"Ada apa dengan wajahmu itu? Aku mengajakmu karena kita harus tampil di publik sebagai pasangan." Namjoon melipat tangannya di depan dada. "Lagipula seisi kantor sudah tahu aku menikahimu tapi sampai hari ini aku belum pernah memperkenalkanmu ke perusahaan, jika ini terus berlanjut, gosip akan mulai menyebar."
Seokjin mengatupkan bibirnya, "Jadi.. ini karena kepentingan 'hubungan' kita di mata umum?"
Namjoon mengangguk, "Tentu saja, memangnya kau kira apa? Lagipula ini pesta terbatas untuk karyawanku saja, seharusnya kau merasa bahagia."
Seokjin mendecih pelan, "Pernahkah seseorang melemparmu dengan sepatu? Kau benar-benar perlu mendapatkan sedikit lemparan karena cara bicaramu yang benar-benar menyebalkan."
Namjoon tersenyum miring, "Aku pernah mendapat yang lebih buruk dari itu."
Seokjin mengerutkan dahinya, "Huh?"
Namjoon menghela napas melihat Seokjin yang lagi-lagi lamban dalam memberikan reaksi namun jeda di antara mereka terputus karena suara dentingan dari oven di belakang Seokjin. Namjoon menuding ke arah oven, "Makan malam sudah siap, aku akan ambilkan beberapa kaleng bir. Kau mau?"
Seokjin agak kelabakan karena dia bergegas mencari sarung tangan khusus baking untuk mengambil makanannya. "Ya, aku mau." ujar Seokjin pada Namjoon dengan tangan yang sibuk mengeluarkan makanan dari oven.
Namjoon berjalan ke arah lemari es dan mengambil dua kaleng bir dari sana, "Aku tunggu di meja makan."
Seokjin mengangguk, dia menyiapkan sumpit untuk makan malam mereka kemudian membawa hidangan makan malam mereka ke meja. Seokjin duduk di seberang Namjoon seperti kemarin sementara di depannya Namjoon sedang membuka kaleng bir kemudian menggesernya ke arah Seokjin.
Namjoon meraih sumpitnya, "Kau terbiasa makan malam dengan ini?"
Seokjin ikut mengambil sumpitnya, "Tidak juga, hanya jika aku sedang ingin."
Namjoon mengangguk pelan kemudian mengambil satu potong sosis dan mulai melahapnya, "Hmm, lumayan juga."
Seokjin berdecak, "Sudah kubilang aku bisa memasak."
Namjoon tersenyum tipis, "Baiklah, kurasa aku bisa percaya itu."
"Aish, aku benar-benar ingin melemparmu dengan sepatu." Seokjin ikut menyantap makan malam mereka sementara di seberangnya Namjoon tertawa mendengar gerutuan Seokjin.
Mereka menghabiskan makan malam mereka dengan cepat, namun mereka masih belum beranjak dari meja makan. Seokjin menyesap birnya kemudian menatap Namjoon yang sibuk dengan ponselnya, "Hei Namjoon,"
"Hmm?"
"Soal pesta itu, apa yang harus kulakukan?"
Namjoon melirik Seokjin, wajahnya skeptis karena menduga Seokjin sedang bercanda namun saat melihat raut penasaran Seokjin, Namjoon tahu dia serius. Namjoon meletakkan ponselnya dan menjalin jemarinya di atas meja, "Kau pernah pergi ke pesta sebelumnya?"
Seokjin mengangguk.
"Kalau begitu tidak ada masalah, pesta yang diadakan perusahaanku sama dengan pesta pada umumnya."
"Tapi kau bilang kau akan memperkenalkanku sebagai pasanganmu pada semua karyawanmu." Seokjin menopang dagunya, "Apa ada dialog yang harus kusiapkan?"
Namjoon mengerutkan dahinya, "Kurasa tidak ada."
"Kau yakin?"
Namjoon terdiam sebentar, dahinya berkerut untuk memikirkan skenario yang kemungkinan akan terjadi dalam pesta jika Seokjin datang dan diperkenalkan sebagai pasangannya. Namjoon menatap Seokjin yang duduk di hadapannya dan menatapnya dengan matanya yang polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legally Bound
FanfictionSemua berawal dari kegilaan seorang Kim Namjoon yang bermaksud untuk menjebak wanita yang sudah menolaknya dengan cara mendaftarkan pernikahan dengan nama mereka. Akan tetapi, Namjoon melakukan sebuah kesalahan besar dengan melakukan hal tersebut s...