VoMH (1)

10.6K 1K 147
                                    

Min Yoongi itu istimewa. Spesial. Dan teramat berharga.

Hanya saja, ia selalu merasa dirinya tak sesempurna itu.

"Lihat si pucat itu. Gayanya sok sekali!"

"Setiap hari selalu memakai headphone. Apa sih yang sebenarnya dia dengarkan?"

"Ssstt! Kita maklumi saja, dia kan putra donatur utama sekolah ini. Wajar saja kalau dia berlaku seenaknya."

"Aku sungguh tak menyukai Min Yoongi. Dia ketus juga sombong!"

"Kudengar dia tidak memiliki teman. Kasihan sekali. Percuma dia kaya raya kalau tidak memiliki teman untuk berbagi."

"Hey, hey. Jangan terlalu keras membicarakannya. Nanti dia dengar!"

"Bodoh! Lihat apa yang terpasang di telinganya. Mana mungkin dia bisa mendengar kita!"

Yoongi menghela napas panjang sembari mengusap telinganya yang mendadak panas dan gatal.

"Bocah-bocah itu. Kapan mereka berhenti membicarakanku sih? Mereka pikir aku tidak bisa dengar apa?"

Yoongi membatin jengkel. Wajahnya sudah tertekuk sejak berjalan di sepanjang koridor menuju kelasnya. Dipasang kembali headphone di telinganya--mencoba meminimalisir suara yang sekiranya bisa ia dengar. Namun sayang, tetap saja ada yang tertangkap oleh indera pendengarannya.

"Sial."

...

"Yo, Min Yoongi!"

Kim Namjoon, kawan semeja Yoongi menyambut di ambang pintu kelas. Wajahnya terlihat berseri, nampak sedikit berbeda dibandingkan hari-hari sebelumnya.

"Apa ada kabar baik?", Yoongi bertanya.

Namjoon mengangguk tanpa menjawab. Ia hanya merangkul pundak Yoongi agar masuk ke dalam kelas.

"Tentu ada kabar baik! Seokjin Hyung menerima cintaku!"

Yoongi tertegun sendiri. Kepalanya menoleh pada Namjoon yang masih sibuk menebar senyum aneh.
Ah, ia paham sekarang.

"Yoong, bisakah kau menyuruhnya untuk mengatupkan bibir? Aku lelah sendiri melihatnya seperti itu sejak tadi."

Sebuah protes keluar dari mulut si manis Jung Hoseok--yang merujuk pada Namjoon. Yoongi tertawa pelan, sembari tangannya menepuk bahu Hoseok-menenangkan. Sedang Namjoon hanya berdecih tak senang.

"Apa harus kukatakan bahwa aku tak suka dia pamer soal Seokjin dengan raut bahagia seperti itu?"

Yoongi menghela napas pendek. Matanya menatap Hoseok dengan prihatin. Diraihnya jemari sahabatnya itu lalu digenggam erat. Tak ayal membuat si empunya mengerutkan dahi tak mengerti.

"Kau kenapa?", Hoseok bertanya.

"Tak apa. Hanya ingin."

Hoseok mendengus geli, namun ia biarkan genggaman Yoongi makin mengerat pada jemarinya.

"Sial! Ada Yoongi Hyung!"

Tersentak, Yoongi spontan menoleh ke arah pintu kelas.

"Selamat pagi sahabat tersayangnya Park Jimiiin!"

Teman semeja Hoseok datang beserta seorang adik kelas tampan yang belakangan ini selalu bersamanya setiap saat, lengkap dengan tangan yang bergelayut manja.

"Hai, Jeon!", sapa Hoseok pada si adik kelas tampan.

"Selamat pagi, Hyung."

Yoongi mengalihkan pandangan ke arah lain--ke lapangan, di mana sekumpulan murid tengah berebut bola basket. Memilih untuk seperti ini sesaat saja. Karena secara mendadak perasaannya tak nyaman.

"Kookie, jemput aku saat jam makan siang. Oke?", Jimin berucap manja. Tangannya masih setia melingkar di lengan kekar adik kelas tampan. Ah ya, namanya Jeon Jungkook.

"Siap bos!", balasnya dengan kedua jempol terangkat di udara.

"Uhh, sayang Kookie!"

"Sayang Chimmie Hyung!"

Hoseok sontak tersedak susu kedelai yang tengah diteguknya. Sedang Namjoon menjatuhkan pensil di tangannya.

"Apa-apaan tadi?", Hoseok menoleh pada Jimin tepat saat bayangan si adik kelas menghilang, "Kalian sudah resmi berkencan?"

Jimin mengangguk senang. "Begitulah. Bagaimana, kami serasi bukan?"

Tak terlalu menanggapi. Tapi dengan serempak, Hoseok dan Namjoon menoleh pada Yoongi yang sibuk memandang ke luar.

"Yoong, kau mendengarnya kan?"

"Astaga. Bagaimana ini? Apakah dia akan baik-baik saja?"

Bibir tersungging tipis, mata Yoongi beralih tatap kedua sahabatnya itu. Sekali lagi tersenyum, meski terlihat sedikit ada keterpaksaan yang amat disadari Hoseok juga Namjoon.

"Kenapa kalian melihatku seperti itu?", Yoongi bertanya.

Kembali serempak, Hoseok dan Namjoon menggelengkan kepala berhias senyum canggung di wajah.

...

"Perhatian semua. Hari ini kalian kedatangan murid baru. Dia datang dari Geochang. Berkawanlah baik dengannya. Mengerti?"

Berperawakan tinggi, sedikit kurus, berkulit cokelat dan surai hitam legam menghiasi kepalanya serta wajah tampan yang seketika menjadi bahan bisik-bisik.

"Tampan sekali astaga! Kurasa dia akan menggantikan posisi Kim Myungsoo sunbaenim sebagai siswa tertampan!"

"Dengan wajah seperti itu, sungguh tidak dipercaya kalau dia datang dari desa."

"Kelihatannya dia sedikit bodoh. Lihat kacamatanya. Woah, apakah dia menggunakan bingkai jendela!"

"Kurasa dia terlahir dari petani miskin. Wajah boleh tampan, tapi penampilannya lusuh sekali. Uww!"

"Andai saja sekolah ini ada siswi perempuan, tidak akan terhitung banyaknya yang ingin berkencan dengannya."

Yoongi terkekeh pelan, mengakibatkan Namjoon mengernyitkan dahi heran. "Kau kenapa tertawa?"

"Tak apa. Lupakan saja."

Mata Yoongi memandang si tinggi-tampan-berkacamata di depan sana. Dengan canggung, ia membungkuk lalu berucap pelan.

"Namaku Kim Taehyung. Mohon kerja samanya."




To be continued..













Hehehe. Iseng nulis selagi ada ide. Padahal PR masih banyak.
Caci maki saja diriku~

-Min Chaera-

Voice of My Heart (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang