sambil menyerahkan bungkusan kado. Sudah terbungkus rapi dan cantik.

Alona pun ikut melakukan hal serupa. "Happiest Birthday for you, yaaa! Semoga di usia tujuh belas ini lo makin cantik, dewasa, bahagia terus! Langgeng juga deh sama pacar lo."

"Amiin ...." ucap kami bertiga serempak.

"Oh iya, gue mau kenalin kalian sama seseorang," Franda lalu memanggil seorang lelaki yang tengah membelakangi kami. "Honnn!"

Lelaki itu ternyata bule, ah kalau dugaanku tepat pasti itu adalah pacarnya Franda yang sudah jauh-jauh datang dari Australia.

"Yes, Dear?" kata lelaki yang belum kuketahui namanya itu. Ia berjalan mendekat dan berdiri di samping Franda.

"Kenalin guys, ini namanya Alam, my best boyfriend ever!" seru Franda.

"Halo. Saya Alam." katanya sambil menyalami kami. Lah ternyata bisa bahasa Indonesia, toh.

"Pricilla Debora." kataku.

"Kanyara Alona." kata Alona.

Kedua orangtua Franda menjodohkan dia dengan salah satu anak teman ayahnya. Dan kebetulan saja sama-sama mau, jadi mereka menjalani hubungan ini sampai sekarang. Walaupun LDR, mereka tergolong awet. Ya lah, mana Alam ini ganteng banget lagi.

"Aku ke sana dulu, ya, Honey." Alam pun pergi dan meninggalkan kami bertiga.

"One Direction-nya mana, nih?" tanyaku mengalihkan topik pembicaraan. "Dari tadi Jamrud terus yang main,"

"One Direction-nya udah nyampe, sih, tapi Louisnya sakit perut di belakang. Jadinya nyokap gue lagi sibuk nyekokin dia temulawak."

"Oh pantes nyokap lo nggak keliatan." kataku. "Sakit perut kenapa, sih, emang?"

"Gak tau, mungkin gara-gara bokap gue habis ngasih gado-gado, terus perutnya nggak kebiasa sama cabe lima biji," Omongan Franda membuat aku tertawa seketika, Franda juga sama. "Na! Lo malah cengo aja di situ, ngomong kek! Lagi bahas empat personil Wan-Di nih,"

MY EX FATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang