Stand By Me - 23

8.2K 945 14
                                    

"Jung, mau ikut makan siang?" Itu Jin, kepalanya menyembul dari balik pintu studio Jungkook. Kali ini Jungkook tidak terkejut.

"Pekerjaanku belum selesai, hyung. Aku masih harus membuat melodi yang bagus," keluh Jungkook. Ia juga sebenarnya ingin pergi makan siang, tapi mengingat jika pekerjaannya belum selesai, membuat dirinya malas untuk beranjak.

Jungkook ingin hasil yang maksimal. Ini Mixtape keduanya, dan penantian penggemar tidaklah main-main.

Jika lagunya kurang enak di dengar, penggemar pastinya akan kecewa. Karenanya Jungkook selalu berusaha sekeras mungkin untuk memaksimalkan hasil pekerjaannya.

Jin masuk ke dalam studio Jungkook, berjalan mendekat hingga kini berdiri di sebelah Jungkook.

"Kau tak bisa bekerja jika perutmu lapar," pungkas Jin sembari menepuk pelan pundak Jungkook.

Benar juga. Siapapun itu, mau itu Jungkook atau bukan, jika mereka tengah merasa lapar, sesuatu pasti tidak akan bisa mengerjakan sesuatu. Haruskah Jungkook bilang jika perut mengontrol segalanya?

"Tapi--"

"Kau bekerja sendiri? Dimana Naya?" Potong Jin. Bukannya sengaja memotong perkataan Jungkook, tapi memang Jungkooklah yang terlalu lamban merespon perkataannya. Jadi, dengan sangat terpaksa, Jin memotong perkataan Jungkook.

Sementara itu, Jungkook membuang nafasnya kasar. Kenapa hyung-hyung nya selalu bertanya tentang Naya padanya? Memangnya Naya kekasihnya apa?

"Dia bekerja diruangan lain. Sudahlah hyung, jangan bawa dia ke dalam percakapan kita. Aku bosan jika dihujani pertanyaan tentang Naya," ungkap Jungkook.

Sementara itu Jin mulai tertawa, memberikan efek suara tertawaan khas-- seperti pengelap kaca mobil.

Jungkook menatap Jin dengan aneh, kenapa juga Jin tertawa? Apa ada yang lucu dari setiap perkataannya?

"Orang yang bekerja sama itu seharusnya mendiskusikan semuanya bersama," lontar Jin.

"Tidak seperti itu juga, hyung. Tak perlu bersama juga. Itu merepotkan," Jungkook membayangkan dirinya yang selalu berada di dekat Naya. Bisa-bisa ia tak bisa membuat lagu yang bagus nantinya-- imbas dari kesialan Naya.

"Kau mau hasil yang maksimal tidak? Jika mau, ya kau harus menerima resikonya. Mendiskusikan semuanya dan mengerjakan semuanya bersama itu lebih baik. Kalian bisa bertukar pikiran," usul Jin. Perlu diketahui, ia mencopy paste kalimat itu dari google. Dalam hati, Jin berterima kasih kepada google. Akhirnya ia bisa berceramah di depan Jungkook.

"Hyung, dia kan bisa menyerahkan hasil pekerjaannya padaku. Pokoknya, aku tak bisa bersama dengannya selama 24 jam," tekan Jungkook. Bisa-bisa dirinya di daftar Yoongi masuk rumah sakit jiwa karena stress menghadapi sosok Naya yang lamban.

"Ey, kau ini. Pekerjaan kalian berdua tidak akan pernah selesai jika kalian membuatnya secara individual. Jung, ini sebuah kerjasama. Kalian harus bertukar pikiran satu sama lain. Diskusikan agar hasilnya maksimal,"

"Bayangkan, kau membuat lagu yang seperti ini, sedangkan Naya membuat lagu yang seperti itu, kau dengan gampangnya bilang jika lagu buatan Naya tak cocok denganmu. Itu bukan salahnya, Jung. Itu salah kalian berdua,"

Jungkook mulai berpikir, perkataan Jin ada benarnya juga. Jika mereka bekerja secara individual, maka hasilnya pun tak akan maksimal. Pikiran setiap orang berbeda, Jungkook ataupun Naya tak bisa menyatukan pikiran semua orang.

Tapi, mengingat jika harus bersama dengan Naya lagi... kepala Jungkook rasanya berdenyut sakit. Ia ingin melupakan fakta bahwa ini adalah sebuah kerjasama.

FANGIRL : Stand By Me [ JJK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang