Sudah nyampe chapter segini dan belum ada satupun adegan kontak fisik. Hebat sekali! Uwu uwu
****
"Yoongi, kau kenapa?"Hoseok mengernyit bingung lantaran sikap Yoongi yang aneh sedari pagi. Ia terlihat begitu gelisah, berkali kepalanya menengok ke arah jendela maupun pintu kelasㅡseperti sedang menunggu sesuatu. Belum lagi raut yang ditunjukkannya sangat berbeda dari biasanya. Yoongi nampak tak tenang, dan berulang kali mendesah kasar.
Memang, kalaupun Yoongi memiliki masalah, itu bukan jadi urusannya. Tapi Hoseok adalah tipikal kawan dengan rasa kepedulian yang tinggi. Terlebih pada Yoongi yang selalu bersamanya sejak bangku sekolah menengah pertama.
Tadinya Hoseok berpikir kalau Yoongi masih terganggu dengan ulah Jackson dan kawan-kawannya. Tapi sepertinya bukan itu penyebab utama kegelisahan Yoongi sejak pagi.Dan itulah yang kini jadi pertanyaannya sekarang.
Mungkinkah seorang Min Yoongi gelisah karena pembagian rapor? Tapi rasanya tidak mungkin. Karena sewaktu melihat daftar kelulusan tadi, nama Min Yoongi menempati posisi lima dari seluruh siswa. Sudah pasti dia tak merasa gelisah akan nilainya yang--tentu saja, tertera apik di sana.
"Min Yoongi, hey. Ada apa sih denganmu?", tanya Hoseok sekali lagi. Dia sampai melepas genggaman Namjoon hanya untuk memalingkan tubuhnya pada si manis Min.
Tapi belum sempat telinganya mendengar jawaban Yoongi, Hoseok sudah kembali dibuat heran saat si pemuda pucat mendadak terperanjat lalu berdiri secara tiba-tiba.
"Aku mau ke perpustakaan", ucap Yoongi lalu pergi tanpa ragu lagi.
"Tapi sebentar lagi Kang-Ssaem akan mulai membagikan rapㅡyak! Yoongi!"
Tak mengacuhkan panggilan Hoseok, Yoongi bergegas berlari kecil ke luar kelas. Sejujurnya ia tak berlari ke arah perpustakaan, melainkan ke taman belakang sekolah. Entah ada keyakinan dari mana yang membuatnya berpikir bahwa orang itu ada di sana.
"Kim Taehyung bedebah sialan!"
...
One week ago..
"Apa maksudmu denganㅡmelupakanku?", Yoongi mengajukan tanya setelah jeda panjang. Taehyung yang kini sudah memberhentikan mobilnya di depan sebuah toko hanya menoleh sekenanya sembari tersenyum tipis.
"Turunlah, temani aku memilih kado untuk Ibuku. Lusa dia akan berulang tahun", ujar Taehyung tanpa menjawab pertanyaan Yoongi kemudian ke luar begitu saja.
"Hey, Kim!"
Terlambat, Taehyung sudah lebih dulu turun kemudian masuk ke dalam toko, membiarkan Yoongi termangu di dalam mobil.
"Ck, apa sih maksudnya? Aku tidak bisa mendengarnya sama sekali!", gerutu Yoongi kesal, lalu mau tak mau turun dari mobil.
Ia ikuti Taehyung ke manapun langkah jengjangnya berjalan sembari terus menelisik apa yang salah dari dirinya. Yoongi jadi menduga-duga bahwa kemampuan supernya sudah lenyap berhubung tak menangkap apapun saat berada di dekat pemuda Kim itu.Ini aneh. Dan terasa sangat janggal. Karena sedari tadi ia masih bisa mendengar beberapa orang berbisik dari kejauhan, ia masih merasa bising hanya karena banyak kendaraan lewat di jalan raya. Bahkan ketika ada nyamuk yang melintas, dapat Yoongi rasakan kehadirannya.
Tapi untuk menelisik apa yang ada dalam hati Kim Taehyung, ia sama sekali gagal mendapatkannya. Yoongi tidak paham sama sekali apa yang terjadi. Sekalipun ia lepas headphone di telinganya, tetap saja ia tak mendengar apapun dari Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice of My Heart (Taegi) ✔
FanfictionYoongi bisa mendengar segalanya. Apapun, tanpa terkecuali. Mulai dari isakan batin yang memendam rasa, hingga jeritan hati yang ingin lantangkan cinta. It's BTS au. Warn! BoyxBoy ©Min Chaera