Stand By Me - 37

8.2K 957 33
                                    

"Noona!"
Naya menghentikan langkahnya saat ia melihat sosok Jisung yang tengah tersenyum seraya melambaikan tangannya.

Gadis itu sempat menoleh ke segala arah, siapa tahu Jisung bukan memanggilnya. Tapi, ia tak menemukan salah satu orang pun di lobi gedung Bighit, hanya ada 1 pegawai yang berjaga di lobi dan juga satu orang pegawai keamanan.

Kemudian Naya segera menunjuk dirinya sendiri, mengisyaratkan Jisung apakah memang benar dirinya yang Jisung maksud. Tidak lucu jika itu bukan dirinya dan ia dengan percaya dirinya membalas sapaan ramah Jisung.

Pria yang lebih muda itu terlihat mengembangkan senyumannya, terlihat lebih ramah dan segera berlari kecil untuk menghampiri Naya.

"Pagi, Noona!" Sapa Jisung dengan ramah. Sedangkan Naya hanya tersenyum simpul karena Jisung memanggilnya.

"Kenapa pagi-pagi kau sudah disini? Bukankah kau bilang sekali-kali akan kesini?" Tanya Naya heran. Pasalnya, pria di depannya ini adalah seorang idol besutan JYP Entertaiment, jadi agak sedikit aneh jika Jisung terlihat berkeliaraan di gedung Bighit.

"Selama proses pengerjaan album baru ini, kami disuruh untuk pindah ke Bighit sementara. Karena lokasi JYP dan Bighit terlalu jauh, dan juga aktivitas kami yang sangat padat, karenanya CEO kami memutuskan untuk membiarkan kami berkeliaraan di agensi ini sampai album kami selesai," Jisung menjelaskannya dengan panjang lebar. Sedangkan Naya baru tahu jika ada yang seperti itu.

"Benarkah?" Tanya Naya memastikan dan ditanggapi oleh anggukan dari Jisung.

"Oh ya, ruangan Noona ada dimana? Apa Noona punya studio sendiri? Bolehkah aku melihat studio Noona?" Jisung bertanya dengan bersemangat. Bayangan hari pertamanya di gedung Bighit yaitu melihat studio Naya.

"Aku tidak punya studio," balas Naya, sedangkan senyuman Jisung terlihat sedikit luntur karena jawaban Naya. Tapi seketika, senyuman itu kembali terkembang dengan sempurna.

"Kalau begitu, ruangan Noona dimana?" Tanya Jisung penasaran.

"Memangnya kenapa?" Naya balik bertanya.

"Aku mau pergi ke lantai 3, kita bisa naik lift bersama," ungkap Jisung sembari menunjuk lift yang berada tak jauh di belakangnya.

Sebenarnya, Naya tak suka jika harus menghabiskan waktu untuk menaiki lift. Lagipula, naik tangga itu banyak manfaatnya. Tapi melihat Jisung sekarang, Naya jadi tersenyum dan kemudian berujar, "ruanganku juga di lantai 3."

Jisung tak bisa berhenti mengembangkan senyumannya.

Pria itu segera berlari kecil menuju lift, kemudian segera menekan tombol panah turun, lalu segera memanggil Naya agar cepat masuk ke dalam lift saat pintu lift sudah terbuka.

Saat pintu lift hampir tertutup, tiba-tiba saja pintu lift tersebut ditahan oleh sepatu seseorang, membuat lift tersebut kembali terbuka.

"Oh, Annyeong haseyo, Jeon Jungkook sunbaenim," sapa Jisung ramah sembari membungkukkan badannya, sedangkan Jungkook juga membalas sapaan ramah Hanbin dengan senyuman.

Naya dan Jungkook saling lirik sesaat, dan setelah itu Naya memilih untuk memutuskan kontak mata terlebih dahulu.

Jungkook berdiri di belakang Naya dan Jisung. Tak mungkin juga ia berdiri di pinggri Jisung atau berada di tengah-tengah kedua orang itu.

Kan aneh, memalukan pula.

"Noona,"
Dada Jungkook bergemuruh saat ia mendengar panggilan yang keluar dari mulut Jisung. Tentu saja Jungkook sadar jika Jisung tengah memanggil Naya, pria itu gila jika ia memanggil Jungkook dengan sebutan Noona.

"Kenapa?" Tanya Naya sembari melihat kearah Jisung.

Pintu lift terbuka di lantai 2, membuat Jisung menoleh dan mendapati sosok Won Young yang juga ikut bergabung ke dalam lift.

Pria itu menatap Won Young dengan lekat, ada semacam luka dari dalam tatapannya.

Sementara itu, Won Young berusaha untuk tidak peduli dengan sosok Jisung yang jelas-jelas ada di dalam lift. Ia hanya menyapa Jungkook dan juga Naya.

"Kau tadi ingin bicara apa?" Tanya Naya lagi, sukses membuat Jisung sedikit tersadar kemudian tersenyum kikuk.

Tentu saja hal itu membuat Naya bertanya-tanya dalam hati dan sejurus kemudian melihat Won Young dan juga Jisung secara bergantian.

"Aku bingung harus mengatakannya seperti apa," ujar Jisung dengan grogi. Terlihat jelas karena ia mengusap tengkuknya yang sudah mengeluarkan keringat dingin.

"Sebenarnya, aku menyukai Noona," gumam Jisung.

UHUK!

Jungkook yang saat itu tengah meminum air mineral pun tersedak saat mendengar penuturan Jisung.

Apa ia tak salah dengar? Bocah ini baru saja menyatakan perasaannya pada Naya?

"Oppa, tidak apa-apa?" Tanya Won Young saat ia melihat Jungkook yang terbatuk kecil.

Sementara, 2 orang yang berdiri di depan Jungkook terlihat sama sekali tidak peduli. Mereka berdua, Naya dan Jisung masih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Jadi, apa Noona mau berpacaran denganku?"
Tepat saat itu, pintu lift terbuka, berhenti di lantai 3.

Jisung menoleh kearah Won Young sebentar, kemudian segera menarik pelan tangan Naya untuk segera keluar dari dalam lift.

"Oppa, kau butuh tissue? Aku punya tissue di dalam tas," Won Young memberikan Jungkook beberapa lembari tissue untuk menghilangkan beberapa tetesan air yang menyembur dan mengenai tangannya.

Bahkan bibir Jungkook sudah sepenuhnya basah karena air sialan itu.

Saat pintu lift tertutup, Jisung baru bisa bernafas dengan lega.

"Jisung--"

Jisung meraih kedua tangan Naya, "Noona, aku minta maaf. Aku tak bermaksud untuk membuat Noona kaget karena perkataanku."

Naya harap jika semua itu tidak benar sekarang. Ia yakin, ada yang Jisung sembunyikan darinya. Jisung dan Won Young seperti mempunyai sebuah hubungan. Entah itu sekarang ataupun sudah menjadi masa lalu.

"Katakan jika kau itu hanya bercanda," kata Naya. Iya sangat yakin jika Jisung melontarakan kata tersebut karena maksud tertentu.

Jisung menundukkan kepalanya, ia mengangguk, "maaf Noona, semua itu tidak benar. Apa itu melukai perasaanmu?"

Naya menghembuskan nafas leganya, sejurus kemudian ia tersenyum lalu menggeleng, "aku mengerti. Biasanya, orang-orang melakukan hal nekat saat bertemu dengan seseorang yang berperan penting dalam hidupnya."

Jisung mendongakkan kepalanya, menatap Naya dengan penuh tanda tanya, "Noona--"

"Apa hubunganmu dengan Won Young?" Pertanyaan Naya tepat, sukses membuat Jisunh bingung harus menjawabnya seperti apa.

"Mantanku," gumam Jisung, jawaban yang sukses membuat Naya mengulum senyumannya.

"Noona, bantu aku. Aku ingin membuat Won Young menyesal karena telah memutusiku duluan! Aku heran, dia cepat sekali move on dariku, padahal kami baru saja putus beberapa bulan lalu,"

"Tapi--"

"Ayolah Noona, hanya di depan Won Young saja. Anggap saja semua pernyataanku tadi benar," desak Jisung. Sebenarnya, pria itu juga tidak enak jika harus mendesak Naya untuk melakukan sandiwara bersamanya, tapi ia sungguh-sungguh membutuhkan bantuan Naya sekarang.

Menerima... bukan merupakan kesalahan besar, kan? Lagipula, tak ada satu hati yang hancur karena sandiwara ini.

🎵🎵🎵

FANGIRL : Stand By Me [ JJK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang