Part 30: Stalling

17.9K 2.5K 332
                                    

Ketika Seokjin membuka matanya, dia sudah berada di kamar yang ditempatinya di rumah Namjoon. Seokjin menarik napas, mencoba mengumpulkan sisa ingatannya terkait kejadian semalam. Seokjin ingat setelah dia menceritakan semuanya pada Namjoon, Namjoon duduk diam di sana memeluk Seokjin dan membicarakan hal-hal kecil.

Seokjin tidak ingat apa saja yang mereka bicarakan, hanya saja Seokjin mengingat bagaimana Namjoon memeluknya dan membuatnya merasa aman. Untuk pertama kalinya sejak lama sekali, Seokjin merasa yakin bahwa kali ini dia benar-benar aman, bahwa dia pasti mampu mengatasi semua masalah yang menghadapinya saat ini.

Kepala Seokjin bergerak ke arah ponselnya yang berada di meja nakas, dia meraihnya dan melihat bahwa saat ini sudah jam 07.30 pagi, sepertinya Seokjin terlambat bangun. Lagi.

Seokjin menyibak selimutnya, dia tidak bisa mendengar suara orang lain dari kamarnya, sepertinya rumah yang terlalu luas membuat Seokjin tidak bisa mendengar suara orang-orang di rumah ini ketika mereka berada di satu tempat. Seokjin tidak membuang waktu, dia bergegas membersihkan diri dan mengganti pakaiannya.

Ketika Seokjin mengintip keluar kamar, lagi-lagi dia tidak melihat siapapun di koridor. Seokjin memutuskan untuk berjalan menyusuri koridor, kakinya yang berlapis sandal dalam ruangan tidak menimbulkan suara di lantai rumah ini. Seokjin tiba-tiba merasa dia merindukan penthouse Namjoon, dia bisa mendengar jika ada orang lain yang berjalan masuk ke dalam ruangan jika dia berada di penthouse Namjoon.

"Tuan Seokjin, selamat pagi."

Seokjin hampir melompat karena terkejut, dia menoleh ke belakang dan melihat Shin berdiri di belakangnya. Pria itu tersenyum pada Seokjin, terlihat sangat memahami keterkejutan Seokjin.

"Apa ada yang bisa saya bantu?"

Formalitas dan professional tingkat tinggi dalam suara Shin membuat Seokjin teringat pada Lee. Seokjin tersenyum ragu, "Ya, aku, uhm.. dimana semua orang?"

"Jika yang anda maksud adalah Tuan Namjoon, maka beliau berada di ruang makan, bersama dengan tamu yang lain." Shin tersenyum lagi, "Apakah anda ingin ke sana?"

Seokjin mengangguk cepat, "Dimana ruang makannya?"

Shin berjalan menghampiri Seokjin, "Mari, saya antar."

Seokjin sangat menyadari Shin jelas lebih tahu mengenai sudut-sudut rumah ini daripada Seokjin. Oleh karena itu Seokjin mengangguk dan membiarkan Shin mengantarnya. Shin membawanya menyusuri dua ruangan di lantai bawah sebelum akhirnya berhenti di sebuah ruangan dengan meja panjang di sana.

Namjoon duduk di sisi kepala meja, dahinya berkerut dan pandangannya tertuju pada PC tablet di tangannya, Seokjin bisa mengenali Jimin dan Yoongi yang duduk bersebelahan dan membelakangi Seokjin. Lalu ada Taehyung yang duduk di hadapan Yoongi, terlihat tengah memandangi ponselnya dengan wajah serius.

"Seokjin!" suara Hoseok terdengar mengisi ruang makan itu.

Seokjin memalingkan pandangannya dari meja dan dia melihat Hoseok berjalan memasuki ruang makan seraya mengeringkan tangannya dengan menggunakan tisu. Seokjin menduga Hoseok baru saja kembali dari toilet atau semacamnya.

"Hai," bisik Seokjin. Dia kembali menatap ke meja dan kali ini semua kepala menoleh untuk menatapnya, dan mendadak Seokjin merasa gugup.

"Duduklah, Seokjin." Namjoon menggerakkan tangannya ke arah kursi kosong di sebelah kanannya.

Seokjin berjalan ke sana dan duduk dengan perlahan, Taehyung yang duduk di sebelahnya menoleh ke arah Seokjin.

"Hei, bagaimana perasaanmu?" tanya Taehyung.

Legally BoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang