Ternyata beneran banyak yang nyekip ya? Hoalah wkwkwkwkwwkw
Eh btw tadinya ngga mau up, soalnya seharian keliling Jekardah nemenin sodara dan ini baru sampe rumah. Tapi berhubung minggu depan aku pesimis bisa up lantaran punya hajat jadi ya nyoba up lah.
Once again ya, kalo mau SKIP dan cuma baca part Taeginya, SKIP aja part yang lain. Ngga papa. Ridho aku mah wkwk
****
Park Chanyeol dan Jang Yijeong sebenarnya sudah tau sejak lama bahwa Kim Taehyung begitu menyukai sahabat mungil mereka, Min Yoongi. Keduanyapun paham bahwa Yoongi secara tak sadar sudah menaruh hati bahkan jatuh terlalu dalam pada Taehyung. Dan sudah beberapa kali Yijeong memberi kesempatan pada Yoongi dan Taehyung agar menyelesaikan urusan mereka sendiri. Yah meski tak selalu atas kesadaran sendiri dan cenderung Taehyung yang memintanya secara paksa agar dipertemukan dengan Yoongiㅡseperti saat ia membawa Yoongi ke apartemen Taehyung beberapa waktu lalu.
Chanyeolpun sama. Meski ia tak membantu banyak, dukungan moril yang ia berikan pada Yoongi tak pernah putus. Sesekali ia menasehati Yoongi agar jujur pada hatinya sendiri dan tidak perlu bersikap munafik. Tapi upayanya tak pernah membuahkan hasil karena Yoongi yang keras kepala dan memiliki tingkat kepekaan yang jauh di bawah standar.
Meski begitu, tetap saja Chanyeol dan Yijeong selalu pasang badan untuk Yoongi. Katakanlah mereka sedikit tak rela jika sahabat kesayangan mereka itu sering dibiarkan berdua dalam waktu yang lama dengan Taehyung. Ada rasa kesal menyerang mengingat betapa buruknya sikap Taehyung di masa lalu hingga kini. Maka sejak Yoongi menceritakan bahwa Taehyung membawanya ke apartemen, Chanyeol dan Yijeong makin memperketat pengawasannya.
Lebih tepatnya, mereka menguntit aktivitas Taehyung dan Yoongi ketika sedang bersama.
"Dia mengantar Yoongi tepat waktu, syukurlah," ucap Yijeong sembari menundukㅡcoba bersembunyi di balik kemudi.
"Uh, tunggu. Apa yang mereka bicarakan hingga membuat Yoongi melonjak-lonjak seperti orang gila begitu?" Chanyeol menggaruk kepalanya yang mendadak gatal.
"Entahlah. Mungkin si Kim itu coba merayu Yoongi tadi. Haish! Kenapa aku kesal ya? Padahal beberapa kali aku membantunya untuk bertemu Yoongi," keluh Yijeong tak paham dengan dirinya sendiri.
Chanyeol mendesis, "Sederhana saja, Jeong. Kau sebenarnya ingin mereka bersatu tapi di sisi lain kau takut kehilangan Yoongi."
"Huh? Perasaan egois macam apa itu?"
"Sudahlaaah, bukan hanya kau yang merasa demikian. Akupun," ujar Chanyeol tenang.
Yijeong menghela napas pendek, "Tapi bagaimana ini Chan? Kita tidak bisa mempercayakan Yoongi pada Taehyung seratus persen."
"Cobalah kita lepas mereka untuk beberapa hari. Jika sampai kita mendengar sesuatu tak menyenangkan terjadi, di saat itulah kita harus bertindak."
....
Yoongi mematung sesaat begitu ke luar kelasnya dan mendapati sosok tampan nan tinggi sudah berdiri menyandar tiang gedung dengan ponsel di tangan. Bibirnya terkulum gugup, dan sial sekali hari ini Yijeong tak masuk kuliah karena urusan keluarga, Chanyeol bolos mata kuliah kalkulus demi menemani Baekhyun mengikuti seminar. Tidak ada dua sahabat yang menjadi tameng utamanya, entah kenapa membuat Yoongi kikuk setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice of My Heart (Taegi) ✔
FanfictionYoongi bisa mendengar segalanya. Apapun, tanpa terkecuali. Mulai dari isakan batin yang memendam rasa, hingga jeritan hati yang ingin lantangkan cinta. It's BTS au. Warn! BoyxBoy ©Min Chaera