Hari ulang tahun Seokjin sudah semakin dekat dan nampaknya semua hal yang dibutuhkan sudah selesai disiapkan. Namjoon menghabiskan harinya beberapa hari ini dengan bekerja mati-matian agar dia bisa mendapatkan waktu senggang yang cukup di hari ulang tahun Seokjin.
Hal itu dikarenakan Namjoon mendapatkan rapat mendadak di tanggal ulang tahun Seokjin. Namjoon hampir mengamuk pada salah satu sekretarisnya yang keliru menempatkan jadwal Namjoon namun untungnya Jimin berhasil mengatasi itu dengan mengubah jadwal rapat Namjoon menjadi lebih cepat, namun imbas dari perubahan jadwal itu adalah tumpukan deadline yang mendesak untuk diselesaikan.
Ulang tahun Seokjin memang kebetulan jatuh di hari Sabtu, namun tumpukan pekerjaan ditambah rapat mendadak yang harus diurus Namjoon benar-benar membuatnya nyaris gila. Hal itu dikarenakan Namjoon berniat mengambil satu hari libur sebelum ulang tahun Seokjin untuk meninjau persiapan hadiah ulang tahun Seokjin darinya.
Namjoon hampir tidak pulang ke rumahnya selama minggu ini demi mendapatkan satu libur di hari Jumat itu. Jimin bahkan mengeluh pada Namjoon agar setidaknya Namjoon mengabari Seokjin atau menghubunginya karena Namjoon yang menginap di kantornya membuat Seokjin beberapa kali menghubungi Jimin untuk menanyakan kabar Namjoon.
Namjoon memang tidak menghubungi Seokjin sama sekali karena dia sangat sibuk. Dia hanya meminta Lee untuk menjaga Seokjin dan melaporkan kegiatan yang dilakukan Seokjin di akhir hari. Namjoon tahu Seokjin beberapa kali menghubunginya karena biasanya mereka makan malam bersama dan Namjoon akan bertanya apa menu makan malam mereka.
Ditambah lagi ini adalah pertama kalinya Namjoon tidak pulang ke rumahnya selama lebih dari dua hari dalam kondisi dia tidak pergi untuk perjalanan bisnis. Nampaknya Seokjin sudah terbiasa melihat Namjoon yang rutin pulang ke rumah sehingga ketika Namjoon tidak keluar dari kantornya membuatnya sedikit khawatir.
Namjoon menghela napasnya pelan seraya memijat pelipisnya. Hari ini adalah hari terakhir Namjoon bekerja di minggu ini karena besok dia akan mengambil cuti, kemudian lusa dia harus mengurus acara ulang tahun Seokjin.
Persiapan untuk acara ulang tahun Seokjin sudah selesai dan nampaknya tidak akan ada masalah. Namjoon menempatkan keamanan seperti biasanya dan dia juga sudah memeriksa orang-orang yang diundang Seokjin untuk memastikan siapa mereka.
Namjoon memijat tengkuknya pelan dan dia terhenti saat pintu kantornya diketuk dan tak lama kemudian Jimin masuk ke dalam kantornya. Namjoon menegakkan tubuhnya sementara Jimin berjalan mendekati mejanya.
"Pekerjaan hari ini tidak terlalu banyak, aku hanya perlu kau memeriksa beberapa hal." Jimin meletakkan beberapa dokumen di atas meja Namjoon. "Karena kau tidak pulang dan bekerja tanpa henti, semua deadline berhasil teratasi."
Namjoon mengangguk pelan, "Yah, berarti kerja kerasku terbayar."
"Seokjin menghubungiku lagi saat jam makan siang." Jimin mendesah pelan, "Namjoon, kau harus menghubunginya, kau membuatku merasa seperti menjadi ibumu karena aku harus menjelaskan kondisimu pada Seokjin."
Namjoon tertawa pelan, "Aku tidak pernah membayangkanmu menjadi ibuku, tapi kurasa itu cukup lucu."
Jimin mendelik padanya, "Kalau aku ibumu, kau sudah kulempar dari jendela karena sikapmu yang seperti tyrant itu."
Tawa Namjoon bertambah keras, "Oh, sudah lama sekali aku tidak tertawa seperti ini."
Jimin menghela napas pelan, "Kenapa kau tidak menghubungi Seokjin sama sekali? Dia mengkhawatirkanmu, dia bilang tuntutan pekerjaanmu benar-benar mengerikan."
Namjoon mengangkat kepalanya untuk menatap Jimin, "Bukankah dia bekerja di industri entertainment? Kukira dia adalah yang paling terbiasa menghadapi lembur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Legally Bound
FanfictionSemua berawal dari kegilaan seorang Kim Namjoon yang bermaksud untuk menjebak wanita yang sudah menolaknya dengan cara mendaftarkan pernikahan dengan nama mereka. Akan tetapi, Namjoon melakukan sebuah kesalahan besar dengan melakukan hal tersebut s...