Namjoon diam, matanya memperhatikan Seokjin yang terlihat ketakutan dan meringkuk di bawah tubuhnya, sesuatu membuat Namjoon terhenti. Awalnya dia hanya ingin menjahili Seokjin seperti apa yang kadang dia lakukan, tapi Namjoon sedang pusing memikirkan alasan kenapa Seojin ingin menemuinya dan bagaimana Seojin memohon padanya.
Ada sesuatu yang salah dengan Seojin dan Namjoon tahu itu, Namjoon terlalu mengenalnya hingga dia bahkan bisa mengira suasana hatinya dengan terlampau tepat.
Namjoon bergerak menjauh dari Seokjin dan menjatuhkan tubuhnya di sisi sofa yang lain, dia mengusap wajahnya seraya menghela napas pelan. "Aku bercanda, maaf."
Seokjin membuka matanya dengan ragu-ragu saat mendengar ucapan Namjoon dan diam-diam dia menghembuskan napas lega saat melihat Namjoon duduk di sebelahnya dengan wajah dingin seperti biasa. Seokjin bergerak bangun, "Leluconmu tidak lucu."
Namjoon melirik Seokjin sekilas kemudian kembali menatap ke depan, "Yeah, sorry."
Seokjin memainkan jarinya di atas pangkuan, "Apa aku boleh menanyakan sesuatu?"
Namjoon mengangguk tanpa mengatakan apapun dan Seokjin menarik napas dalam untuk mempersiapkan diri sebelum bertanya.
"Maaf kalau aku agak emosional saat di restoran tadi, tapi.. kenapa kau menemui Seojin?" tanya Seokjin dengan nada agak ragu saat menyebutkan nama 'Seojin'.
"Seojin mengajakku bertemu. Dia bilang dia ingin bicara."
Seokjin mengangguk pelan, "Lalu?"
Namjoon mengacak rambutnya, "Dan dia belum sempat mengatakan apapun padaku, aku tidak tahu apa yang terjadi padanya."
Seokjin melihat kecemasan Namjoon yang terlihat sangat jelas dari ekspresi dan gerak tubuhnya, Namjoon pasti mengkhawatirkan Seojin karena biar bagaimanapun juga gadis itu adalah seseorang yang sebelumnya sangat berarti untuk Namjoon. "Apa mungkin dia marah karena kau menikah secara tiba-tiba?"
Namjoon menggeleng, "Seojin bukan gadis seperti itu, sejak awal dia bukan tipe pencemburu yang akan marah jika aku dekat dengan siapapun. Lagipula sejak awal kami memang tidak dalam hubungan yang serius secara jelas, bisa dibilang kami hanya teman dekat."
"Well, teknisnya kau sudah melamar gadis itu dan sehari setelah lamaran itu kau justru menikah dengan orang lain. Jika itu aku, aku pasti akan marah."
Namjoon mengangkat bahunya, "Aku mengenal Seojin dengan cukup baik dan sadar bahwa ini bukan karena itu." Namjoon menggigit bibir bawahnya, "Kurasa.. ada sesuatu yang lain yang tidak dia katakan padaku."
"Dan menurutmu apa yang dia sembunyikan itu?"
Namjoon menghela napas, "Entahlah, aku tidak mau membahas ini sekarang, aku lelah." Namjoon berdiri kemudian menoleh ke arah Seokjin yang masih duduk diam di sofa, "Kau juga istirahatlah, dan persiapkan dirimu, kurasa besok kita akan masuk artikel lagi."
Seokjin mengerjap saat mendengar itu, butuh beberapa detik baginya untuk sadar dan ingat bahwa Namjoon baru saja menciumnya di depan beberapa karyawannya dan jangan lupakan fakta acara makan malam mereka kali ini diintai oleh wartawan. Bukan suatu hal yang tidak mungkin jika wartawan itu menemukan mereka dalam 'situasi' itu dan memotret mereka.
Seokjin menghela napas pelan, nampaknya dia dan Taehyung harus bersiap-siap menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari para staff dan juga wartawan yang mungkin saja akan mengikuti mereka.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legally Bound
FanfictionSemua berawal dari kegilaan seorang Kim Namjoon yang bermaksud untuk menjebak wanita yang sudah menolaknya dengan cara mendaftarkan pernikahan dengan nama mereka. Akan tetapi, Namjoon melakukan sebuah kesalahan besar dengan melakukan hal tersebut s...