VoMH (2)

6.3K 936 127
                                    

Seoul, Summer 2008

"Ayah, kenapa bising sekali? Yoonie tak suka!"

"Telinga Yoonie berdengung tanpa henti. Ayah, Yoonie kenapa?"

"Kenapa kalian semua berteriak? Hiks. Yoonie janji tidak akan nakal lagi hiks."

Min Woohyun mendekati putra semata wayangnya, membelai lembut surai gelap anak lelakinya penuh sayang.

"Yoonie kenakan ini ya, supaya tidak bising lagi."

Sebuah headphone berwarna hitam diberikan Woohyun pada Yoongi yang mengerjap bingung. Terlihat dari mata kecilnya yang bertanya untuk apa? tanpa berucap.

"Yoonie pakai ini setiap bepergian ke tempat ramai ya. Bisa kan?"

Tak merespon, Yoongi terpaku menatap headphone bermotif Kumamon--karakter kesukaannya dengan berbinar-binar. Ia mengangguk senang setelahnya, dan hal itu berhasil membuat hati Woohyun lega bukan main.

"Woohyun-ah, bagaimana?"

Jang Dongwoo, sahabat karib Woohyun yang juga dokter pribadi Yoongi datang menghampiri. Senyum terulas di bibir Woohyun.

"Kurasa dia menyukainya."

"Hahh, syukurlah."

"Tapi, Hyung-", Woohyun mendesah lesu, "-Apa sebaiknya kami pindah ke desa saja? Suasana Seoul sangat tidak baik untuk kesehatan Yoongi."

Dongwoo menggeleng pelan, "Kurasa tidak perlu. Justru harusnya ia dibiasakan dengan suasana yang lebih ramai. Mungkin terkesan menyiksa indera pendengarnya, tapi jika kita tak melatihnya, dia akan semakin menderita Woohyun-ah."

Woohyun menghela napas dalam, masih dengan memandang Yoongi yang begitu antusias dengan 'mainan' barunya.

"Hyung, kenapa di saat begini aku begitu merindukan Mijoo? Ha-harusnya dia masih ada di sini, melihat putranya tumbuh dengan baik. Dia tampan juga ceria. Mijoo-hiks harusnya dia melihatnya."

Yoongi--yang tanpa disadari dua lelaki dewasa di depan sana, diam termenung. Karena sesungguhnya ia mendengar semua percakapan Ayah dan dokternya. Tapi Yoongi kecil masih belum mengerti apa yang harus ia lakukan.
Beberapa menit ia hanya diam memandangi headphonenya. Hingga akhirnya ia putuskan untuk mengenakannya di telinga.

Benar, suaranya cukup teredam dan tak terlalu bising. Bibirnya mengulas senyum, Yoongi lega karena ia tak merasa telinganya sakit lagi.

"Mijoo-ya, apakah aku harus memberitahu Yoongi bahwa seminggu ke depan aku harus ke Australia untuk menikahi Sunggyu Hyung?"

"Ayah? Menikah lagi?"

Teriakan Yoongi sontak membuat Woohyun terperanjat kaget. Kedua matanya membola seiring tubuh kecil Yoongi menghampirinya dengan geraman marah.

"Sa-sayang. Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu, hm?", Woohyun bertanya lengkap dengan raut panik. Pikirnya tadi ia hanya membatin pada dirinya sendiri,  tapi kenapa seolah-olah Yoongi bisa mendengar suara batinnya?

"Yoonie mendengarnya!"

Kembali Woohyun tersentak, "A-apa?"

"Yoonie mendengar bahwa Ayah ingin menikahi Paman Sunggyu! Tidak boleh! Yoonie tidak menyukainya!"

Satu pukulan ringan mengenai dada bidang Woohyun, yang kemudian diakhiri dengan bantingan pintu kamar Yoongi.

Woohyun tertegun, di sampingnya Dongwoo tak kalah terkejut.

"H-hyung. Ke-kenapa dia? Kenapa dia bisa mendengar suara hatiku?"

...

Seoul, Summer 2018

Tidak ada yang bisa dilakukan Yoongi ketika ketiga temannya saling berebut keripik kentang di depannya. Ia hanya memandanginya dengan bertopang dagu- seperti biasa.

Jam makan siang berakhir sepuluh menit lalu, dan masih saja ia terperangkap di kantin dengan keempat sahabatnya. Oh, ralat. Kini mereka ketambahan satu anggota lagi.

Kim Taehyung, si murid baru dari desa.

"Taehyung, apakah kau melakukan operasi plastik?", Jimin bertanya penasaran. Sudah beberapa menit ia hanya mengusap wajah tampan Taehyung tanpa henti. Mengabaikan delikan tak suka dari sang kekasih di sampingnya.

"Tentu saja tidak. Memangnya kenapa?", Taehyung meneguk jus strawberrynya. Dan detik itu pula matanya bertubrukan dengan manik hitam Yoongi, membuatnya tersedak tiba-tiba.

"Astaga, anak itu. Dia terlihat begitu menyeramkan!"

Yoongi mengernyitkan dahi, diiringi dengusan geli. Rasanya sudah terbiasa ia mendengar komentar negatif tentang dirinya dari orang lain.

"Kau sungguh tampan, bahkan lebih tampan dari Kookie", aku Jimin jujur, yang kemudian dibalas dengan cubitan di pinggang oleh Jungkook.

"Berhentilah memuji orang lain di depanku, Hyung. Kau ini!", Jungkook mengajukan sebuah protes yang disambut tawa geli oleh Jimin.

"Aha, ada yang cemburu di sini rupanya."

"Diam. Kau menyebalkan!"

"Kenapa kau harus cemburu soal sepele seperti ini, Kook? Lalu bagaimana denganku yang selalu dibuat kesal karena kau yang tak henti memandangi Yoongi."

Kembali Yoongi tersentak kaget. Sedikit ia mencuri pandang pada Jungkook yang juga tengah menatapnya. Tapi sayangnya Yoongi tak mendengar apapun. Maka ia kembali mengalihkan pandangan ke arah lain. Kali ini pada Hoseok yang masih memasang raut kesal akibat kabar jadiannya Namjoon dan Seokjin.

"Hosㅡ"

"Jung Hoseok. Boleh aku, uh. Meminta nomor ponselmu?"

Hah?

Bukan hanya Yoongi yang berjengit kaget. Namjoon bahkan sudah terbatuk saking terkejutnya. Jimin dan Jungkookpun saling pandang--membagi kebingungan yang sama.

Sedang Hoseok, kepalanya bergerak ke arah kiri dengan gurat aneh.

"Nomor ponselku? U-uh."

Hoseok menerima ponsel Taehyung lalu memasukkan nomornya ke dalam sana. "Sudah."

"Ah, dial nomormu sendiri agar nomorku masuk ke ponselmu."

Hoseok, masih dengan separuh jiwa yang mengambang akibat bingung hanya mengangguk pelan. Hal itu berbuah senyuman lebar dari si anak baru.

"W-woah. Sepertinya aku mencium aroma bunga menguar dari tubuh Taehyung", celetukan Jimin bersambut tepukan ringan Jungkook--menyetujui pendapat sang kekasih.

"Aha, kurasa sebentar lagi Hoseok Hyung akan mendapat teman kencan Jumat malam."

"Apa-apaan kalian ini?", elak Hoseok meski tak dipungkiri hatinya terasa hangat seketika.

Yoongi tersenyum tipis, lantas menggeleng pelan. Ia rasa tugasnya untuk menghibur si manis Jung sudah tergantikan.

"Astaga! Si anak baru ini kenapa sih?"

"Apa pantas aku merasa tak nyaman di saat seperti ini?"

"Hoseok manis sekali. Dia ramah dan terlihat begitu penyayang. Beda sekali dengan si pucat itu. A-aish! Kenapa dia terus memandangiku seperti itu sih?"

Secara otomatis, Yoongi beranjak dari kursinya diiringi decihan tak suka. Mengabaikan panggilan Namjoon, Yoongi berjalan menuju kelas.

Bukan hanya telinganya yang panas, hatinyapun.



To be continued..










Aneh ngga sih? Wkwk

Jangan kaget kalo ada yg sadar pairingnya rada unik. Kalo ngga pake drama bukan Chaera namanya xD


-Min Chaera-

Voice of My Heart (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang