Part 13 [Stev~3]

5.4K 375 5
                                    

"Ini dia tempatnya," ujar anak itu sambil merentangkan tangan ke batu besar di hadapan kami.
Batu itu sangat besar dan tertutup tanaman rambat yang rimbun.

Aku menyernyit, apa-apa'an anak ini? Tadi ia ingin mengajak ku kesuatu tempat agar perasaanku membaik. Tapi sekarang?

Perlahan ia melangkah ke batu tersebut dan menyibakan tanaman rambat yang menjuntai sambil berkata "aperi ianuam"

Dedetik setelah ia mengatakan itu, muncul sebuah cahaya berwarna kuning yang menyebar dan membentuk sebuah pintu yang lumayan besar.

Ia tersenyum dan perlahan mendorong batu tersebut, membuatku terperangah.

Itu sebuah gua!

Aku mengikutinya masuk kesana. Entah bagaimana ia tau tempat ini. Dan apa tadi sebuah mantra? Apa jangan-jangan ia adalah keturunan seorang Witch?
Aku menggelengkan kepala. Apa yang sedang ku pikirkan? Dasar bodoh.

Aku memandang sekeliling. Seperti halnya gua yang lain, disini lembab dan agak gelap.

Aku terus mengikutinya, sampai terlihat sebuah cahaya kecil dari ujung gua. Perlahan, cahaya itu semakin besar dan menyilaukan retina, sehingga aku harus menutup mata dengan punggung tangan.

Mataku mencoba menyesuaikan cahaya ketika sebuah suara masuk ke pendengaranku, "Selamat datang di tempat persembunyianku"

Aku membelalakan mata, mulutku terbuka dan mataku berbinar ketika melihat pemandangan menajubkan yang ada di hadapanku.

Aku tersadar dari keterkagumanku saat anak itu menepuk pelan pundak ku.

"Ikuti aku," aku mengangguk dan berlari menyusulnya. Sungguh, sedari tadi aku tak henti-hentinya mengatakan 'woah,wow' karena indahnya pemandangan disini.

Anak itu terus membawaku menuju tempat tertingi disini. Dimana di atasnya terdapat sebuah pohon rindang dan sebuah rumah pohon?

Aku menggusap peluh di keningku, dengan nafas agak tersengal ia berkata dengan ceria "kita sudah sampai"

Ku pejamkan mata, merasakan semilir angin sejuk yang berhembus pelan membuat pepohonan di sekitar kami menari-nari. Padang rumput hijau membentang luas memanjakan mata. Dari ketingginan aku dapat melihat tak jauh dari sini terdapat sebuah air terjun dengan sebuah sungai di bawahnya.

Padang bunga yang indah membuat kupu-kupu berkerumunan di atasnya. Pemandangan ini sangat memanjakan mata.

"Indah bukan?" Tanya nya, Aku mengangguk setuju,"Benar-benar indah," tambahku.

Aku menengok ke arahnya "ini tempat persembuyianku. Biasanya jika aku sedang kesal, atau ada masalah, aku akan kemari untuk melampiaskan nya atau sekedar menenangkan diri"

"Tapi kenapa kau membawaku kemari?"

Ia mengalihkan pandangan kearahku, "Aku tau kau terpukul atas kematian orang tuamu, jadi aku membawamu kemari"

Aku mengerutkan dahi, "Tapi ini tempatmu"

"Bukankah teman saling menghibur?" Ia tersenyum manis hingga matanya menyipit. Tanpa sadar membuaku ikut mengembangkan senyuman.

Ku rasa bukan tempat ini yang membuatku bahagia, tapi dia. Teman pertamaku.

"Ayo kita naik keatas, siapa yang terakhir sampai, mendapat telur busuk," ia tertawa dan langsung berlari kerumah pohon.

"Hei kau curang!" Teriaku tidak terima dan menyusulnya.

🍃

"Apa kau masih sedih karna kematian orang tuamu?" Aku mengalihkan pandangan dari langit biru dengan awan putih yang mendominasi.

Alpha's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang