Kenneth sengaja membawa Revan ke apartemen miliknya karena jika dibawa pulang kerumah tidak memungkinkan karena Revan sekarang sedang tidak stabil, Adryan yang melihat Revan murung seperti itu merasa tak tega melihatnya, ia lebih baik melihat Revan ketus dam dingin dibandinh melihat Revan yang diam seperti ini
"Van? Apa lo gak baikan aja sama si Raihan?" Tanya Kenneth hati-hati takut jika Revan marah karena pertanyaannya
"Iyah Van, seenggaknya Raihan dulu ngelakuin itu biar lo gak benci sama bokap lo kan Van?" Adryan ikut memberi Revan pengertian terdengar hembusan nafas dari Revan perlahan
"Terlalu membekas buat gw maapin Raihan, jujur gw kangen sama dia tapi karena dia juga gw terlambat mengetahui penyebab kematian nyokap gw, gw kaya orang bodoh yang nyangka nyokap punya penyakit kanker stadium 4 sehingga kanker itu gak bisa disembuhin lalu membuat nyokap gw meninggal, namun semua itu hanyalah sandiwara yang sengaja dilakukan oleh kakak gw sendiri untuk menutupi kesalahan bokap gw dan biar gw gak benci sama bokap" tutur Revan lirih namun tidak mengeluarkan air mata meskipun ingin tapi ia tidak mau terlihat lemah dihadapan kedua sahabatnya itu
"Gw tau Van, tapi lo juga nyiksa diri lo, ikatan batin antara lo sama si Raihan terlalu kuat meskipun kalian bukan kembar tapi kalian saudara kandung bukan? Jangan nyiksa diri lo sendiri Van liat dari sudut pandang Raiha, dia cuma gak mau lo benci sa bokap lo itu aja bukannya gw ngebela Raihan ya" Kebijakan Kenneth keluar memang diantara mereka bertiga yang paling dewasa dalam menghadapi masalah adalah Kenneth
"Betul kata si Kenneth, nyokap lo juga di sana gak akan seneng liat Evan sama Ehan kecilnya kaya gak saling kenal gini padahal dulunya kalian saling menyayangi satu sama lain" Adryan menanggapi perkataan Kenneth mereka berdua memang sudah mengetahui masalah apa yabg Revan hadapi namun sangat sulit untuk mendamaikan kaka beradik yang saling menyayangi itu kembali bersatu
Keheningan kembali menyelimuti apartemen milik Kenneth, Kenneth sibuk menyiapkan makanan yang tadi ia pesan, Adryan sibuk memainkan laptop sedangkan Revan hanya duduk saja sambil memainkan tab miliknya bahkan sampai sekarang Revan belum memberi kabar kepada Jeslyn entah lupa atau malas memegang hp nya hingga suara bel menghentikan kesibukan mereka masing-masing
Ting nong ting nong
"Kenneth tuh bel bunyi buka gih" perintah Adryan kepada Kenneth membuat Kenneth jengah pasalnya yang mempunyai apartemen ini ialaha dirinya kenapa Adryan yang seolah apart in miliknya
"Kampret lo petoak dasar, jangan makan ya lo kudanil!" Adryan tidak menghiraukan ocehan Kenneth sedangkan ia dam Revan masih sibuk bermain dengan laptopnya dan tabnya hingga suara cewe yang begitu mereka kenali menghentikan kesibukan bermainnya ketika menoleh benar saja ada tiga cewek yang baru masuk kedalam sudah memakai pakaian bebasnya mungkin mereka pulang kerumah terlebih dahulu sebelum pergi ke sini
"Audie lo bantu gw di dapur nyiapin makanan buat tuh 2 kampret yang selalu ngerepotin gw" ucap Kenneth menarik lengan Audie yang terkekeh karena melihat pacarnya yang kesal kepada kedua sahabatnya sedangkan Jeslyn dan Meida menghampiri pacar mereka yang cuek dengan kedatangan mereka kesini
"Gak seneng ya aku datang kesini?" Tanya Meida saat duduk dihadapan Adryan membuat Adryan menatap kearah Meida lalu tersenyum
"Seneng kok, kalo gak ngapain gw nyuruh lo datang ke apart si petoak cuma gw mager aja hehe" senyum Adryan mampu membuat Meida tenang Adryan menyuruh Meida mendekat kearahanya dan duduk disampingnya lalu tertidur dipaha milik Meida dengan tangan yang memeluk pinggul Meida, Meida tersenyum melihat tingkah Adryan lalu ia memperhatikan Jeslyn yang berjalan menghampiri Revan di sofa yang cukup besar bahlan bisa tiduda di sofa itu
"Hai" sapa Jeslyn berusaha tersenyum walau sakit karena Revan yang cuek kepadanya bahkan kedatangannya saja tidak disambut oleh Revan disapapun hanya menoleh lalu kembali fokus ke tabnya tanpa menjawab sapaannya, Jeslyn berlalu dari hadapan Revan menuju balkon apart Kenneth dan disitu Jeslyn bisa melihat suasana lalu lintaa kota Jakarta yang cukup padat padahal hari bentar lagi mau maghrib namun kegiatan lalu lintas tak ada henti-hentinya
Cairan bening menetes dari mata cantik milik Jeslyn segera ia usap agar tak kelihatan menangis begitulah Jeslyn jika sudah diabaikan oleh orang yang disayanginya pasti akan menangis namun berusaha untuk terlihat tetap ceria dihadapan semua orang hingga Jeslyn merasakan tangan kekar yang memeluknya dari belakang deru nafas seseorang pun terdengar wangi parfumnya mampu Jeslyn kenali tanpa melihat siapa yang memeluknya Jeslyn tahu hanya dengan mencium wangi parfumnya
"Hai sayang, kok disini si? Gara-gara gw nyuekin lo ya?" Walau perkatannya masih menggunakan gue-elo tapi terdengar begitu lembut ditelinga Jeslyn
"Gak kok, cuma mau liat Jakarta dari atas sini aja" bohong Jeslyn membuat Revan merasa bersalah karena telah mengabaikan cewe dihadapannya yang begitu ia sayangi
"Jes gw boleh nanya sesuatu sama lo?" Tanya Revan membalikkan tubuh Jeslyn sehingga mereka sekarang berhadapan
"Apa?" Jawab Jeslyn menatap manik mata Revan Jeslyn bisa melihat disana ada kesedihan yang begitu mendalam namun Jeslyn pura-pura tak tahu saja, belum menjawab, Revan menarik Jeslyn kedalam dan mendudukannya di sofa yang tadi ia duduki hingga posisi mereka bersampingan bukan berhadapan lagi
"Apa yang bakal lo lakuin kalo suatu saat nanti gw bohongin lo tapi itu semua gw lakuin demi kebaikan lo?" Revan bertanya seperti itu karena ingin memantapkan keputusan sebelum ia bertindak lebih jauh nanatinya
"Revan dengerin aku ya, bohong itu ya bohong aja gak ada yang namanya bohong demi kebaikan intinya kan sama bohong" jawaban Jeslyn membuat Revan kembali bingung dengan keputusannya seolah mengerti Jeslyb kembali membuka suara
"kenapa? Apa kamu mau cerita? Aku siap kok dengerinnya tapi kalo kamu belum siap aku akan nunggu" Revan kagum dengan sikap Jeslyn yang dewasa dan bijak menurutnya
"Hmm dulu keluarga gw harmonis gw sama kaka gw saling sayang nyokap dan bokap juga baik-baik aja tapi tiba-tiba nyokap gw meninggal gitu aja pas gw baru pulang sekolah dan gw tanya apa penyebabnya kaka gw jawab gini mamah menderita kanker stadium 4 dan udah gak bisa diselematin gitu, gw percaya dengan apa yang kaka gw omongin namun saat umur gw 12 tahun kaka gw 13 tahun bisa dibilang 1 tahun setelah meninggalnya nyokap gw, gw mengetahui penyebab kematian nyokap gw yang sebenarnya Jes, dan lo tahu penyebabnya apa bokap gw Jes bokap gw dan kakak gw nyembunyiin in cuma supaya gw gak ngbemci bokap gw sejak kejadian itu hubungan gw sama kaka gw semakin jauh eh bukan bukan, gw yang menjauh" Jeslyn yang mendengar cerita Revan merasakan apa yang dirasakan Revan namun ia merasa cerita itu belum Revan selesaikan, Jeslyn tak memaksa Revam untuk kembali bercerita
"Van, umur kaka kamu saat itu masih muda bukan? Beda satu tahun sama kamu? Van memang yang namanya kebohongan akan selalu menjadi sebuah kebohongan tapi kamu juga jangan egois Van disini kakak kamu juga menderita sama halnya kamu Van coba kamu rasain apa yang kaka kamu rasain?, dia harus bohongin kamu nutupin kesalahan papah kamu sama kamu, dia cuma gak mau kamu jdai benci sama papah kamu karena cuma papah kami yang kamu punya saat ini mamah kamu udah gak ada kan? Aku tau kamu udah dibohongin disini dan kamu ngerasa kamu yang paling tersakiti, tapi kamu juga harus mikirin perasaan kaka kamu yang sayang sama kamu tapi kamu cuekin, kamu jauhin pasti dia sakit hati juga" penjelasan yang diberika Jeslyn cukup membuat Revan bungkam, keempat sahabat mereka juga hanya jadi pendengar setia namun Kenneth dan Adrya merasa bahagia karena cewe seperti Jeslyn berada disamping Revan membuat Revan mengerti dengan suara lembut yang Jeslyn berikan
"Kalo boleh tau nama kakak kamu siapa?" Tanya Jeslyn mengelus kepala Revan dengan sayang membuat Revan merasa nyaman
"Raihan Arwin Brown" jawab Revan memejamkan mata menikmati elusan tangan Jeslyn dikepalanya
"Raihan?? Oh dia sekolah di SMA kita juga bukan?" Jeslyn memastikan sesuatu
"Iyah, kenapa tadi dia gangguin lo?" Garangnya Revan kembali keluar membuat Jeslyn tersenyum
"Gak tadi pas Meida habis nelpon Adryan, ada cowo tang nyanperin kita mungkin dia gak sengaja denger kali pas dia tau kamu gak baik-baik aja dia keliatan banget paniknya dan langsng pergi setelah kita kasih tau aprtemen Kenneth, dia sayang banget sama kamu lo? Berusaha untuk memafkan ya Revan" Jeslyn kembali meluluhkan hati Revan dengan perlakuan dan perkataan lembutnya Jeslyn
"Gw usahain Jes makasih udah selalu ada buat gw" senyum Revan menular kepada Jeslyn sekarang mereka tersenyum satu sama lainnya
"Itu gunanya sebuah hubungan Van selalu ada saat suka maupun duka, aku mau diantara kita gak ada rahasia2an" anggukan kepala Revan terasa di paha Jeslyn karena sekarang Revan sedang terridup di paha Jeslyn
Huhh cape
Next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad(BOY)Friend [ B #1] ✓
Novela Juvenil------------------------------------------------------------ Cowo tampan?most wanted?banyak fans?Badboy? Semua itu tak diragukan lagi bahkan banyak cewe yang tergila-gila akan pesona nya. Tapi kekurangan hanya satu dia tidak pernah mengenal kata CIN...