"Apa terasa sakit?"
Yoongi menggeleng saat Yijeong datang dengan dua gelas jus apel di tangan.
Beberapa menit yang lalu ia sempat mengeluh karena telinganya mulai berdengung akibat dentuman musik yang cukup keras. Maka itu Yijeong sengaja membawa Yoongi ke sudut ruangan, sebisa mungkin menjauhkan Yoongi dari sumber suara."Hanya sedikit berdengung, tapi masih bisa kuatasi. Tenang saja", jawab Yoongi kemudian meneguk jus apel pemberian Yijeong. Matanya kemudian menjelajahi ruangan di mana semua orang sedang menikmati pesta dansa.
Yoongi meringis. Ia iri jujur saja. Ia juga ingin menari bersama teman-temannya yang lain. Sempat terbesit dalam benak untuk menghampiri Hoseok yang asyik melakukan freestyle dengan Jimin dan Jungkook. Atau mengusik Namjoon yang tengah berdansa mesra dengan Seokjin.
Tapi kondisinya sungguh tidak memungkinkan untuk melakukan itu semua."Paman Woohyun sudah memperingatkanmu agar jangan terlalu lelah. Ingat itu, Yoong."
"Aku tau", Yoongi mendesah lesu, "Sekalipun aku sudah berhenti rawat jalan tapi tetap saja Ayah overprotektif padaku. Tidak seru!"
Yijeong terkekeh, "Kau tau apa yang lucu? Penyakitku terdengar lebih parah tapi kenyataannya aku jauh lebih sehat darimu."
"Ya, ya, ya, ejek saja aku terus sampai puas. Menyebalkan!"
Yoongi mencebik kesal hingga bibirnya mengerucut, membuat Yijeong gemas lalu mencubitnya sembari tertawa geli.
Pemandangan manis itu rupanya terlihat oleh sepasang mata elang milik Kim Taehyung yang kini mendengus kasar, lalu melenggang pergi ke luar ruangan.
.
"Sebenarnya apa hubunganmu dengan pemuda tadi?", Hoseok bertanya saat bertemu Yoongi di toilet. "Nampaknya kalian sangat akrab. Kau--berkencan dengannya?"
Yoongi merotasikan bola matanya, "Ayolah, Seok. Akrab bukan berarti harus kencan, kan? Lagipula dia sudah bersamaku sejak kecil, itulah kenapa hubungan kami begitu dekat."
Hoseok mengangguk mengerti, "Tapi kau tidak pernah cerita apapun mengenai Jang Yijeong."
"Itu karena dia melakukan pengobatan kanker di luar negeri. Akupun baru bertemu dengannya lagi setelah lima tahun."
"Kanker? Serius?"
"Huum. Tapi sekarang dia sudah sembuh total."
"Aahh, pantas saja dia tak terlihat seperti orang sakit. Lalu, apa dia bersekolah di SOPA sekarang?", tanya Hoseok lagi yang membuat Yoongi memandang heran.
"Kenapa kau begitu ingin tau soal Yijeong? Apa sekarang kau sudah move on dariㅡ"
"Oohh! Tidak tidak tidak!", bantah Hoseok lengkap dengan gelengan kepala keras dan kedua telapak tangan mengibas cepat di depan dada, "Aku memang akui wajahnya sangat tampan tapi aku sama sekali tidak memiliki rasa apapun. Perasaanku masih terlalu kuat untuk dia. Kau tau kan?"
Yoongi membeo, "Lalu kenapa?"
"Uuh, itu. Hanya penasaran saja."
'Bagaimana aku mengatakan pada Yoongi bahwa sejak tadi Taehyung begitu gelisah setiap kali melihatnya berdua dengan Yijeong.'
Yoongi mengernyitkan dahi.
"Kau bohong kan?"
Hoseok tersentak. Dalam hati menjerit panik, ia lupa bahwa Yoongi bisa mendengar segalanya.
Ya, sebenarnya sudah lama Hoseok mengetahui hal itu tapi ia pendam sendiri. Sejak dulu Hoseok sudah menaruh curiga karena Yoongi seolah mengetahui segalanya saat melihat ekspresi di wajahnya. Pernah satu hari ia iseng berbohong pada Yoongi mengenai PR matematika yang sebenarnya sudah ia kerjakan, tapi rupanya dengan cepat Yoongi bisa mengetahui kebohongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice of My Heart (Taegi) ✔
FanfictionYoongi bisa mendengar segalanya. Apapun, tanpa terkecuali. Mulai dari isakan batin yang memendam rasa, hingga jeritan hati yang ingin lantangkan cinta. It's BTS au. Warn! BoyxBoy ©Min Chaera