Namjoon berjalan keluar dari kamarnya dengan menenteng sebuah jas dan tangan yang lainnya memeriksa ponselnya. Dahinya berkerut membaca beberapa email yang masuk dari Jimin serta beberapa email dari para General Manager yang mengucapkan kekhawatiran mereka atas apa yang terjadi pada Seokjin.
Kerutan di dahi Namjoon semakin dalam saat sadar bahwa ini mungkin akan membuat namanya dan Seokjin masuk dalam berita lagi dan mungkin saja beberapa wartawan akan datang untuk mengorek keterangan dari Namjoon dan Seokjin.
Namjoon mengingatkan dirinya untuk mengatakan pada Lee agar tidak pernah meninggalkan Seokjin. Bukan sebuah hal yang tidak mungkin seseorang yang menyerang Seokjin kemarin akan kembali datang dengan memanfaatkan keramaian wartawan yang memburu Seokjin.
Ah, atau mungkin sebaiknya Namjoon menghubungi Taehyung untuk mengatakan kemungkinan ini padanya?
Namjoon menimbang-nimbang sebentar namun akhirnya dia memutuskan untuk tidak mengatakan apapun pada Taehyung. Namjoon cukup yakin manajer Seokjin itu cukup handal dan dia pastinya bisa mengatasi situasi ini.
Kaki Namjoon melangkah menuju dapur dan mulai membuat kopi untuk dirinya ketika ponselnya berdering, Namjoon melirik dan dia melihat nama Jimin di sana, Namjoon mengangkat panggilan itu lalu mengubahnya menjadi mode speaker.
"Jimin," sapa Namjoon.
"Namjoon! Aku mencoba menghubungimu semalaman, demi Tuhan. Apa yang kau lakukan semalam? Kupikir kau langsung pulang setelah kejadian yang menimpa Seokjin."
Namjoon terdiam sebentar, ya dia memang langsung pulang, pergi ke rumah Seojin sebentar, kemudian kembali ke rumah dan.. mencium Seokjin. Namjoon tidak pernah mencium seorang pria sebelumnya walaupun sebenarnya dia tidak pernah mendiskriminasi. Bagi Namjoon ciuman layak untuk diberikan pada siapapun dan tidak memandang gender.
"Namjoon? Hallo? Kau di sana?"
Namjoon berdeham saat suara Jimin kembali terdengar. "Ya, aku.. sedang membuat kopi."
"Ah, ya, bisa diterima." Namjoon mendengar suara kertas-kertas yang digeser. "Semalam Taehyung menghubungiku, dia menjelaskan soal tanggapan agensi Seokjin terkait masalah kemarin, dan agensi bermaksud untuk mengusut kasus ini karena apa yang terjadi kemarin sangat merugikan Seokjin."
"Kalau begitu katakan pada Taehyung untuk bekerja sama dengan Lee, kemarin Lee sudah mengurus gugatan itu." Namjoon menuang kopinya yang sudah siap dari coffee maker, "Aku juga berniat untuk tetap melayangkan tuntutan walaupun agensi Seokjin menolak."
"Oke, aku akan diskusikan ini dulu dengan Taehyung. Taehyung sempat mengatakan padaku bahwa sebenarnya terror untuk Seokjin sudah bukan hal baru, tapi dulu tidak ada yang akan menyerangnya secara terang-terangan seperti ini."
Dahi Namjoon berkerut, "Apa maksudnya itu?"
"Well, maksudku adalah, Seokjin sering mendapatkan perbuatan tidak menyenangkan. Tapi biasanya itu hanya berupa kiriman-kiriman aneh ke rumahnya, atau telepon mengancam yang meminta uang. Seokjin mengabaikan itu semua dan hanya menceritakannya pada Taehyung dan penasihat hukumnya, yaitu Yoongi."
"Ah ya, soal itu, bagaimana tanggapan penasihat hukum Seokjin soal itu?"
"Untuk yang satu itu, Hoseok juga sudah menghubungiku, dia memintaku segera mengurus kasus ini dengan pihak agensi Seokjin." Jimin menghela napas, "Semalam kami semua sangat sibuk dan aku tidak bisa menghubungimu sama sekali, aku tidak tega menghubungi Seokjin karena dia pastinya butuh istirahat, aku mengharapkanmu tapi kau sulit sekali dihubungi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Legally Bound
FanfictionSemua berawal dari kegilaan seorang Kim Namjoon yang bermaksud untuk menjebak wanita yang sudah menolaknya dengan cara mendaftarkan pernikahan dengan nama mereka. Akan tetapi, Namjoon melakukan sebuah kesalahan besar dengan melakukan hal tersebut s...