"Bisa kita bicara sebentar?"
Taehyung mendengus kasar begitu mendapati pemuda yang kemarin bersama Yoongi sudah berada di depan pintu bilik toilet, menghadangnya secara sengaja.
"Jika kau merasa dirimu ini jantan, maka hadapi aku dan jangan berusaha untuk menghindar."
Chanyeol memasukan kedua tangan ke dalam saku celana sembari menatap nyalang Taehyung yang berdecih tak senang.
"Apa urusanmu denganku, Bung? Kita bahkan tak saling kenal", Taehyung bertanya ketus.
"Benar, kita memang tak saling kenal. Tapi bukan berarti aku tak memiliki masalah denganmu. Ralat, tapi sahabatku yang begitu terganggu akibat ulahmu."
Taehyung tertegun, "Sahabatmu? Siapa yang kau maksud?"
"Min Yoongi", Chanyeol menjawab cepat, membuat Taehyung mendelik kaget.
"Aku memang tak mengerti apa yang terjadi di antara kalian. Tapi ucapan sampahmu kemarin membuat Yoongi terluka. Dan kau tau, aku tak pernah melihatnya menangis seperti itu sejak dulu."
Sekali lagi Taehyung mendelik kaget, ditambah ada desiran tak nyaman ketika mendengar bahwa Yoongi menangis karenanya.
"Apa kau bilang?"
"Sekali lagi aku mendapati Yoongi terluka akibat mulut sampahmu itu, aku tak akan segan-segan memberimu peringatan yang jauh lebih dari ini, Bung!", ancam Chanyeol dengan telunjuk mengacung tepat di depan hidung pemuda Kim itu.
Setelah itu ia berbalik badan, hendak pergi ke luar toilet, tapi suara Taehyung menahan pergerakannya."Kau hanya sahabatnya. Kenapa harus berbuat sejauh ini? Lagipula", Taehyung mendengus, "-memangnya apa yang salah dari ucapanku?"
Tidak, Taehyung tau apa salahnya. Ia bahkan tak henti menyesali apa yang sudah ia perbuat pada Yoongi. Namun ketika ada orang lain yang secara terang-terangan menyalahkannya, bahkan terlihat seperti melindungi Yoongi, ia merasa sangat kesal. Ia tak terima jika ada orang lain berada di sisi Yoongi. Tak peduli sahabatnya atau bukan.
Chanyeol kembali berbalik menghadap Taehyung, "Pertama, Yoongi adalah sahabat paling berharga yang pernah kumiliki. Kedua, kau sudah memandang rendah dirinya padahal kau tak benar-benar mengenal Yoongi dengan baik. Dan ketiga, aku tak bisa terima jika sahabat terbaikku diperlakukan seburuk itu. Berhati-hatilah dengan mulutmu, Kim. Jika sekali lagi kau mengatakan hal yang melukai sahabatku, aku siap menghadangmu dan memberi pelajaran berharga untukmu."
Sesaat Taehyung menggeram, kepalan tangannya semakin mengerat. Kalau bisa ia ingin menghajar pemuda di depannya ini dengan tangan kosong. Karena semakin banyak Chanyeol berucap soal Yoongi, semakin membuatnya emosi.
Taehyung mendengus, "Aku salut dengan tingkat kepedulianmu terhadap Yoongi. Tapi kurasa kau berlebihan jika membuang waktumu untuk membicarakan hal ini denganku, Bung."
"Aaa, jadi kau lebih memilih untuk langsung dihajar saja begitu?", Chanyeol menyeringai.
"Kupikir kau ini sudah terlalu ikut campur."
"Aah, kau benar ingin dihajar langsung rupanya ya?"
"Apakah kau sungguh akan menghajarku jika aku menawarimu, hah?", tantang Taehyung diiringi tawa remeh penuh ejekan terhadap Chanyeol. "Lalu bagaimana jika Yoongi mengetahuinya?Bukankah justru akan merugikanmu nantinya?"
"Kauㅡ"
"Apa? Tidak berani menghajarku, heh?"
Chanyeol menyeringai tipis setelah membuang napas kasar,
"Baiklah, kau sudah membuatku tak punya pilihan lain, Kim."
Duakk!!
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice of My Heart (Taegi) ✔
FanfictionYoongi bisa mendengar segalanya. Apapun, tanpa terkecuali. Mulai dari isakan batin yang memendam rasa, hingga jeritan hati yang ingin lantangkan cinta. It's BTS au. Warn! BoyxBoy ©Min Chaera