Semilir angin berhembus lembut diwajah Azura yang tengah duduk didepan air mancur buatan.
Percikan air berpadu indah dengan suara kicauan burung yang saling bersahutan dengan suara alam disekitarnya.
Azura memejamkan mata dan sesekali menghelakan nafas dalam. Semua ingatan tentang Alex terbayang dipikiran.
Sudut bibir tertarik keatas hampir tak terlihat saat teringat pertemuan pertamanya dengan Alex.
Semua kenangan itu teringat jelas dikepala Azura walau ada beberapa memori yang tak bisa ia ingat sama sekali.
Entahlah, hanya saja ia tak bisa menahan sesuatu saat didekat Alex. Ia pun tak ingat kapan atau bagaimana rasa itu muncul.
Semua masih terasa jelas diingatan, saat mendengar suara jantung Alex yang berdetak kencang saat mereka berdekatan.
Dan tatapan mata biru yang membuatnya terpana. Atau hal konyol yang Alex lakukan walau ia tak mengacuhkan Alex.Azura tersenyum masam dan mengepalkan tangan kuat. Tidak, apa yang ia pikirkan? Semua itu tidak nyata bukan?
Ingatan itu, ingatan dimana ia melihat Alex dan Keanny berpelukan. Saat dimana Alex menyuapi Keanny dihadapan nya. Saat dimana tak ada yang tau bagaimana hatinya terluka melihat semua itu. Melihat Alex banyak menghabisakan waktu dengan Keanny.
Azura membuka mata perlahan saat mendengar suara deheman seseorang di belakangnya.
"Apa aku menggangumu?" Tanya gadis itu dan menjatuhkan bokongnya di samping Azura.
Selama beberapa saat keheningan menguasai mereka berdua sampai Keanny memulai pembicaraan.
"Kenapa kau menghindar dari Alex?" Tanya Keanny sambil menatap Azura dengan wajah penasaran.
"Bukan urusanmu," jawab Azura dingin tanpa ekspresi.
Keanny tersenyum masam. "Apa kau tak menyukai Alex?"
"Apa pedulimu," Keanny mengepalkan tangan mendengar jawaban itu dari bibir Azura. Ia menarik nafas dan menatap kedepan sambil menyeringai.
"Yah, itu memang bukan urusanku. Namun pasti kau sudah tau perasaanku pada Alex. Aku menyukainya sejak pertama kali kami bertemu. Dan kurasa Alex juga menyukaiku."
Azura menatap Keanny tajam.
"Aku tak peduli," ucap Azura dan melangkah pergi."Dasar Bitch tak tahu diri! Akan ku buat kau menyesal," Desis Keanny dan meludah.
''Kesal hum?''
Keanny terkejut. Ia lalu berdiri sambil melihat sekeliling.
Tak ada siapapun disana. Hanya ada dirinya. "Siapa itu? Keluar kau pengecut!"
Keanny menggertakan gigi ketika mendengar suara tawa yang entah dari mana asalnya. Suara itu seperti mengiang dikepala.
"Aku adalah bagian dari dirimu, Keanny."
Keanny membelalakan mata dengan mulut sedikit terbuka. Ia lalu tersenyum sambil berkata,
"Selamat datang My Wolf."🍃
"Jadi seperti itu. Aku kasihan padamu. Bagaimana mungkin kau menyukai seorang pria yang jelas bukan Mate-mu?" Ujar Wolf Keanny sambil tertawa mengejek.
Keanny memutar bola mata. Harusnya Wolf-nya ini membela, bukan malah menjatuhkan semangatnya untuk mendapatkan Alex.
"Arg! Sudahlah. Jangan membahas itu lagi. Sekarang yang harus kita pikirkan adalah nama untukmu."
Keanny memandang sekeliling, tak ada inspirasi nama sedikitpun dikepala.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha's Mate
Werewolffantasi+romance . . . Alexander Ralp Laurance. Seorang Alpha sekaligus King of Werewolf. Pria tampan yang hampir mendekati kata sempurna. Ia mempunyai segalanya, harta,tahta dan paras yang diatas rata-rata. Namun dia belum menemukan Matenya, bel...