VoMH (13)

4.4K 653 92
                                    

Kaki ramping Yoongi menapak malas ketika mobil terparkir tepat di depan gerbang gedung sekolahnya. Ia menghela napas dalam sebelum akhirnya berjalan masuk diiringi berbagai suara mengusik pendengarannya.
Sesungguhnya, Yoongi merasa benci dengan keadaannya saat ini. Ia benci bisa mendengar apapun, ia benci saat telinganya berdengung sakit jika ada sesuatu yang memekik. Ia ingin sekali menjadi seorang yang normal, benar-benar normal. Tak terhitung berapa kali ia mengeluhkan perihal kondisinya ini pada sang Ayah maupun Dokter pribadinya.

"Kau itu istimewa, Yoongi. Itu poin pentingnya."

Ketika kalimat itu mengudara, Yoongi hanya bisa mengangguk pasrah. Tak bisa ia pungkiri bahwa memang ada untungnya ia memiliki keistimewaan itu. Meski tak sepenuhnya ia merasa bahagia, apalagi merasa diistimewakan.

Seperti saat ini, ketika telinganya menangkap bisikan kasak-kusuk mengenai dirinya sepanjang koridor, tak ada yang bisa dilakukannya selain menutup telinga dengan headphone. Bersikap seolah ia tak mendengar apapun padahal justru sebaliknya; tak ada satupun kata yang Yoongi lewatkan.

"Yoongi."

Si pemuda manis menghela napas lelah. Ia amat mengenali suara bariton rendah yang kini derap kakinya makin mendekat dari belakang. Dan bisa ia rasakan semilir angin di sebelah kanan tubuhnya.

"Selamat pagi."

Satu anggukan kecil Yoongi beri sebagai balasan.

"Uhm. Yoongi, maaf untuk yang kemarin. Aku sungguh--tidak, maksudku, kurasa kita saling salah paham?"

Taehyung mengulum bibirnya, sembari kedua mata melirik Yoongi di sampingnya dengan ragu; antara yakin dan tidak yakin jika Yoongi mendengarnya. Kalau saja ia memiliki banyak keberanian, sudah ia lepas paksa headphone motif beruang hitam itu dari telinga Yoongi.

"Lupakan saja. Kurasa akupun sudah berlebihan", ujar Yoongi sekenanya tanpa membalas tatapan Taehyung.

"Tidak, kau--uh, tapi kau ada benarnya. Harusnya aku tidak membuatmu merasa terganggu seperti itu. Maaf", ucap Taehyung lagi, yang kali ini membuat Yoongi berhenti lalu menolehnya dengan ekspresi jengah.

"Kalau begitu berhenti mengusikku mulai sekarang."

Taehyung terhenyak. Entah kenapa ucapan Yoongi begitu menyentak hingga relung hatinya. Tidak sakit, hanya saja ia merasa terhempas jauh. Secara tidak langsung Yoongi memberi sekat antara dirinya, membatasi ruang geraknya agar tidak mendekati si manis Min.

Tidak, tidak. Taehyung tak bisa menerima ini. Bagaimana ia bisa menjauhi Yoongi di saat pikiran dan hatinya dipenuhi oleh nama itu? Melihat Yoongi bersama orang lain saja sudah membuatnya tersiksa hingga menjadikannya orang bodoh. Tidak, Taehyung tidak akan mau jika Yoongi memintanya untuk menjauh.

Tidak, sebelum ia menemukan jawaban atas segala kegelisahannya terhadap Yoongi selama ini.

.

"Yo, Min Yoongi! Pangeran salju kelas kita sudah datang! Sambut dia kawan-kawan!"

Seruan Jackson yang sudah berdiri sok ganteng di depan kelas menyambut Yoongi dengan tidak elitnya. Si pemuda manis hanya menanggapinya dengan dengusan tak senang.

"Minggir, aku mau duduk", tukas Yoongi saat pemuda keturunan China itu berusaha menahan pergerakannya.

"Ehey, tunggu dulu manis. Biarkan pria tampan ini berbicara dulu", Jackson merangkul Yoongi sebelum melanjutkan ocehannya. "Aku sudah menunggumu sejak tadi, jadi kuharap kau mau mendengarkanku dulu."

Yoongi menghela napas pendek, "Apa maumu?"

"Kau."

"Apa?!", pekik Yoongi lengkap dengan kedua mata mendelik kaget.

Voice of My Heart (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang