Stand By Me - 41

8.8K 1K 79
                                    

Jungkook beranjak dari kursi putarnya. Sudah 3 jam ia duduk di depan komputer besar miliknya, berencana untuk mulai menulis atau sekedar membuat lagu, tapi tidak bisa.

Tiba-tiba saja pikirannya kacau, sekacau hatinya. Jungkook mulai meremas rambutnya dengan kuat, rasanya dunia bagaikan berputar sekarang.

"Bagaimana bisa dia tidak ingat apapun? Apa dia sedang mempermainkanku?" Rutuk Jungkook sembari beranjak dari kursinya.

Pria itu mulai berputar-putar tak jelas di dalam studio minimalisnya. Pikirannya tentu saja masih terpusat pada satu orang gadis yang sukses membuat hatinya melecos dan melebur.

Kenapa Naya tak bisa mengingatnya sedangkan ia bisa mengingatnya dengan jelas?

Ini siksaan namanya! Tidak adil jika hanya Jungkook yang bisa mengingat semua ciuman itu.

Jungkook membuang nafasnya dengan kasar, kemudian segera berjalan keluar dari dalam studio miliknya. Surganya kini tengah terasa pengap sekarang. Ia tak sanggup berlama-lama di dalam studio yang sudah seperti surga baginya.

Naya menghentikan langkahnya, di depannya kini sudah berdiri sosok pria dengan wajaha lesunya. Membuat Naya bertanya-tanya dalam hati, apa yang membuat pria itu murung?

"Noona," panggilnya. Ya, itu Jisung. Wajahnya berbeda hari ini, tak secerah biasanya. Sudut bibirnya sama sekali tak terangkat keatas.

Naya mengerjapkan matanya, bingung dengan keadaan Jisung yang seperti sekarang. Apa ada masalah?

Jisung berjalan mendekat dengan langkah pelan, lalu setelah itu sukses membuat Naya terkesiap.

Jisung memeluknya tanpa tenaga. Seperti membiarkan tubuhnya bersentuhan dengan tubuh Naya. Bahkan pelukannya terlihat sangat lemah. Pria itu menenggalamkan wajahnya di bahu Naya.

Naya mengerjapkan kedua matanya, "kenapa?"

"Semalam aku dan Won Young berbicara," Jisung membuka sesi penjelasannya, sedangkan Naya berusaha untuk mendengar setiap keluh kesah Jisung.

"Dia bilang jika aku adalah sosok pria yang pantas untuk diputusi. Itu melukaiku, Noona. Aku selalu memberinya sesuatu yang ia mau. Aku memberikan duniaku padanya. Tapi.. tapi kenapa dia memberikan cinta yang palsu untukku? Aku bahkan rela menyukai hal-hal yang sebenarnya tak aku sukai,"

Malam tadi, Jisung tak sengaja bertemu dengan Won Young. Awalnya, Jisung ingin mengajak Won Young untuk menjadi teman, tak seharusnya sesama mantan itu saling bermusuhan.

Tapi, Won Young sudah lebih dulu berucap. Gadis 20 tahun itu sudah lebih dulu melukai hatinya. Gadis itu bahkan menjelaskan jika sesuatu kebenaran yang sungguh membuat hati siapapun sakit saat mendengarnya.

"Aku berpacaran denganmu hanya karena kau itu seorang Idol terkenal!" Tegas Won Young, matanya menatap tak suka kearah Jisung. Ia membenci pria tampan di depannya kini.

"Lalu, selama ini yang kau ucapkan itu apa? Kau bilang jika dirimu mencintaiku!" Ungkap Jisung tak mau kalah.

Won Young tertawa hambar, sejurus kemudian, ia menatap Jisung dengan lekat, "cinta? Apa itu cinta? Sekalipun kata itu keluar dari mulut manisku, bukan berarti hatiku yang mengatakannya. Kau tahu, semua bisa dimanipulasi. Cinta pun bisa!"

"Aku memberikan seluruh hatiku padanya, tapi semua itu tak ada artinya. Dia kira hatiku ini sekeras besi baja? Besi saja bisa hancur, apalagi hati yang seperti permen kapas," kali ini Jisung mengeratkan pelukannya pada Naya, ia hanya butuh kenyamanan sekarang. Pelukan Naya memberikan kenyamanan tersendiri untuknya.

Naya memberanikan dirinya untuk menepuk-nepuk pelan punggung Jisung, berusaha menyalurkan rasa simpatinya.

Ia turut prihatin dengan kisah cinta yang Jisung alami. Cukup tragis baginya. Bayangkan saja, kau sudah memberi duniamu padanya, kau tergila-gila padanya, tapi ternyata dia memacarimu bukan karena cinta.

Menyedihkan.

Sama saja rasanya dengan cinta searah. 2 kisah cinta itu sama-sama tragis. Naya dan Jisung sama-sama membenci keadaannya.

Jungkook mengepalkan tangannya dengan kuat, iris matanya tak bisa lepas dari 2 orang yang tengah berbagi kehangatan di depan sana. Si pria yang tengah memeluk gadis itu dengan erat. Sedangkan si gadis yang menepuk-nepuk punggung pria itu.

Cemburu. Mungkin itulah yang tengah Jungkook rasakan. Dadanya bergemuruh, rasanya ia sangat ingin menarik tangan Naya agar segera pergi menjauh dan memperingati Jisung jika Naya adalah miliknya.

Tapi, Jungkook sadar, ia tak punya hubungan apapun dengan Naya. Tak ada yang spesial karena setiap hari ia selalu saja berkata kasar dan membentak Naya.

Jungkook juga tak bisa membantah kenyataan. Kenyataan yang menamparnya dengan sangat kuat sehingga pintu hatinya terbuka.

Ia menyukai Naya, dan itu baru ia akui sekarang. Bodoh! Jeon Jungkook bodoh!

Awalnya memang terasa terganggu dengan kehadiran sosok gadis yang bahkan tak bisa merawat dirinya sendiri. Jungkook tak menyukai gadis yang seperti Naya, gadis itu sama sekali bukan tipenya.

Tapi lama kelamaan Jungkook mulai sadar, jika kebencian itu mulai berubah haluan. Kebencian itu perlahan-lahan tergantikan dengan kata keramat-- cinta.

Dan bodohnya, Jungkook terlambat mengakui semua itu.

Kepingan-kepingan ingatan tentang Naya kembali terputar di otaknya. Diawal pertemuan mereka, dimulai dari Fansign-- kebenaran yang baru ia sadari. Kemudian berlanjut dengan pertemuan-pertemuan yang membawa sebuah bencana.

Tabrakan, koper tertukar, kopi yang tumpah, kertas lagu, payung yang hampir mencolok mata, saus sambal, topi yang menyakiti hidungnya... Jungkook membenci sekaligus menyukainya.

Jisung melepaskan pelukannya, kemudian menatap Naya dengan lekat sembari kembali mengembangkan senyumannya.

"Noona, terima kasih. Aku merasa terobati," ucap Jisung sembari menepuk-nepuk puncak kepala Naya.

"Apa yang aku lakukan? Padahal aku hanya menepuk punggungmu dan mendengarkan ceritamu. Itu bukan sesuatu hal yang besar," balas Naya.

"Pelukan Noona sangat hangat. Aku menyukainya. Pelukan Noona juga membantuku meredam kesedihanku," jujur Jisuny sembari memberikan buktinya-- senyuman.

Naya terkekeh pelan, kemudian segera mengusap lembut kepala Jisung. Pria dihadapannya ini sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

"Hiduplah dengan baik, fokus pada kariermu," Naya memberikan wejangan pada Jisung. Bagaikan kakak yang tengah memberikan arahan pada adiknya sendiri.

"Hmm," ungkap Jisung dengan semangat.

🎵🎵🎵

"Kau mengagetkanku," kesal Naya saat Jungkook muncul dengan tiba-tiba. Naya bahkan hampir saja terlonjak kebelakang karena pria itu muncul bagaikan sosok makhluk halus.

"Kemarikan tanganmu," pinta Jungkook. Tentu saja Naya tak langsung menjulurkan tangannya. Ia masih bingung kenapa tiba-tiba Jungkook malah memintanya untuk menjulurkan tangannya.

"Ada apa?" Tanya Naya dengan penuh selidik.

"Kemarikan cepat. Memangnya apa yang ada dipikiranmu sekarang?" Paksa Jungkook. Naya menghela nafasnya, kemudian segera menjulurkan tangan kanannya.

Naya sedikit tertegun saat Jungkook memasangkan sebuah cincin di jari manis Naya. Bukan emas, bukan perak, bukan berlian dan bukan juga permata. Cincin yang berwarna pink dengan hiasan bunga-bunga diatasnya. Mirip seperti hadiah dari sebuah chiki-chiki.

"Mari berpacaran,"

🎵🎵🎵

FANGIRL : Stand By Me [ JJK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang