Part 27: Another Date

20.6K 3K 858
                                    

Seokjin bangun dengan perasaan tidak nyaman di pagi harinya. Dia tidak mabuk, Seokjin bahkan tidak minum sama sekali semalam dan itu membuat ingatannya akan kejadian yang terjadi di malam tadi sangat nyata dalam kepalanya.

Rasanya Seokjin harus mempertimbangkan ulang mengenai kelas-kelas beladiri yang dulu sempat dibahas oleh Yoongi. Jika dia ikut kelas beladiri, tentunya Seokjin tidak akan pergi dengan panik seperti semalam.

Seokjin menghela napas pelan dan bergerak bangun, dia duduk menyamping di tempat tidurnya dan ketika dia menunduk, Seokjin melihat buku-buku jarinya memar kemerahan, Seokjin tidak merasakan apapun, mungkin dia terlalu panik semalam sehingga tidak sadar bahwa dia memukul dengan cukup keras.

Seokjin benar-benar harus mulai mempertimbangkan kelas beladiri.

Ada banyak hal yang mengisi kepala Seokjin namun dia tidak yakin mengenai apa yang sebaiknya dia lakukan.

Perlukah dia menghubungi Taehyung?

Seokjin mempertimbangkan dan akhirnya menggeleng pelan, Taehyung tidak perlu tahu. Seokjin rasa apa yang terjadi semalam sebaiknya tidak diperpanjang. Seokjin terlalu malu jika ini akan diperdebatkan lebih lanjut.

Lagipula, Seokjin berhasil membela diri dan melarikan diri secepat mungkin dari sana.

Seokjin rasa semuanya akan baik-baik saja.

Dia memantapkan hatinya dan menarik napas dalam, Seokjin berdiri dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia tidak ada jadwal hari ini dan dia butuh sarapan.

Seokjin yakin segelas kopi akan membuat segalanya terasa lebih baik.

Ketika Seokjin keluar dari kamarnya, dia tidak berpikir saat berjalan melintasi ruang tengah menuju dapur. Sepertinya Seokjin sudah sangat terbiasa dengan keseluruhan wilayah rumah Namjoon di lantai bawah, lantai atas adalah wilayah Namjoon dan Seokjin hanya pernah ke sana sekali.

Seokjin berjalan masuk menuju dapur dan melihat Namjoon di sana, sedang menuang kopi ke dalam sebuah mug.

Namjoon tersenyum saat melihat Seokjin, "Selamat pagi, Seokjin."

Seokjin membalas senyum Namjoon dengan gugup, "Hei, kapan kau tiba?"

"Baru saja." Namjoon meneguk kopinya, "Makanya aku butuh kopi." Dia mendesah lega saat merasakan kopinya, "Rasanya aku seperti hidup kembali."

Seokjin tertawa, dia mengambil sebuah mug di salah satu lemari dan meraih teko kopi Namjoon. "Rasanya aku juga butuh kopi hari ini."

Namjoon tersenyum kecil, matanya memperhatikan saat Seokjin menuang kopi dan setelahnya Namjoon tertegun. "Apa yang terjadi pada tanganmu?"

Seokjin membeku seketika, dia lupa soal memar di tangannya. Seokjin terdiam sebentar, otaknya berputar cepat mencari alasan yang masuk akal kemudian akhirnya Seokjin berdeham untuk menyembunyikan kegugupannya. "Semalam dingin sekali dan aku lupa membawa sarung tangan." Seokjin menoleh ke arah Namjoon dan tersenyum tipis, "Kurasa ini hanya efek paparan udara dingin."

Dahi Namjoon berkerut, "Benarkah? Apa semalam sedingin itu?"

Seokjin mengangguk dengan wajah yang diusahakan meyakinkan. "Ya, dan semalam aku dan teman-temanku bermain sedikit games seperti siapa yang paling lama bisa menahan tangan mereka di dalam ember es batu atau semacamnya." Seokjin mengibaskan tangannya, "Bukan masalah besar, memarnya akan hilang."

Namjoon masih terlihat tidak percaya dan Seokjin tahu dia harus segera mengalihkan pembicaraan. "Aah, kau mau sarapan?" Seokjin berbalik dan berjalan menuju lemari es, "Aku sudah membuat beberapa side dish, kau mau makan masakan Korea, kan?"

Legally BoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang