Stand By Me - 49

8.6K 929 19
                                    

Suara tepukan tangan yang sangat keras menggema diseluruh ruangan berukuran 100x400 tersebut. Suara tepukan tangan tersebut bukan ditujukan untuk orang yang baru saja menyelesaikan presentasi, melainkan ditujukan pada salah satu orang pria berkacamata dengan setelan pakaian rapi.

Pria berkumis tebal tersebut memberikan applause pada pria berpakaian rapi tersebut sembari tertawa patah-patah(?).

"Bagus, bagus. Kita bisa langsung bergerak ke gedung Bighit sekarang," pria tersebut menempelkan bokongnya di sebuah kursi sembari menghentikan tepukan tangannya. Hembusan nafas kemenangannya bisa dirasakan oleh pria berpakaian rapi tersebut.

"Tapi sajang-nim, bukankah itu terlalu cepat?" Tanya pria itu dengan takut-takut.

Raut wajah pria berkumis tersebut berubah menjadi masam, menatap pria berpakain rapi itu dengan tajam, mengisyaratkan jika ia tak suka dengan ucapan pria tersebut, "lama? Apa maksudmu? Semakin cepat maka itu akan semakin baik buat kita!"

Pria itu membetulkan letak kacamatanya, ia meneguk salivanya dengan susah payah, sedikit takut dengan celangan mata Bos nya, "sebaiknya kita bergerak jika mereka sudah pulang ke Korea."

Pria itu diam, otaknya mulai bekerja ekstra, padahal ia sudah menyiapkan kata apa yang akan ia ucapkan pada Shi Hyuk hari ini. Tapi, mendengar saran dari bawahan terpercayanya, pria paruh baya itu pun setuju untuk menunda kedatangannya ke agensi yang telah sukses besar tersebut.

"Jadi, kapan mereka akan pulang ke Korea?" Tanyanya.

"Besok pagi. Mari kita susun dengan matang rencananya dulu."

🎵🎵🎵

Pagi ini Bandara Gimpo sudah dipenuhi oleh orang-orang. Dari kumpulan para wartawan portal berita harian dan online sampai dengan para masternim-masternim dengan segala macam kameranya sudah berjejer rapi, menunggu kedatangan sang Idola yang sudah dijadwalkan akan pulang hari ini. Jangan lupakan juga para Fans yang sudah siap untuk membidik kamera ponselnya. Bandara Gimpo benar-benar padat dan penuh dari biasanya.

Seluruh orang yang kebanyakan adalah wanita itu mulai berdesakan saat BTS sudah terlihat. Seperti biasa, kilatan flash benar-benar menyilaukan, suara bidikan kamera para masternim benar-benar berisik, ditambah lagi dengan suara teriakan para Fans wanita.

Karier mereka sudah menginjak usia 8 tahun, tapi tetap saja mereka akan selalu populer. Euforianya masih sama seperti 3 tahun lalu, disaat mereka tengah menjadi sorotan dunia.

Untungnya, BTS berhasil masuk ke dalam VAN dengan selamat. Ya walaupun masih ada beberapa Fans yang terlihat hendak menyentuh atau tak sengaja menyentuh. Bagi BTS, itu adalah suatu hal biasa dan mereka sudah membiasakan diri.

"Setelah ini kita sibuk Fanmeeting," ungkap Namjoon saat mereka sudah berada di dalam VAN hitam mahal tersebut.

"Hmm, kali ini Fanmeeting akan diselenggarakan dimana? Kita belum mendiskusikannya bukan?" Tanya Jimin sembari mengecek ponselnya.

"Kita akan mendiskusikannya besok, bersama dengan PD-nim. Fanmeeting kali ini harus meriah, kita juga harus tampil maksimal. Ini juga Fanmeeting terakhir sebelum Jin hyung pergi Wamil," timpal Taehyung dan langsung dibenarkan oleh Namjoon dan juga Jimin.

"Sepertinya kita harus melaksanakan Fanmeetingnya di Jamsil stadium," canda Yoongi dan siapa sangka candaan tersebut ditanggapi dengan serius oleh Namjoon?

"Tidak buruk juga idemu itu, hyung. Biasanya kita melaksanakan Fanmeeting di Gocheock Sky Dome atau tempat yang lebih kecil lagi, tapi tahun ini mari buat sesuatu yang berbeda!" Ungkap Namjoon dengan semangat.

"Ah.. aku akan Wamil sebentar lagi. Apa aku terlihat tua?" Tanya Seokjin sembari memasang wajah sedihnya.

"Hyung, biarpun umurmu sudah hampir 30 desember nanti, tapi kau masih terlihat muda," tutur Taehyung sembari menepuk pundak Seokjin, bertingkah seperti menenangkan hyung tertuanya itu.

"Tahun depan giliranku juga yang wamil," timpal Yoongi dan semuanya membenarkan. Mereka semua juga pasti akan kebagian jatah wamil.

Sedangkan Naya masuk ke dalam bus yang sudah dikhususkan untuk para staff. Gadis itu duduk di dekat jendela, bahkan senyumannya tak pernah luntur semenjak turun dari pesawat.

Naya melihat layar ponselnya yang tengah menampakkan aplikasi pesan. Rasanya hendak ia cium saja layar ponselnya. Tapi dirinya masih punya urat malu. Apa kata orang jika ia menciumi layar ponselnya sendiri?

'Aku mencintaimu'

Pesan singkat satu kata tersebut membuat Naya tersenyum lebar dan matanya berbinar. Jungkook mengiriminya pesan tersebut pagi tadi, sebelum mereka naik ke dalam pesawat. Pria itu juga memberikan sebuah ciuman jarak jauh pagi tadi. Katakan saja sebagai sebuah kiss bye.

Malam terakhir di Barcelona, mereka juga menghabiskan waktu berdua. Menikmati keindahan kota Barcelona yang indah sembari bergandengan tangan. Malam yang benar-benar tak akan pernah Naya lupakan.

'Baru berapa jam kita berpisah?'
Naya terlonjak saat mendapatkan pesan singkat dari Jungkook. Sudut bibirnya semakin terangkat dengan tinggi.

'Entahlah. Bahkan aku tak tahu berapa jam perjalanan dari Barcelona ke Seoul.'

Jungkook terkekeh pelan, membuat Jimin yang duduk disebelahnya menjadi penasaran dan melirik kearah Maknae kesayangannya.

"Apa rasanya berpacaran Jung? Kau terlihat bahagia sekali," goda Jimin. Ia iri karena Jungkook mendapatkan kekasih semanis Naya.

"Aku tak bisa menjelaskan bagaimana rasanya hyung. Tapi, kali ini rasanya berbeda saat masa-masa pacaran sebelumnya," ungkap Jungkook.

'Kau harus banyak istirahat. Sebentar lagi musim dingin,'

Jungkook tersenyum sumringah saat ia mendapatkan sebuah pesan singkat lagi dari Naya. Padahal gadis itu hanya mengingatkan jika sebentar lagi musim akan berganti, tapi rasanya sudah seperti menyatakan perasaan cinta berkali-kali.

Jungkook mengetikan balasan dengan super cepat, membuat Jimin hanya bisa geleng-geleng kepala karena melihat tingkahnya.

'Kau juga. Jangan sampai kau sakit.'

Naya terkekeh pelan, tak peduli dengan staff lainnya, ia mulai mencium layar ponselnya dengan semangat. Jika ia diizinkan untuk berteriak sekali saja, maka ia akan berteriak dan berkata jujur bahwa ia sangat mencintai sosok Jeon Jungkook, idolanya sendiri.

🎵🎵🎵

Krystal menghela nafasnya pelan. Ia baru saja merampungkan seluruh pekerjaannya. Lagu-lagunya sudah selesai ia buat. Kepalanya menengadah kelangit yang sangat cerah.

Ayah ingin berkata jujur tentang status ayah pada Naya minggu depan.

Suara ayahnya terus terngiang-ngiang di telinganya. Krystal sungguh belum siap. Dirinya tak bisa membayangkan apa yang terjadi pada ayahnya, ibunya dan juga Naya.

Jika ayahnya jujur, maka ibunya pasti akan marah besar. Kemungkinan terburuknya adalah perceraian. Jika ayahnya jujur, belum tentu juga jika Naya menerima semua itu. Krystal sering membaca artikel tentang anak-anak yang dibuang oleh orangtua mereka sendiri, dan perkataan anak-anak itu sungguh membuat Krystal merasa miris.

Q : Jika kalian bertemu dengan orangtua kalian, apa yang akan kalian lakukan? Apakah kalian akan merasa bahagia?

A : Kami sudah bahagia di panti asuhan. Jadi, kami sama sekali tidak bahagia jika mereka yang telah membuang kami tiba-tiba malah mengambil kami.

Apa yang harus ia lakukan sekarang?

🎵🎵🎵

FANGIRL : Stand By Me [ JJK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang