Rintik hujan tengah mengguyur kota Jakarta di sebuah perusahaan besar bernama Brown Crops semua karyawan karyawatinya tengah mondar-mandir karena disibukkan oleh perintah dari atasan
Di ruangan yang besar milik pemimpin perusahaan ini berdiri seorang pria muda namun sudah memimpin perusahaan besar pria itu tengah memandang keluar lewat jendela yang langsung menampakkan keadaan diluar yang sedang hujan. Ia meminum secangkir kopi yang ada di dalam genggamannya sebelum dering ponsel mengganggu ketenangan dirinya
"Apa? Iya gw balik 30 menit lagi" ketukan pintu terdengar, ia memasukkan ponsel kedalam saku celananya
"Masuk" titahnya dengan nada bossy
Pria itu memandang wanita dihadapannya datar "ada apa? Jadwal saya setelah ini apa?" Tanyanya sambil membaca dokumen yang belum selesai ia baca
"Jadwal anda hari ini kosong, namun besok anda akan pergi ke New York untuk mempersiapkan pernikahan kaka anda dan pertemuan dengan perusahaan Brave corps" Revan mengangguk lalu memerintahkan Aurel--sekretarisnya untuk kembali bekerja
Pria itu Revan, 5 tahun berlalu, kini umur Revan sudah memasuki kepala 2 yaitu 22 tahun, diumur yang terbilang masih muda itu Revan sudah meneruskan perusahaan papahnya yang semakin pesat kenaikannya membuat diri Revan di segani oleh pembisnis yang lainnya karena kecerdikan otak Revan yang tak mudah untuk di tipu dengan berbagai cara.
Selama 5 tahun itu lah banyak perubahaan yang terjadi, hanya 1 yang tidak yaitu hatinya masih di tempati oleh nama yang sama, adik Revanpun sudah terlahir 4 tahun lalu namanya mampu membuat dirinya tersenyum karena hampir sama dengan dirinya yaitu Revanita Arwina Brown, Revan bias memanggilanya Nita atau Vani
Revan melirik jam, ia keluar dari ruangan banyak yang menunduk kearahnya tanda hormat, Revan berjalan dengan langkah lebar namun tak meninggalakan kewibawaannya
Revan lulus dari universitas ternama yang ada di London, ia mengambil jurusan bisnis lalu setelah lulus ia langsung meneruskan perusahaan papahnya yang di Indonesia sesuai amanat ketika Revan masih SMA dulu
Revan bisa dibilang orang kaya, namun ia enggan menampakkan bahwa ia memiliki harta berlimpah karena ia merasa risih ketika ada wanita yang mendekatinya hanya untuk harta nya.
Revan sampai di rumahnya, ia langsunh disambut oleh lengkingan suara adik kecilnya Revanita "KAK EVAAN!" Revan berjongkok untuk menyambut Nita kedalam pelukannya
Revan mencium pipi Nita gemas, ia menyayangi Nita "Nita, jangan lari-lari gitu ya, nanti kalo jatuh gimana? Hmm" Revan dikantor dengan Revan yang dirumah sangat berbeda, Revan yang dirumah akan mengeluarkan aura kehangatan untuk keluarganya terutama untuk adik kecilnya, jika Revan yang di kantor hanya akan mengeluarkan aura dingin, datar, dan bossy.
"Ih kan Nita kangen kaka, abis kaka gak pulang-pulang udah 4 hari" Revan tersenyum melihat Nita yang memperagakan angka 4 dengan jarinya
"Iyah maafin kaka ya, masuk yu" ajak Revan langsung menggendong Nita hingga membuat Nita bersorak kegirangan
"Kamu udah sampe Van?" Revan tersenyum lembut kearah wanita paruh bayah yang semakin tua namun tidak melunturkan kecantikannya
"Iyah mah, mamah lagi apa?" Irene tersenyum
"Gak, pantes aja si Nita teriak-teriak, kangen sama kamu tuh"
"Iyah mah, Revan tau, Reyhan sama papah kemana mah?" Tamya Revan sambil duduk disofa dan menikmati kue yang sudah dibuat oleh Irene untuknya
Irene mengikuti putranya duduk di sofa "Reyhan udah ke bandara Van, kan acara pernikahannya besok lalu papah kamu sedang menggantikan tugas Reyhan di Kanada, malam nanti papah akan langsung terbang ke AS"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad(BOY)Friend [ B #1] ✓
Teen Fiction------------------------------------------------------------ Cowo tampan?most wanted?banyak fans?Badboy? Semua itu tak diragukan lagi bahkan banyak cewe yang tergila-gila akan pesona nya. Tapi kekurangan hanya satu dia tidak pernah mengenal kata CIN...