Namjoon tersenyum, melihat siapa pemilik suara deheman tadi.
"Kau mau bergabung?" Namjoon bertanya dengan ramah sembari menggeser posisi duduknya.Krystal melirik Namjoon dan Naya secara bergantian. Pikirannya bergulat, sedang apa mereka berduaan disini?
Hati Krystal bergemuruh saat melihat kedekatan Naya dan Namjoon tadi. Ada semacam perasaan tidak rela saat melihat Namjoon membagi senyumannya pada Naya.
Krystal tersenyum kearah Namjoon, namun tidak tersenyum kearah Naya, sejurus kemudian, ia menggeleng pelan.
"Aku langsung balik saja. Terima kasih tawarannya,"Krystal membungkukkan badannya, berpamitan, kemudian segera melangkah keluar.
Di depan pintu minimarket, Krystal berpapasan dengan Jungkook yang saat itu hendak masuk ke dalam. Gadis itu tersenyum simpul kearah Jungkook, tak lupa juga untuk menyapa. Lalu setelah itu, ia segera pergi.
Jungkook melihat punggung Krystal yang semakin menjauh. Heran saja, kenapa Krystal berjalan dengan cepat sekali? Malam ini tidak terlalu dingin, jadi untuk apa jalan dengan buru-buru?
Jungkook mendelikkan bahunya, tepat saat ia berbalik dan masuk ke dalam minimarket, pandangannya tertuju pada 2 orang yang tengah makan Ramyun cup bersama-- Namjoon dan Naya.
Jungkook melirik jam tangannya, masih tersisa 15 menit lagi. Ia tak bisa menarik Naya pulang karena alasan waktu istirahat sudah habis.
Jungkook terdiam. Kenapa ia mau menarik Naya pulang? Hei, apa yang terjadi dengannya sekarang? Ia rasa otaknya tengah konslet.
Untuk apa Jungkook peduli? Mau Naya makan ramyun dengan siapapun itu, harusnya tak jadi bahan pikiran seorang Jeon Jungkook!
"Jung!" Panggilan Namjoon sukses membuat Jungkook hampir terjungkal. Demi dewa neptunus, dirinya kaget setengah mati. Suara Namjoon sudah seperti suara ledakan nuklir-- Daya ledaknya maupun efek yang membayangi setelanya menjadi hal yang sangat menyeramkan.
"Y-ya, hyung," balas Jungkook sembari melemparkan senyumannya.
"Kau mau beli apa?" Tanya Namjoon, tak biasanya Jungkook mau keluar malam-malam hanya untuk membeli makanan ringan atau apapun itu yang sejenis. Biasanya juga ia selalu merampas makanan ringan milik Taehyung ataupun berbagi makanan ringan bersama dengan Jimin.
"Hmm.." Jungkook berpikir sejenak. Jika boleh jujur, sebenarnya ia tak tahu mau membeli apa. Ia hanya ingin pergi ke supermarket saat mendengar Naya melantunkan kalimat; 'Ramyun cup dan sosis.. Ah, aku sangat lapar!'
Jungkook mencembungkan bola matanya, kenapa Naya lagi? Astaga, ada apa dengan otaknya sekarang? Haruskah ia konsultasi dengan Hoseok-- dokter cinta yang pernah putus cinta karena diselingkuhi (?)
Seketika Jungkook tersadar saat Namjoon masih menunggu jawabannya. Jungkook menggigit bibir dalamnya saat ia melihat Naya memakan ramyun cup miliknya. Kenapa persis seperti iklan-iklan ramyun di televisi?
"Aku juga ingin membeli ramyun cup," akhirnya, satu kalimat berhasil Jungkook keluarkan.
Dahi Namjoon berkerut, "bukannya kau sedang diet?" Pertanyaan yang sukses membuat Jungkook melongo. Dirinya lupa jika sekarang ia sedang diet.
Jungkook meneguk ludahnya kasar saat Naya juga ikut melihat kearahnya. Kenapa dengan dirinya sekarang? Kenapa Jungkook jadi ingin menyapu bibir Naya yang sudah dilumeri dengan kuah ramyun?
"Jung," panggilan Namjoon kembali menyadarkan Jungkook. Namjoon heran, Jungkook kebanyakan melamun. Apa yang dipikirkan adik bungsunya itu sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL : Stand By Me [ JJK ]
Fanfiction[ COMPLETED ] ✔ Bagaimana jika dongeng dan dunia nyata itu berbeda? Jika di dalam dongeng Alice lah yang mengejar Tuan Kelinci, tapi di dunia nyata Tuan Kelinci lah yang mencari sosok Alice. Namun, apa yang terjadi jika Tuan Kelinci salah mengira? A...