Beberapa pasang mata terfokus kearah keduanya, antara kasian tapi juga lucu, begitu mungkin yang ada di benak mereka. Katakan aku jahat tapi aku benar tak bisa menahan tawaku lagi melihat wajah bodoh Jio menatap gadis itu dengan baju penuh es krim.
"Maaf ya gue beneran ga sengaja, Duh tuh baju lo kotor deh kena es krim gue. Bentar ya gue ada sapu tangan." Ucap gadis itu panik merasa bersalah, mengeluarkan sebuah sapu tangan dari tasnya.
"Mending kita kepinggir dulu deh ini banyak orang."
Aku mengernyitkan alisku melihat Jio yang langsung menuruti saran dari gadis itu. Sepertinya Jio melupakan keberadaanku, ku rasa begitu.
"Ga bisa ilang ya? Apa mau beli kaos aja?" Tanyanya.
"Engga usah gapapa."
"Gue beliin ya? Ukuran lo apa?" Tanya gadis itu memaksa.
"Gapapa, gue yang harusnya ganti es krim lo."
"Gausah ngerasa gaenak gitu, es krim ga seberapa. Lo ga malu apa jalan di mall gini baju lo penuh es krim begitu." Ungkap gadis itu lagi.
"Udah ayuk."
Eh? Aku terkejut melihat gadis itu menarik tangan Jio pergi. Lah kok? Kok aku ditinggal? Jio sepertinya benar-benar melupakan keberadaanku, apa cowo memang kaya gitu ya? Parah.
Jio aja bisa melupakan Jia, padahal adiknya sendiri, apa karena aku adalah adiknya? Ya engga tau deh, yang jelas, aku memang mengakui gadis itu cantik tak salah Jio terpesona.
Aku tak melepas tatapanku pada kedua orang disana yang seolah menikmati keseluruhan pertemuan tak di sengaja ini, bersandar di tiang pintu seolah di depan sana ada tontonan yang sangat menarik.
"Yang ini. Muat kan sama lo?" Ucap gadis itu memilih satu baju kaos berwarna dongker dengan sebuah tulisan sebuah brand perusahaan di depannya.
"Yang ini aja cocok buat lo."
Aku terkekeh. Kok mereka kaya lagi pacaran ya?
Gadis itu mengangguk seolah senang dengan baju pilihannya yang disangat cocok di tubuh Jio saat ini.
"Yang ini ya mbak, langsung di pake aja." Ucap gadis itu pada mbak kasir yang menuruti permintaan pelanggannya.
"Eh? Engga, ga usah biar gue yang bayar." Sela Jio melihat gadis itu mengeluarkan dompet dari tasnya.
"Engga usah biar gue aja."
"Gue aja gapapa"
"Gue yang ngotorin baju lo pake es krim gue tadi." Ucap gadis itu.
"Gue yang nabrak lo, jadi gue yang salah." Sanggah Jio.
"Tapi baju lo gue yang bikin kotor."
"Kalo gue ga nabrak lo baju gue ga kotor."
"Engga pokoknya pake ini mba bayarnya, Nih mbak pake ini aja."
"Engga mbak pake uang ini."
"Tarik lagi uang lo. Biar gue yang bayar. "
"Gue--"
"Jangan sampe uang lo berakhir di tong sampah."
Huaww. Aku melongo mendengar akhir dari perdebatan mereka. Perdebatan seru yang ku lihat langsung dan hanya membuatku menyimpulkan satu kata buat cewe itu. Keren. Benar- benar penuh karisma.
Dia berkata begitu untuk lima lembar uang merah yang terpaksa Jio masukan lagi ke dalam dompetnya. Aku tau apa yang ada dipikiran Jio saat ini. Sayang juga kan, kalo uangnya berakhir di tempat sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERUPA RASA
Dla nastolatkówMemutuskan berpisah dengan Radit setelah dua tahun mengingatkanku fakta bahwa aku juga seorang perempuan, bohong jika aku mengatakan aku sendiri tidak terluka. Seolah semua ini akhirnya dirasakan oleh diriku sendiri tentang mereka yang mengakhiri...