VoMH (12)

4.2K 677 31
                                    

"Sudah sampai sini tidak mau cerita apapun padaku?"

Belum sempat sendok berisi eksrim cokelat masuk ke dalam mulut, Yoongi berdecih karena lagi-lagi Yijeong menginterupsinya.

"Sebenarnya apa yang ingin kau tau?"

Yijeong menelan kunyahan eskrimnya, "Aku hanya ingin kau terbuka padaku seperti dulu, Yoong. Karena memendam masalah sendirian itu sungguh menyiksa."

"Ehey, memangnya aku terlihat seperti orang yang memendam masalah?"

"Jika kau memiliki kemampuan untuk mendengar, maka bakatku adalah membaca mimik wajah", ceplos Yijeong sembari meletakkan sendoknya. "Jadi kenapa? Katakan padaku sekarang atau tidak sama sekali."

"Aku lebih baik tidak mengatakannya sama sekali padamu."

Skak mat. Yijeong hanya bisa menghela napas pasrah saat Yoongi tak menggubrisnya lagi dan memilih untuk menyantap eskrimnya.

Yoongi tau bahwa sahabatnya itu mengkhawatirkan dirinya, karena sejak dulu ia memang tak bisa menutupi apapun dari Yijeong. Tapi untuk kali ini, Yoongi memilih untuk bungkam dan memendamnya saja. Lagipula ia sendiri tak paham apa yang sebenarnya ia risaukan.
Soal sikap aneh Taehyung, atau karena perkara lain?

"Permisi, saya mau pesan."

Deg.

Yoongi tersentak. Ia amat mengenali suara bariton itu hingga secara spontan kepalanya menoleh ke sana ke mari mencari sumber suara.
Dan iapun menemukan sumber itu tak jauh dari mejanya.

"Kim--Taehyung?"

Mata Yoongi membola sempurna. Mana sangka bahwa Taehyung juga datang ke kafe ini. Apa mungkin kebetulan? Rasanya sungguh aneh mengingat jarak kafe ini dengan tempat tinggal mereka cukup jauh. Dan lagi, kenapa di saat begini justru ia bertemu dengan pemuda itu?

Di sisi lain, mata Taehyungpun rupanya dengan mudah menangkap bayangan Yoongi. Ia tak kalah terkejutnya dengan Yoongi, terlebih saat mengetahui bahwa pemuda manis itu lagi-lagi terlihat bersama pemuda yang menemaninya ke pesta dansa.

"Jang Yijeong?"

Taehyung berdecih kesal. Seketika saja ia jadi hilang selera dan berniat menghampiri Yoongi. Tapi kemudian ia ingat terakhir kali ia bertemu Yoongi tengah bersama laki-laki lain, yang dilakukannya justru membuat pemuda manis itu terluka. Maka Taehyungpun mengurungkan niatnya dan menyantap eskrim strawberrynya meski tanpa selera.

.

Yoongi tersentak kaget begitu mendapati Taehyung saat keluar dari bilik toilet. Dan di detik itu juga mata mereka saling bersinggungan dan membagi tanya yang sama.

"Sedang apa kau di sini?", tanya Yoongi sembari menyalakan keran wastafel tepat di samping Taehyung.

"Cuci tangan", jawab pemuda berkulit tan  itu sekenanya tanpa balik memandang lawan bicaranya.

"Maksudkuㅡ", Yoongi mendengus kesal. "-ah sudahlah. Tidak ada gunanya aku bicara dengan orang emosional sepertimu."

Yoongi menoleh Taehyung kembali sebelum benar-benar ke luar dari toilet, "Aku sungguh tak bisa memahami apa isi kepalamu, Kim. Sejak pertemuan pertama kita dulu, hingga detik ini. Aku sebenarnya tidak berniat mengatakan ini. Tapi apa kau tau, bahwa semakin lama kau semakin memuakkan!"

Taehyung terhenyak, kakinya otomatis bergerak untuk mengejar Yoongi yang lebih dulu berlalu.

"Y-Yoongi! Min Yoongi tunggu dulu!"

Dengan sigap Taehyung meraih lengan Yoongi dan membuat si pemuda manis berbalik ke hadapannya. Kembali ia disambut dengan wajah masam penuh emosi Yoongi yang seketika membuatnya merasa bersalah.

"Mau apa lagi? Ah, apa kau melihatku dengan Yijeong? Mau mengataiku murahan lagi, hah?"

"Tunggu. Kau salah paham, aku tidakㅡ"

"Berhenti menggangguku, dan jangan pernah lagi mengusik hidupku. Sudah kuperingatkan padamu bahwa aku--bisa mendengar semuanya."

"Min Yoongi dengarkan aku dulu!", sekali lagi Taehyung menahan pergerakan Yoongi. Cengkeramannya makin kuat seiring Yoongi yang memberontak ingin lari.

"Jika kau bisa mendengar semuanya, kenapa kau tidak bisa mengerti dengan apa yang selalu aku gumamkan?"

Yoongi mendengus, "Aku selalu mendengar kau yang mengeluh banyak hal tentangku. Dan yang sering kau ucapkan adalah segala macam hinaan yang kau tujukan untukku. Haha, lucu sekali karena tiba-tiba saja kau berubah menjadi baik dan aku hampir saja luluh dibuatnya. Tapi kau tau apa yang menyebalkan, karena lagi-lagi kau mengulangi umpatan yang sama setelah itu. Aku sungguh tidak paham dengan isi kepalamu, Kim Taehyung. Sama sekali tidak!"

Dengan kasar Yoongi menghempaskan lengan yang dicengkeram Taehyung hingga benar-benar terlepas. Setelah itu ia kembali menghampiri Yijeong dan mengajaknya pulang, sebelum pemuda itu menanyakan hal macam-macam padanya.

Sedang Taehyung masih bergeming di tempat. Ia tak menyangka bahwa selama ini Yoongi sudah salah kaprah terhadapnya. Meski ia akui bahwa awal mengenal Yoongi ia merasa canggung dan tidak nyaman, tapi semakin lama ia mengakui bahwa Yoongi tidak seburuk yang ia pikirkan. Bahkan secara tidak sadar ia sudah memerhatikan Yoongi sejak lama. Namun saat itu perasaannya masih terbagi antara Hoseok atau Yoongi. Taehyung masih belum bisa menentukan siapa yang sebenarnya lebih ia pedulikan.

Dan saat bayangan Yoongi menghilang dari pandangan, Taehyung langsung menyadari bahwa harusnya ia tak semudah itu membiarkan pemuda manis itu pergi.
Seperti merespon apa yang diperintahkan otaknya, engsel kaki Taehyung kembali bergerak cepat. Sebisa mungkin ia mengejar Yoongi meski akhirnya ia kalah dari deru mobil yang dua detik lebih cepat berlalu meninggalkan dirinya.

"Sial!"



To be continued..




Singkat aja deh ya wkwk

Voice of My Heart (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang