"Dasar ceroboh," seru seorang wanita menggunakan jubah merah, membelakangi seorang pria yang tengah meringis karena menahan sakit di sekujur tubuh.
Pria itu menggeram tak terima. "Aku hampir mat--"
"Ya! Jika saja aku tidak menyelamatkanmu," potong wanita itu sinis.
"Baiklah, Aku ceroboh. Namun bisakah kau membantu menyembuhkan luka-luka ini? Tenagaku telah habis jadi penyembuhan murni serigalaku akan berlangsung lama."
Wanita itu membuka tudung dari jubah yang sejak tadi ia pakai. Menampilkan wajah tua dengan kulit yang keriput juga kendor.
Mata wanita itu terlihat nyalang dengan rambut putih dan kuku hitam yang panjang juga tajam. Ia menghelakan nafas lelah dan berjalan kearah lemari kayu tua yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Tangan kurus wanita itu terulur membuka pintu lemari dan mengambil beberapa botol yang di dalamnya berisi cairan dan serbuk berwarna-warni.
Dari sekian banyak botol, wanita itu mengambil satu botol kecil cairan berwarna kuning dan memberikan kepada pria ber-iris coklat dengan seringaian yang membuat pria itu begidik ngeri.
"Ini Healt yang ku buat sendiri, minumlah."
Pria itu memandang aneh botol tersebut dan dengan ragu meneguknya perlahan.
"Rasa ini....?"
Wanita tua itu terkekeh pelan dengan suara serak yang membuat suasana malam menjadi sedikit mencekam.
"Aku membuat beberapa ramuan dengan berbagai rasa agar anak-anak menyukainya. Aku juga mencoba pada Healt ini dan ternyata berhasil." Ujar wanita itu sambil tersenyum miring.
"Ya, dan sialnya ini benar-benar rasa jeruk," dengus pria itu sambil memutar bola mata.
Pria itu merebahkan diri di amben tua yang telah reot dan memperhatikan wanita tua itu meracik ramuan dan menaburkan beberapa cairan berwarna merah pekat juga serbuk putih yang tidak ia tau apa itu.
Sebenarnya rasa keingintahuan nya cukup besar. Namun untuk sekarang ia tak peduli. Ia hanya ingin beristirahat dan memulihkan tubuh.
Menit demi menit berlalu. Pria itu masih diam dan mencoba memejamkan mata walau hasil nya nihil. Ia tak mengerti, namun bibir itu rasanya sudah gatal karena geram melihat sang wanita tua tanpa tahu apa yang tengah ia kerjakan.
"Apa yang kau buat?" Tanya pria itu sambil bangkit dan duduk dengan menyandarkan punggung ke bantal.
Pertanyaan itu terlontar begitu saja tanpa berpikir dua kali, membuat Sang wanita tua mengalihkan pandangan.
"Ini adalah ramuan dimana aku bisa mengulang segalanya," jawab wanita itu sambil terus mengaduk isi dalam wadah tradisional yang terbuat dari tanah liat.
"Maksudmu?"
"Ya, ini adalah ramuan yang terbuat dari beberapa tanaman, sum-sum tulang anak-anak, darah dan kuku jari mereka. Aku akan memperlihatkan nya kepadamu sebentar lagi, Arlo," beber wanita itu dengan santai.
Pria bernama Arlo itu hanya bisa memandang jijik ramuan itu dan kembali berbaring.
"Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan dan aku tak peduli. Bangunkan aku jika eksperimenmu telah selesai."
Arlo kemudian memejamkan mata, mencari posisi yang tepat untuk terjun ke alam bawah sadar.
🍃
Mentari mulai menjulang walau terhalang oleh awan. Burung-burung terbang menyambut datangnya pagi dengan kicau riang.
Angin dingin berhembus melewati pepohonan rindang yang masih terbalut kabut sekitar pondok kayu yang ada di tengah hutan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha's Mate
Hombres Lobofantasi+romance . . . Alexander Ralp Laurance. Seorang Alpha sekaligus King of Werewolf. Pria tampan yang hampir mendekati kata sempurna. Ia mempunyai segalanya, harta,tahta dan paras yang diatas rata-rata. Namun dia belum menemukan Matenya, bel...
