Krystal menyenderkan kepalanya di pundak Namjoon, "aku membenci hidupku."
Ucapan Krystal sukses menyita perhatian Namjoon. Pria itu kini telah mengalihkan perhatiannya kearah Krystal. Terlihat jika Krystal kini tengah menyandarkan kepalanya di pundaknya sembari memejamkan matanya.
"Kenapa kau membenci hidupmu?" Namjoon bertanya bukan tanpa alasan. Siapa tahu ia bisa memberikan sebuah saran terbaik untuk Krystal agar ia tak membenci hidupnya.
"Semuanya karena ayahku. Dia menghamili wanita lain. Ayahku mengabaikannya sewaktu kecil, bahkan membuangnya di tempat sampah, tapi kenapa sekarang ayahku peduli padanya?" Nada sedih mengalun dari setiap kata yang Krystal keluarkan.
Namjoon bahkan sedikit terkejut saat tahu kehidupan si gadis sempurna-- Krystal.
"Aku ingin menghilangkan semua ingatan buruk itu. Jadi, apakah aku harus menabrakkan diriku di jalanan agar ingatanku hilang?"
Namjoon mendongakkan kepalanya, menatap langit malam yang dipenuhi oleh bintang. Namjoon heran, disaat langit malam sedang indah-indahnya seperti ini, dipenuhi dengan kelap kelip bintang, banyak orang yang mengalami kesulitan hidup dan mengeluh.
Tapi, disaat langit malam tengah mendung, tak ada bintang sama sekali, langit yang benar-benar mendefinisikan malam yang sunyi, banyak orang yang berbahagia.
"Krystal--"
Yang dipanggil tak menyahut sama sekali."Manusia itu seperti sebuah pena. Pena selalu identik dengan kertas. Disini, kertas berperan sebagai jalan hidupmu."
Namjoon berhenti sejenak, menatap langit malam dan menikmati angin sepoi-sepoi yang membelai kulit wajahnya.
Dingin, tapi kelap kelip bintang menghangati.
"Ketika seseorang menulis jalan hidup mereka, pasti ada sebuah tulisan yang tidak diinginkan. Karena itu mereka berusaha untuk mencoretnya, berharap jika itu tak bisa terlihat. Tapi, walaupun mereka mencoretnya, tulisan yang tidak diinginkan itu tak akan bisa hilang. Tulisan itu akan tetap ada walaupun tertutup oleh coretan,"
Namjoon tersenyum simpul, "mereka tak sadar jika mereka telah mengambil jalan yang salah. Mencoret bukan berarti menghilangkan. Itu hanya akan mengotori tulisanmu, tulisan indahmu."
"Jadi, biarkanlah hidupmu berjalan tanpa ada coretan sedikit pun. Dunia tak selalu memberikan kita hal baik saja, pasti ada hal buruk juga yang mendampingi hal baik."
Namjoon menghembuskan nafasnya pelan, "karenanya.. cintailah hidupmu dan terimalah takdirmu."
Namjoon diam sejenak, alisnya mengkerut. Pria itu segera menolehkan kepalanya kesamping, kini ia hanya bisa menghela nafas pelan lalu tersenyum.
"Jadi daritadi aku hanya bicara sendiri?" Gumam Namjoon sembari melihat Krystal yang sudah tertidur di bahunya.
🎵🎵🎵
Pikiran Jungkook masih tertuju pada Mixtape, Mixtape dan Mixtape nya. Comeback mereka tinggal menghitung hari, begitu juga Mixtape nya.
Baru kali ini Jungkook merasa kebingungan hebat. Makan pun tak berselera. Bujukan Jimin untuk mengajaknya jalan-jalan pun ditolak. Rayuan Taehyung untuk bermain game pun hanya dibalas dengan gelengan.
Mata Jungkook menghitam, mirip seperti panda. Seharian penuh di dalam studio miliknya, berhadapan dengan komputer besar miliknya.
Pintu studio terbuka pun tak mengalihkan Jungkoo dari layar komputernya.
"Jungkook, mau pizza? Hyung membelikanmu sekotak Pizza," Hoseok masuk ke dalam studio milik Jungkook sembari menenteng sekotak pizza.
"Aku diet, hyung. Kau makan saja, karena itu sudah jadi milikku, maka aku memberikannya padamu," Jungkook menjawab dengan suara lemah, bahkan terlalu kecil.
Hoseok heran, ini telinganya yang bermasalah atau memang suara Jungkook yang sudah seperti ikan paus 52 hertz?
"Berhentilah memikirkan Mixtapemu. Masih ada waktu 2 bulan lagi, santai saja. Mungkin kau butuh pencerahan," Hoseok menepuk pundak Jungkook pelan.
Tangan kirinya menepuk pundak Jungkook, sedangkan tangan kanannya memegang sebuah pizza. Hoseok memakan pizza nya di depan Jungkook tanpa dosa.
"Hyung, kau bilang mau memberikan Pizza nya untukku! Tapi sekarang kenapa kau malah memakannya?" Protes Jungkook, membuat Hoseok berhenti mengunyah.
"Kau kan diet. Lagipula tadi kau memberikannya lagi padaku," Hoseok menjawab sambil memberikan cengiran, kemudian lanjut memakan pizza nya.
Jungkook mengerucutkan bibirnya, "aku kan hanya berbasa-basi. Jika itu Jin hyung, pasti ia akan meninggalkannya di meja dan menyuruhku untuk makan, bukan malah memakannya."
Hoseok tersedak Pizza. Bawang yang menjadi topping di pizza tersebut tiba-tiba menyumpal tenggorokannya. Membuat Hoseok kewalahan untuk mengeluarkan bawang itu.
"Itu kan Jin hyung," cengir Hoseok. Jungkook berdecak pelan, kemudian ikut mengambil pizza yang Hoseok bawa. Tak bisa ditutupi, dirinya juga tengah lapar sekarang.
"Kau bisa minta bantuan Namjoon, Yoongi hyung ataupun aku. Tak usah sungkan," lanjut Hoseok. Tangannya meraih satu pizza lagi, membuat Jungkook heran. Sebenarnya pizza ini untuk siapa?
"Kalian bertiga juga sibuk dengan pekerjaan kalian. Aku tak mau menyusahkan kalian," jawab Jungkook jujur. Ia tak tega untuk mengacaukan pekerjaan ketiga hyung nya itu. Apalagi sekarang Namjoon dan Yoongi sedang dalam masa liburan membuat lagu.
"Kau memang maknae yang pengertian. Aku terharu," ujar Hoseok sembari ber akting menghapus air mata, membuat Jungkook ingin memuntahkan seluruh isi perutnya.
Hoseok memang berlebihan, Jungkook memakluminya. Dia memang vitamin di grup ini, karenanya ia selalu bertingkah seperti ini.
"Hyung, bawa saja sana pizza nya. Kau doyan kan? Bilang saja ingin basa basi denganku dengan cara menawarkan Pizza," decak Jungkook. Ia menutup kotak Pizza yang terbuka itu, lalu memberikannya pada Hoseok.
Hoseok tertawa renyah. Maknae cenayang titisan dewa Yoongi. Dia tahu isi hati Hoseok.
"Kau tahu saja isi hatiku, pintarnya Jeon Jungkook sekarang," Hoseok mengacak-acak rambut Jungkook gemas.
Risih memang, tapi Jungkook menyukainya. Usapan kembut Hoseok membuat stress nya sedikit hilang.
"Oh ya, bagaimana jika kau minta bantuan Krystal atau Naya?" Hoseok memberikan usul yang tentu saja langsung Jungkook tolak mentah-mentah.
Perlu dicatat, Jungkook hanya menolak dibantu oleh Naya. Tapi dengan Krystal.. ia akan mencobanya.
"Untuk Naya langsung kotolak! Tapi jika itu Krystal, aku akan berbicara padanya,"
Hoseok terkikik pelan, lucu saja melihat ekspreksi Jungkook saat ia menyebutkan nama Naya. Terlihat kaget dan shock.
"Tapi, aku akan berbicara dengan Bang PD-nim terlebih dahulu. Siapa tahu dia mempunyai usul yang baik."
🎵🎵🎵
KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL : Stand By Me [ JJK ]
Fiksi Penggemar[ COMPLETED ] ✔ Bagaimana jika dongeng dan dunia nyata itu berbeda? Jika di dalam dongeng Alice lah yang mengejar Tuan Kelinci, tapi di dunia nyata Tuan Kelinci lah yang mencari sosok Alice. Namun, apa yang terjadi jika Tuan Kelinci salah mengira? A...