Seokjin menghela napas pelan, sejak kejadian kemarin saat dia dan Taehyung bersusah payah menerobos media untuk pergi menuju lokasi pemotretan, Seokjin menjadi sangat sering menghela napas.
Padahal Seokjin tahu bahwa mitosnya menghela napas itu berarti membuang satu keberuntungan. Namun rasanya memang semua keberuntungan Seokjin sudah habis sejak dia dinyatakan menikah secara hukum dengan pria bernama Kim Namjoon.
Seokjin menatap pantulan wajahnya di cermin, hari ini dia harus melakukan pemotretan untuk cover sebuah majalah dan walaupun wajahnya menghiasi hampir semua laman berita, para kru masih bersikap professional di depan Seokjin dengan tidak menyinggung masalah pernikahan. Seokjin merasa sangat bersyukur karenanya.
"Jin? Kau sudah siap?" Taehyung mengintip ke dalam ruang ganti dan melihat seorang wanita make-up artist tengah memberikan sapuan terakhir di bawah mata Seokjin. Setelah selesai dia membereskan peralatan riasnya lalu membungkuk sopan pada Seokjin dan Taehyung sebelum berjalan keluar dari ruangan. Seokjin mengucapkan terima kasih, begitu pula dengan Taehyung.
"Aku akan ke sana dua menit lagi." Seokjin memperhatikan penampilannya untuk memastikan dia sudah sempurna. Kepalanya bergerak menoleh ke kanan dan kiri untuk memeriksa riasannya dan Seokjin tersenyum puas akan hasil riasannya.
Taehyung berjalan masuk ke dalam ruang ganti dan berdiri di belakang Seokjin. "Kau baik-baik saja?"
Seokjin menggerakkan jarinya untuk merapikan beberapa anak rambutnya. Rambut pinknya merupakan sesuatu yang disukai Seokjin, padahal dia mewarnai rambutnya hanya untuk peran kecil di sebuah film tapi pada akhirnya Seokjin membiarkan rambutnya tetap berwarna pink. Untungnya pihak agensi dan juga beberapa brand yang mempekerjakan Seokjin tidak mempermasalahkan rambutnya karena penggemar Seokjin memang menyukai rambut merah mudanya.
"Aku baik, Taehyung. Kenapa? Ada masalah dengan kinerjaku?"
Taehyung menggeleng, "Tidak ada, aku hanya mengkhawatirkanmu."
Seokjin melirik Taehyung dari cermin di hadapannya, "Santai saja, masalah pernikahan ini sudah selesai kan? Kudengar respon publik juga bagus." Seokjin tersenyum lebar, "Rileks, karir kita aman."
Taehyung tertawa kecil, tangannya bergerak untuk menepuk-nepuk bahu Seokjin. "Ya, aku tahu. Aku hanya merasa tidak enak padamu."
Seokjin menyipitkan matanya, "Hmm kau menyesal karena sudah membiarkan modelmu yang manis ini menikah dengan pria arogan itu, kan? Tenanglah, toh kami tidak menjalani kehidupan pernikahan yang sebenarnya. Ah, atau jangan-jangan kau iri karena aku 'menikah' lebih dulu?" Seokjin bertanya main-main kemudian dia tertawa ceria.
Taehyung tersenyum tipis, "Sebenarnya daripada iri aku lebih merasa menyesal."
"Eh?"
"I'd like to marry you myself than let other guys marry you. But, I'm not even close to your 'dream husband', so I decided to stay like this. Being your manager is more than enough for me." ujar Taehyung seraya tersenyum lembut pada pantulan wajah Seokjin di cermin.
Seokjin membulatkan matanya saat mendengar pengakuan Taehyung. Dulu Seokjin memang pernah berpikiran untuk memaksa Taehyung menikahinya agar dia bisa terbebas dari keluarga angkatnya tapi ternyata Taehyung diam-diam memang memiliki niat itu, hanya saja Seokjin tidak pernah mengetahui fakta ini. Lagipula itu hanya lintasan pikiran liar Seokjin yang muncul saat dia panik, Seokjin tidak pernah serius ingin menikah dengan Taehyung karena dia pikir manajernya tidak mungkin menyukainya seperti itu.
Seokjin menggigit sudut bibirnya, "Taehyung.."
Taehyung tertawa, "Jangan dipikirkan, aku juga tidak akan memaksakan diriku untukmu. Kau adalah modelku yang berharga, aku juga tidak mau kau terjebak seumur hidup dengan pria biasa sepertiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Legally Bound
FanfictionSemua berawal dari kegilaan seorang Kim Namjoon yang bermaksud untuk menjebak wanita yang sudah menolaknya dengan cara mendaftarkan pernikahan dengan nama mereka. Akan tetapi, Namjoon melakukan sebuah kesalahan besar dengan melakukan hal tersebut s...