EXTRA CHAPTER

3.3K 112 6
                                    

"Jeslyn, kita harus kembali ke Indonesia sayang, aku harus mengurus pekerjaanku yang ada disana. Lagipula Amerika bukankah negara kita" Revan membelai rambut Jeslyn sayang, berusaha meyakinkan istrinya itu agar setuju untuk kembali ke Indonesia, semenjak mereka menikah, mereka memang tinggal di Amerika karena pekerjaan mereka berdua berada disana, dan kini Revan benar-benar harus meninggalkan Amerika

Jeslyn menatap Revan dengan mata yang berkaca-kaca "terus butik aku gimana sayang? Emang kamu gak bisa ke Indonesia tanpa aku?"

Revan menatap Jeslyn tajam, ia berusaha sabar menghadapi sifat Jeslyn yang terkadang membuat dirinya murka namun ia tidak ingin membentak istrinya yang tengah mengandung. Revan menatap Jeslyn dengan senyuman " Listen to me my heart, emang kamu mau pisah sama aku? Jauh dari aku? Gak pernah ketemu? Nanti yang manjain kamu siapa?" Revan tersenyum menatap Jeslyn yang menggelengkan kepalanya

"Masalah butik, aku bisa pindahin butik kamu ke Indonesia, yang di Amerika biarkan menjadi pusatnya, kamu buka cabang di Indonesia? Gimana?"

Jeslyn menghembuskan napasnya "yaudah deh gimana kamu, daripada aku harus tidur tanpa kamu kan? Kaya jomblo" Revan terkekeh, is memeluk istrinya dengan rasa sayang yang semakin hari semakin bertambah

"Oke besok kita pulang ke Indonesia'' ucap Revan mencium kening Jeslyn

"Secepat itu?"

"Iyah sayang"

Jeslyn mengelus perutnya yang membuncit lalu berbisik "papahmu itu tidak romantis sekali orangnya, nanti kalau kamu dewasa kamu harus lebih manjain mamah ya dan harus romantis" Jeslyn tersenyum, tanpa Jeslyn sadari, Revan terkekeh mendengar penuturan Jeslyn mengenai dirinya kepada calon buah hatinya

Bagaimanapun Jeslyn, Revan akan tetap menyayanginya setulus hatinya, ditambah Jeslyn tengah mengandung yang sudah menginjak usia 8 bulan. Revan jadi tidak sabar untuk menanti buah hatinya lahir kedunia ini menambah warna dikehidupan Revan kedepannya

Jeslyn berjalan menuju kamarnya, lalu mengambil koper yang berada disamping lemari nya "Bibi" panggil Jeslyn kepada asisten rumah tangganya

"Iyah nyonya"

Jeslyn tersenyum "Bantu aku untuk membereskan semua barangku ya? Rasanya aku cepat lelah sekali sekarang ini"

"Baik"

Jeslyn tersenyum lagi "apa kau melihat suamiku?"

"Tuan Revan sedang berenang nyonya"

"Apa dia membawa handuknya?" Tanya Jeslyn memastikan

"Sepertinya tidak, tadi saya tidak melihat tuan membawa handuk"

Jeslyn mendumel "biarkan saja, tidak lama lagi juga ia akan memanggil diriku kita hitung mundur saja dari sekarang"

Wanita yang dipanggil Bibi itu tersenyum melihat tingkah tuan dan nyonya nya yang kerap sering berantem namun tak akan lama akan romantis lagi. Benar saja apa kata Jeslyn bahwa Revan memang memanggilnya

"JESLYN! HANDUKKU" teriak Revan menggema dirumah yang besar itu. Jeslyn hanya mencebikkan bibirnya kesal namun meskipun kesal, Jeslyn tetap membawakan haduk Revan lalu berjalan menuju Revan berada

"Kau ini kebiasaan sekali, bagaimana jika aku sedang tidak dirumah lalu kau berenang! Apakah kau senang jika tubuhmu dilihat para maid wanita dirumah ini" geram Jeslyn

Revan terkekeh. Ia tahu bahwa Jeslyn tengah jengkel kepadanya karena Jeslyn menggunakan bahasa yang sangat baku "iyah maaf sayang"

Jeslyn pergi meninggalkan Revan, namun secepat kilat Revan memeluk Jeslyn dari belakang lalu mencium pipi Jeslyn "maafin aku mamah, jangan marah, jangan cuekin aku" Revan mengendus leher Jeslyn

Bad(BOY)Friend  [ B #1] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang