Past

3.6K 506 86
                                    

Seperti sebelumnya ya, kalau aku up pake judul ini artinya lagi flashback. Jadi jangan diskip. Bukan zonk kok tenang ajaaaa :')

****


"Bagaimana kondisi putraku, Hyung?"

Min Woohyunㅡdengan kondisi wajah lesu serta mata yang menyayu akibat terlalu banyak menangis dan belum tidur selama 18 jam, bergegas menghampiri Dokter Jang yang baru ke luar dari ruang operasi.

Kemarin siang, Woohyun mendapat kabar dari asisten pribadinya perihal Yoongi yang belum juga kembali dari sekolah. Padahal sudah waktunya bocah berumur tujuh tahun itu untuk pulang ke rumah. Dan betapa terkejutnya ia ketika mendapat telepon dari seseorang yang mengaku menemukan Yoongi di sebuah taman bermain sudah terkulai tak berdaya di area papan seluncuran, dengan kondisi darah mengalir deras dari kepalanya. Kemungkinan besar Yoongi terjatuh dari papan seluncur itu.

Setelah mendengar kabar itu, jelas saja Woohyun segera meninggalkan rapat yang sedang dipimpinnya untuk menuju rumah sakit. Sesampainya di sana, Woohyun tak bisa menyembunyikan rasa khawatir yang teramat sangat meski Yoongi sedang ditangani oleh Jang Dongwoo. Bagaimana tidak, beberapa hari ini dia selalu mendengar kalau Yoongi seringkali pingsan atau terjatuh saat di sekolah. Dan kali ini justru lebih parah karena sampai membuat putranya itu terluka parah.

Setelah mendapat pertolongan pertama, Dongwoo memberitahu Woohyun bahwa kepala Yoongi mengalami benturan keras dan menyebabkan fraktur pada bagian kepalanya. Iapun segera melakukan CT scan untuk memeriksa kondisi kepala Yoongi secara menyeluruh. Dan selama itu, Yoongi tak jua sadarkan diri. Tubuh mungilnya terbaring lemah tak berdaya, hingga membuat Woohyun tak kuasa menahan isakkannya.

"Kondisinya sudah stabil untuk saat ini. Pendarahannya juga sudah berhenti. Hanya saja, kami tidak bisa memastikan kapan putramu akan siuman. Kita berdoa dan berharap semuanya akan baik-baik saja, ya?", ucap Dongwoo sembari merangkul Woohyun yang tak berhenti terisak.

"Hyung, aku sudah kehilangan Mijoo. Dan aku tak mau jika harus kehilangan Yoongi juga", lirih Woohyun.

"Hey, kau tidak akan kehilangan Yoongi oke? Dia akan baik-baik saja, percaya padaku, Woohyun-ah."

..

Beberapa jam kemudian, di saat Woohyun tengah berada di kantin rumah sakit untuk mengisi perut, Dongwoo memanggilnya karena rupanya Yoongi sudah sadarkan diri. Iapun segera berlari menuju ruang perawatan Yoongi dan memeluk sang putra yang masih terlalu lemah.

"Sayang, maafkan Ayah. Ayah tak bisa menjagamu dengan baik. Maaf Ayah terlalu sibuk bekerja danㅡhiks. Maafkan pria payah ini Yoonie", sesal Woohyun sembari terus memeluk erat Yoongi.

"Apa kepalamu masih sakit, hm? Coba katakan pada Ayㅡ"

"Ayah kenapa berteriak pada Yoonie? Hiks. Telinga Yoonie sakit", ringis Yoongi lalu melepas diri dari pelukan Woohyun kemudian memegangi kedua telinganya. "Ayah sakit! Hiks. Telinga Yoonie terasa bising, Ayah!"

Woohyun tertegun. Kenapa putranya merasa bahwa dirinya berteriak sedangkan tadi ia berucap pelan? Iapun segera memanggil Dongwoo untuk memeriksakan kondisi Yoongi. Kelegaan yang dirasakannya ternyata cuma numpang lewat, karena setelah itu yang terjadi justru makin membuatnya cemas bukan kepalang.

"Woohyun-ah, kurasa Yoongi mengalami tinitusㅡkeluhan kepala atau telinga berdengung. Ini efek dari pasca benturan keras yang dialaminya. Tapi kau tenang saja, hal seperti ini bisa dicegah agar tak semakin parah. Cukup jauhkan Yoongi dari sumber kebisingan dan jangan membuatnya panik akan kondisinya yang sekarang. Yang Yoongi perlukan saat ini adalah ketenangan. Dan kau, kurasa kau harus mengabaikan pekerjaanmu dulu untuk merawat putramu, Woohyun-ah."

Voice of My Heart (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang