Chapter 29

3K 157 6
                                    

Langit malam yang dihiasi bintang-bintang kecil yang nampak indah untuk dipandang mata, karena cahanya yang berkilau membuat mata tak ingin melepaskan pandangannya, ini merupakan malam minggu ke 5 setelah kepergian seseorang artinya sudah 5 bulan dirinya tak bertemu dengan sosok ceria sepertinya.

Tak ada niat bagi Revan untuk meninggalkan balkon kamarnya ini, ia sudah terlalu nyaman duduk memangku gitar sambil menatap ke arah langit yang sangat indah, ucapan Reyhan 2 hari yang lalu masih terngiang di kepalanya, ia akan menuruti apa yang Jeslyn inginkan, namun bukan berarti Revan memaafkan Jeslyn, sulit bagi Revan untuk memaafkan Jeslyn yang pergi tanpa bilang terlebih dahulu

Revan menoleh ketika ada yang memegang pundaknya, ia menemukan ibu tirinya berdiri disana, tak ada penolakan dari diri Revan, ia sudah lelah untuk membenci papah dan ibu tirinya itu

"Apa mamah mengganggumu?" Irene--mamah tiri Revan tersenyum ketika melihat respon cukup baik yang diberikan oleh anaknya ini, meskipun Reyhan dan Revan anak tiri baginya namun tetap saja ia sangat menyayangi kedua putranya ditambah ia tidak bisa memliki seorang anak dari rahimnya sendiri karena ia dinyatakan mandul oleh dokter

"Ada apa?" Tanya Revan ketika mamahnya itu diam saja

Irene tersenyum lalu duduk disebelah Revan dengan hati-hati takut jika Revan akan marah seperti biasanya, namun lagi-lagi Irene tersenyum karena Revan memberikan luang untuk dirinya duduk "kenapa gak main sama teman-teman kamu? Apakah menyendiri lebih mengasikkan dibanding mengahabiskan waktumu bersama sahabatmu?"

"Terkadang menyendiri membuat diri jauh lebih tenang dan tidak perlu berpura-pura bahagia untuk menutupi semua kesedihan yang ada"

"Apa kamu sudah tidak membenciku dan papahmu Revan?" Tanya Irene hati-hati takut membuat Revan tersinggung

Revan tersenyum sangat tipis dan kembali menatap langit "Revan terlalu benci sama kalian berdua, sulit bagi Revan menerima kenyataan bahwa papah sudah menemukan pengganti mamah yang baru, bertahun-tahun Revan benci kalian dan maungkin ini titik lelah Revan karena kebencian itu, Revan terlalu lelah untuk membenci kalian lagi"

Irene mengelus pundak putra tirinya itu "papah mu tidak ada niat sekalipun untuk menggantikan sosok mamah kamu, malah tanpa sepengetahuanmu papahmu selalu merasakan penyesalan yang mendalam ketika melihat tawa kamu sama Reyhan dirumah ini, jadi cukup untuk membenci papah kamu sebelum kamu kehilangan papah kamu"

Revan mengangguk "ya benar sekali cukup buat Revan membeci papah"

"Yasudah ini sudah larut malam, lebih baik kamu pergi tidur besok kamu sekolah, mamah duluan" Irene bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari kamar Revan

"Night" Irene tersenyum "Mah" Revan memberikan senyumannya ketika Irene berbalik untuk memastikan ucapan Revan untuknya, Irene sangat bahagia bertahun-tahun ia menunggu dirinya dipanggil dengan sebutan mamah oleh Revan dan kini semuanya terbayar sudah

Revan membaringkan tubuhnya di kasur ia menarik selimut sampai dada, ia menyalakan ponsel miliknya namun ia terdiam karena melihat wallpaper hpnya masih poto Jeslyn yang sempat ia ambil, Revan enggan untuk menggantinya

Revan membuka semua akun sosmed miliknya, ia membuka instagram berharap bahwa Ig milik Jeslyn on dan ia mendapatkan informasi apapun tentang keberadaan Jejes-Nya, namun semuanya nihil Ig, Wa, Line milik Jeslyn masih tetap sama tidak aktif, Revan mematikan ponselnya dan segera memejamkan matanya karena kantuk sudah datang

***

Hari senin merupakan hari dimana bagi semua siswa-siswi mencari banyak alasan agar tidak mengikuti upacara bendera yang mengharuskan mereka berpanas-panasan dibawah trik matahari.

Namun pagi ini cukup membuat semua siswa-siswi SMA Harapan Indonesia dikejutkan dengan keikutsertaan 3 orang murid yang biasanya selalu membolos untuk menghindari upacara namun kini Revan, Kenneth, dan Adryan mengikutinya dengan hikmat tanpa candaan atau apapun itu

Upacara telah berakhir, mereka berjalan kedalam kelasnya masing-masing, Audie dan Meida menghampiri Revan, Kenneth dan Adryan yang tengah bercanda di luar kelasnya bersama teman sekelasnya

"Wauu keren banget anak IPA ada di koridor kelas IPS cewe cakep lagi" goda Aldo teman sekelas Revan yang tingkat keplayboyannya sudah dikenali oleh seluruh warga SMA Harapan Indonesia ini

Kenneth dan Adryan menatap tajam kearah Aldo "berani amat lo godain cewe gw sama si Adryan" Kenneth meninju lengan Aldo membuat  meringis

Revan terkekeh pelan sepertinya hidup Revan lebih enjoy sekarang buktinya Revan sekarang selalu terkekeh meskipun masih sama dingin seperti dahulu namun kini ia lebih memperlihatkan sisi hangatnya kepada teman-temannya terutama cowo "Ada apa Die, Mei?" Tanya Revan membuat Kenneth dan Adryan yang sedang menatap tajam Aldo terhenti

Audie dan Meida memang sedang memasuki kawasan IPS maka tak heran mereka digoda oleh anak-anak IPS "gak Van, cuma mau bilang kalian bertiga keren udah mau ikut upacara gw bangga liatnya, terutama kamu Yan, aku bangga" Adryan tersipu karena sangat jarang Meida memuji dirinya

"Menuju perubahan" cetus Kenneth dan Revan kompak

Audie terkekeh "yaudah kalo gitu kita ke kelas dulu ya takut udah ada guru" Adryan dan Kenneth mengantar kekasihnya itu ke kelas karena mereka tak suka jika kekasihnya di goda oleh teman-teman satu angkatannya itu

Revan yang melihat kedua sahabatnya tertawa bersama dengan kekasihnya itu ikut tersenyum meskipun jauh di dalam sana ia merindukan momen seperti itu, namun kini ia tak bisa apa-apa hanya bisa menerimanya dan memulai perubahan yang jauh lebih baik dan yang penting perubahan yang diharapkan oleh seseorang yang sampai saat ini masih spesial di hidup Revan

"Van gw denger Jeslyn pindah ya 5 bulan yang lalu? Kenapa? Hubungan lo sama dia gimana?" Tanya beruntun Bobi yang memiliki tubub sedikit tambun membuat Revan memutar bola mata jengah

"Gw aja gak tau, terus jawaban apa yang harus gw kasih" jawab asal Revan langsung masuk kedalam kelas karena guru piket sudah menegurnya agar masuk sebelum dikenakan hukuman

Teman-temannya hanya mampu mengelengkan kepalanya melihat tingkah teman sekelasnya itu tampan-tampan namun cuek membuat setiap cewe yang menyukainya enggan untuk mendekatinya karena takut dipermalukan seperti Rani dulu

Di dalam kelas Revan mendengarkan penjelasan guru itu secara cermat, kadang ia menulis beberapa point yang menurutnya penting siapa tahu itu akan keluar dalam UN nanti

Berbeda dengan Revan,  kedua sahabatnya sudah berkali-kali menguap karena sangat mengantuk mendengarkan ocehan guru sosiologi yang menurut mereka sangat membosankan, namun mereka melihat ke depan dimana Revan duduk, mereka meringis karena Revan kini sudah benar-benar berubah kearah yang jauh lebih baik

Terkadang Kenneth dan Adryan sangat merindukan sosok Revan yang nakal, yang suka membolos dan menghajar orang asal, namun mereka tetap menghargai keputusan Revan untuk selangkah kearag yang lebih baik.


Hy ketemu lagi😂
Sorry lama updatenya 😯
Serius lagi sibuk, ngebuat proposal kegiatan yang berkali2 aku revisi duhh cape banget
-eh kan curcol😁

- Kalian kangen Revan yang dulu?
- Atau kalian kangen sosok malaikat kaya Jeslyn?

.
.
.
.

Atau kalian kangen couple Revan dan Jeslyn👫??

Heheheh

See you next part
Kalo mau hihihi😂

Salam manis
Dari
Adiknya Sehun ❤

Bad(BOY)Friend  [ B #1] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang